GOOD MEMORIES | BAD MEMORIES

Start from the beginning
                                    

"If .. ify.." Sion. Sahabat baik Septian. Lelaki berprofesi sebagai Tatto Artis itu tidak menyangka adik sahabatnya akan datang. Padahal lelaki itu tidak menemukan Ify saat pemakaman.

"Duduk sini, kamu sama siapa kesini?"

"Kak boleh Ify minta tolong?" Tanya Ify dengan suara seraknya.

"Apa?" Sion mendadak rapuh, ia melihat Ify yang seolah tidak bernyawa. Dulu gadis ini begitu ceria, namun gadis yang bertumbuh dewasa itu terlihat sangat layu.

"Ify mau di tatto kak." Ucap gadis itu sembari menjulurkan tangannya.

Sion langsung tanggap, tulisan ditangan itu adalah tulisan sahabatnya.

"Tatto itu sakit lo fy." Ify menggeleng hebat. Air matanya kembali menetes dari matanya.

"Ini hadiah terakhir dari kak tian kak. Ify mohon." Ucap ify dengan nada memohon.

Sion sejenak berfikir, lelaki itu menarik nafasnya berat. Ia tidak yakin membubuhkan jarum tipis ditangan gadis rapuh itu. Ia pun harus befikir apakah Septian akan menyumpahinya jika ia menuruti Ify saat ini.

"Yaudah tunggu sebentar."

Ify mengangguk, gadis itu kembali menangis ketika kenangan-kenangan dari masa lalunya ditempat ini kembali ia ingat.

Merelakan seseorang itu bukan hal mudah, apalagi merelakan untuk ditinggalkan selamanya. Ify masih sangat trauma ditinggal orang tuanyanya. Dia sekarang benar-benar sadar bahwa ia tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini.

"Yakin mau di tatto?" Tanya Sion ketika sudah siap mengabulkan permintaan gadis itu.

"Yakin kak." Sion kembali menarik nafasnya lagi.

"Yaudah."

Mereka dia beberapa saat, Sion berfikir keras akan tidakkannya dan Ify semakin larut dalam kenangannya.

"Septian, dia dipanggil tuhan karena dia orang baik. Dia harus pulang karena tuhan pengen Ify belajar ngejaga diri Ify sendiri."

Ify diam menyimak, ia membiarkan Sion menceritakan apa yang ia ingin katakan.

"Kak Sion emang nggak tahu kenapa harus Septian yang jadi korban perampokan. Dan polisi udah kita kerahin buat cari kebenaran yang ada."

"Kak Sion, Kak tian sayang Ifykan?" Tanya Ify sembari menahan sakit ditangannya.

"Sayang banget." Jawab Sion mantap.

Ia sangat tahu bagaimana Septian menyayangi Ify begitu dalam, ia tahu seberapa dalam Septian memperjuangkan Ify untuk kembali bangkit dari traumanya. Namun Sionpun menyesal. Septian menjadi orang pertana yang membuat trauma itu kembali menyapa gadis ini.

"You did well fy." Ucap Sion sembari fokus menggambar lagi. Ia tidak paham memgapa ia ingin membaca apa yang Septian tulis. Sekalipun lelaki itu tidak tahu apa maksud Septian, namun lelaki itu yakin. Hal ini yang selalu Septian simpan didalam hatinya.

- - -

Ify bangun terduduk dan kembali memangis. Mimpi dari masa lalunya membuat ia kembali jatuh di dalam rasa rindu yang membelenggu. Ia tidak tahu kenapa hidupnya yang menyedihkan kembali mengikatnya. Rasa bersalah kepada Septian kembali timbul.

"Fy.." panggil Rio dengan heran.

Rio masih mengeringkan rambutnya dengan handuk. Pukul 4 pagi dan lelaki itu baru saja menyelesaikan salah satu lagunya. Ozy, adik mereka itu baru saja lelap dalam tidurnya.

Melihat Ify yang memangis seperti itu Rio perlahan mendekat, Ify sama sekali tidak bergeming. Perlagan Rio memeluk gadis itu mencoba memberikan ketenangan kepada gadis yang diam-diam ingin ia jaga.

[END] Umbrella plant : Story About UsWhere stories live. Discover now