"Nggak tau!"

Dengan langkah gontai menghampiri ayahnya di belakang rumah. Jihan masih makan siang, ia iseng mengacak-ngacak rambutnya sebelum menemui ayahnya. Pria paruh baya itu sedang duduk di saung di temani para ayam. Cuaca memang sedang panas-panasnya. Ayah Zhavira hanya mengenakan t-shirt oblong berwarna putih dengan celana pendek.

"Ada apa Yah?" tanya Zhavira seraya duduk di sebelahnya.

"Itu rumah bener kamu nggak mau tinggalin?"

"Nggak Yah, aku mau tinggal disini aja. Bolehkan?" seraya melihat raut wajah ayahnya. Untuk tahu apa di izinkan atau tidak.

"Ya udah kalau begitu. Tapi daripada kosong lebih baik di kontrakan aja, gimana?" usul ayahnya.

"Boleh yah, tapi aku maunya taunan. Biar uangnya gede gitu." Uang hasil rumah itu akan digunakan untuk biaya Jihan sekolah nanti. Sebenarnya rumah itu adalah jatahnya. Ayah Zhavira memberikan rumah masing-masing pada anaknya. Berhubung ia menikah duluan jadi dibangunlah untuknya. Namun naasnya impian untuk tinggal dirumah itu hanya tinggal kenangan.

"Ya udah kalau gitu. Kemarin Mang Darma nanyain ke Ayah. Katanya dia nyari rumah yang mau dikontrakan. Tapi ayah minta persetujuanmu dulu. Oia, mau dikontrakan berapa?"

"Kira-kira berapa, Yah?" tanya Zhavira sambil berpikir berapa harga pasaran sekarang kalau 1 rumah.

"Sekarang kalau satu rumah itu rata-rata dua belas juta, Vira," Ayahnya memberitahu.

"Oke, segitu aja, Yah." Zhavira mengangguk pasti lalu tersenyum.

"Mudah-mudahan Mang Darma belum dapat ya."

"Amiin.. Panen ubi gimana, Yah?" tanyanya mencari obrolan. Semenjak Zhavira menjadi janda Ayahnya jarang sekali bercanda. Entah kenapa seperti ada batasan yang menjulang tinggi di antara mereka. Sebelum pernikahan Ayahnya memang menentang untuk menikah dengan Rendi. Tapi Zhavira ngeyel, perjuangannya selama 2 tahun lalu berujung kesia-siaan.

Zhavira berhubungan serius dengan Rendi sejak 2 tahun yang lalu. 1 tahun pacaran lalu mereka memutuskan untuk menikah namun ditentang oleh Ayah Zhavira. Saat itu putrinya masih SMA. Dikampung menikah muda bukanlah hal tabu. Namun ada perasaan was-was sebagai seorang ayah saat putrinya ingin menikah di usia masih muda yaitu 17 tahun. Namun pada akhirnya Ayah Zhavira menyetujui pernikahan itu dengan syarat harus lulus sekolah dulu. Ayah Zhavira takut jika Zhavira nekat karena ingin menikah lalu melakukan hal-hal yang buruk seperti hamil diluar nikah. Lebih baik mereka dinikahkan saja. Tanpa waktu lama Rendi segera melamar dan pernikahan itu terjadi. Hatinya nyeri sekali mengingat semuanya.

"Besok panennya, kamu jangan lupa besok pagi-pagi mandorin yang kerja." Ayahnya memberi peringatkan. "Sama ngitung berapa kilo semuanya itu?"

"Emangnya nggak borongan aja, Yah?"

"Tengkulaknya nggak mau, maunya itung perkilo." Zhavira mengangguk mengerti.

"Iya, abis sholat subuh aku langsung ke kebun."

"Iya,"

Mereka kembali sama-sama diam. Tidak ada obrolan lain selain pekerjaan. Zhavira menunduk memperhatikan ayam-ayam yang sedang mencari makan. Kedua adiknya masih sekolah di bangku SMP dan SMA.

Zhavira anak pertama seharusnya menjadi kebanggaan orangtua tapi malah mempermalukan mereka. Dengan status yang kini disandangnya. Kadang ia berpikir, apa ini takdirnya? Menjadi janda di usia muda. Rendi menitipkan seseorang yang berharga dalam hidupnya yaitu Jihan. Orangtua Zhavira tidak keberatan menerima Jihan. Mereka menyayangi Jihan juga yang sudah dianggap cucu sendiri.

***

Jika sudah malam adalah waktunya Zhavira sendiri. Ia melihat foto Rendi dikeheningan. Ritualnya sebelum tidur. Berharap pria itu akan muncul dimimpinya. Melepaskan kerinduan yang menumpuk dihati Zhavira. Gadis itu berbaring sambil memeluk foto pernikahannya dengan Rendi.

"A, gimana kabarmu disana? Apa kamu nggak kangen sama aku apa?" omelnya. "Kenapa sekarang udah nggak muncul lagi dimimpiku? Apa disana kamu ketemu bidadari cantik?" ia menggigit bibirnya kencang. Menahan air mata yang siap meluncur bebas. "Apa yang harus aku lakuin sekarang? Kamu pergi begitu cepat tanpa ngasih aku ucapan selamat tinggal. Oia, Jihan, baik-baik aja. Kamu pasti bisa liat kan, ternyata Jihan lebih kuat dibandingkan aku." Zhavira tidak tahan lagi untuk tidak menangis. Ia terisak tanpa suara. "Aku mau tidur dulu ya, A. Besok pagi aku harus ngebantuin Ayah panen. Kalau nggak nanti ayah nggak ngasih aku uang." Ia mengusap air matanya. Tidak lupa mencium foto Almarhum suaminya. "Met malem.. I love you.. " lalu menaruh frame foto Rendi di sampingya. Seolah-olah tidur bersama suaminya. Ia menarik selimut hingga dada. Dalam tidurnya berharap Rendi hadir dan memeluknya erat.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oia, aku ganti judul ya jadi "One More Time" 😁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oia, aku ganti judul ya jadi "One More Time" 😁

Gara" ngedengerin lagu barunya Ahjussi SUJU😍😍

Sorry typo & absurd

Thankyuuuu 😘😘😘

One More Time  (GOOGLE PLAY BOOK & KBM APP)Where stories live. Discover now