1. Kim Namjoon: Matematika

5.3K 440 125
                                    

A Kim Namjoon's FanfictionWritten by: sthrynnara

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

A Kim Namjoon's Fanfiction
Written by: sthrynnara

°°°

Kim Namjoon, pemuda bersurai dark brown itu meloloskan napas seberat beton. Kertas ujian di hadapan belumlah terisi; nyaris masih kosong melompong. Ujian semester kali ini terasa membebaninya. Deretan angka yang tercetak di atas kertas putih itu tampak memusingkan untuk dilihat, apalagi untuk dijawab. Jadi, pasrahlah saja ia seraya menyandarkan diri ke punggung kursi amat santai dengan kedua tangan sebagai bantal.

“Kim Namjoon, kerjakan soalmu!”

Namjoon terperanjat. Tahu-tahu, sesosok pria rentang empat puluh tahun sudah berdiri di depannya begitu ia membuka mata. Itu Pak Ero; wali kelasnya. Begitu mendapati Pak Ero menyilangkan tangan sembari menatap sangsi, refleks Namjoon menegapkan badan, lantas mengangguk patuh. Pak Ero masih mengawasinya untuk sejemang waktu sebelum akhirnya kembali berkeliling; selepas Namjoon berpura-pura berkutat dengan lembar soal.

***

Sudah kuduga. Namjoon terkekeh sendiri tatkala mengobservasi selembar kertas di genggaman; miris. Nilai ujian matematikanya lagi-lagi nol. Pun alih-alih terkejut, ia justru merasa biasa saja. Toh, berpuas diri dengan angka nol yang ditulis besar menggunakan pulpen berwarna merah sudah menjadi kelumrahan nan bukan hal krusial baginya.

Ya, benar-benar hanya baginya. Karena bagi mamanya tidak.

“Kau harus belajar, Kim Namjoon! Perlu kuulang berapa kali, hah?!” Nyonya Kim memijat pelipisnya frustasi sembari menatap Namjoon tak mengerti. Ia melirik sekilas ke arah selembar kertas yang tergeletak di atas meja, lantas mengimbuhkan, “Ini nilai matematika, Namjoon! Seharusnya kau mendapatkan nilai sempurna!”

“Memangnya kenapa jika nilai matematikaku nol?”

“A-apa kaubilang?”

Dengan air muka polos nan damai, Namjoon mengulang selepas menghela napas, “Aku bilang, memangnya kenapa jika nilai matematikaku nol, Mama?”

Ada erangan yang mengudara, begitu Nyonya Kim meremas rambut penuh emosi. Relungnya kini penuh dengan rasa muak yang kian memberontak. Ia tak tahan. Sungguh, ia mengangkat tangan; secara konotatif, tentu saja. Melihat putranya yang tak sesuai harapan, bahkan amat mengecewakan, hidup baginya hanya terasa sebagai beban berat semata.

“Jelas itu masalah, Namjoon! Apa kautahu bagaimana perasaanku saat mendengar orang-orang itu berbicara bahwa aku memiliki anak idiot, huh? Aku malu!”

“Tapi aku pintar bahasa Inggris. Kenapa aku disebut anak idiot? Kenapa Mama harus malu?”

Hening menginvasi.

“Bukankah matematika bukan segalanya, ya, Mama?” Namjoon kembali memulai ucap, sekadar membangunkan si mama dari lamunan, juga dari kenyataan. “Jack Ma berhasil menjadi pengusaha sukses dari Negara China, walau pun dia tidak pandai matematika. Penulis terkenal seperti Agatha Christie juga tetap diminati karya-karyanya meskipun bukan ahli matematika. Lantas, kenapa mama sebegitu kecewanya saat memiliki seorang putra yang bodoh dalam matematika, padahal dapat menguasai pelajaran Bahasa Inggris? Apakah matematika itu segalanya, Mama?”

Kembali, suasana membeku.

“Mungkin harapan Mama adalah memiliki anak yang pandai matematika. Tapi, maaf sekali. Sepertinya mama harus berpuas diri memiliki Kim Namjoon yang pandai Bahasa Inggris.” [ ]


F i n
Published: November 10th, 2018
5.13 PM


A/N; Pertama, Selamat Hari Pahlawan! Mari menjadi generasi penerus bangsa yang bermutu, berkualitas, dan berprestasi! 💜

Kedua, alhamdulillah akhirnya buku yg satu ini dipublish juga huhuww;" Fyi, buku ini tuh dibikin sejak 3 Oktober //whoaa udh satu bulan lebih, wkwkwkw// Dan ... yap, Kim Namjoon's side sbg pembuka. Semoga pesan moral yg aku coba selipin di sini bisa kalian petik.

So much love,
Nara 💜

The Skyscrapers | BTS (✔)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon