The LUCKIEST Bastard | 50

86.7K 2.8K 83
                                    

UPDATE!!

JANGAN LUPA VOTE DULU SEBELUM MEMBACA!!

Happy Reading

______________

Ara menelusuri wajah tampan Liam yang sedang tertidur pulas dengan intens. Tangannya terulur untuk menyentuh hidung mancung Liam. Tanpa sadar, Ara tersenyum bahkan sampai terkekeh sendiri. Keduanya sama-sama tidak mengenakan apa-apa dibalik selimut putih yang mereka pakai.

Namun itu hanya berlangsung beberapa menit saja karena tubuh Ara tiba-tiba ditarik masuk ke dalam dekapan Liam. Ara mematung, dan menahan nafasnya sejenak. Tatapannya terpaku ke mata Liam yang masiih terpejam.

"Sejak kapan kau bangun?" Tanya Ara usai mendapatkan kesadarannya kembali.

"Sejak kau menatapku dengan tatapan maniakmu," jawab Liam tanpa berniat membuka matanya. Ia mengelus Ara yang berada di dalam dekapannya.

"Mana ada?" Tanya Ara sembari menikmati dekapan Liam yang begitu nyaman dan hangat.

Liam langsung membuka matanya kemudian mengubah posisi Ara menjadi di bawahnya. Kedua tangan Liam mengurung Ara, membuatnya tidak bisa kemana-mana selain fokus kepada Liam. Jantung Ara berpacu sangat cepat sampai kesusahan menelan saliva-nya.

"A-Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Ara gugup.

Liam menatap Ara intens selama beberapa detik kemudian menjawab, "Selamat pagi, sayang." Liam mengeluarkan senyuman khasnya, membuat jantung Ara berpacu semakin cepat.

"Se-Selamat pagi, juga," jawab Ara gugup.

"Kenapa aku baru sadar kalau kau sangat cantik ketika baru bangun," gumam Liam yang bisa di dengar jelas oleh Ara dan membuat wajahnya memerah seketika.

"Sejak kepan kau menjadi pintar berkata manis?" Tanya Ara sembari memalingkan wajahnya sementara tangannya memukul dada bidang Liam pelan.

"Aku hanya berkata manis kepadamu, sweetheart," jawab Liam kemudian mengecup bibir Ara kilat, membuat wajah Ara semakin merah. Liam benar-benar suka melihat wajah Ara yang memerah karenanya.

Liam kembali ke posisi tidurnya, tidak lagi mengukung Ara. Liam memejamkan matanya, sementara tangannya masih setia mendekap Ara. Ara pun memanfaatkan kesempatan ini, ia melingkarkan tangannya di pinggang Liam dan memeluknya erat-erat.

Namun kehangatan itu hanya berlangsung beberapa menit karena ponsel Liam yang berbunyi. Liam menggeram kesal. Dengan tidak rela, ia turun dari ranjang dan mengangkat telepon yang  mengganggu waktunya bersama Ara.

Jika tidak penting, Liam bersumpah ia akan menghabisi orang yang meneleponnya.

"Halo," ucap Liam datar.

"Tuan, ada masalah besar!" Ucap Dustin di telepon dengan nada paniknya.

"Ada apa?" Tanya Liam datar.

"Ada penyusup di dalam perusahaan dan dia membawa kabur informasi dalam perusahaan," ucap Dustin.

Rahang Liam mengeras. Ia menjawab, "Aku mengerti. Aku akan ke kantor sekarang. Kau cari siapa pelakunya."

Tanpa menunggu balasan, Liam langsung menutup teleponnya dan kembali masuk ke dalam kamar. Ia menghampiri Ara yang masih setia berada diatas ranjang.

"Siapa yang menelepon?" Tanya Ara.

"Dustin," jawab Liam. Rahang Liam yang tadi sempat menegang akibat telepon Dustin itu kini tidak lagi usai menatap wajah cantik gadis yang ia cintai.

The LUCKIEST Bastard [ON REVISION]Where stories live. Discover now