MALAM | HUJAN

1.3K 142 9
                                    

"Hujan" Gumam Cakka memandang jendela studio yang mengarah langsung keluar ruangan.

Masih ada waktu setengah jam lagi sebelum pekerjaan mereka hari ini berakhir.

Cakka melihat Rio yang masih menunduk membaca skrip siarannya. Hari ini lelaki itu tidak banyak berbicara selain membicarakan pekerjaan.

Sedikit mengingat percakapan yang tidak selesai tadi mengenai perkelahian semalam membuat Cakka sadar bahwa Rio memang tidak baik-baik saja.

'Hidup seseorang kadang emang selalu keliatan indah dimata kita'

'Tapi kita nggak pernah tahu apa yang dia simpen'

'Nggak semua orang juga mau ngasih tahu dunia'

'siapa dirinya sebenernya'

'Karena mereka nggak yakin dunia bisa nerima dirinya apa adanya'

= = =

"Hujan" gumam Ify.

Gadis itu membuka lebar tirai kamarnya dengan penuh senyum. Malam ini sangat terlihat surah diluar sana. Kabut yang menutupi terang lampu jalan membuat suasana sepi diluar sana sedikit mencekam.

Ify mematikan seluruh lampu kamarnya, menyalakan lilin aroma terapi kesukaannya. Suasana yang sangat sepi dan sunyi dipadukan dengan suara radio yang masih ia biarkan menyala.

Hari ini Ify tidak terlalu tertarik dengan suara seseorang yang sudah akrab dengannya itu. Lelaki itu terdengar sedih untuknya.

Baru beberapa saat yang lalu Ify menyadari bahwa suara lelaki yang ada di radio itu adalah suara tetangga samping rumahnya.

Ify melirik jam yang ada dinakas tempat tidurnya, 10 menit sebelum pukul 2 pagi. Setengah jam lagi Rio akan datang.

'Dokk dookk dokkk'

'Mario keluar!!'

Ify tersentak mendengar suara pintu unit sebelah dipukul sebegitu kerasnya dipukul 2 pagi. Siapa yang menagih hutang pagi-pagi?

Ify bergegas menuju pintu rumahnya mengintip dari lubang kecil untuk mengecek siapa yang ada diluar sana.

Lelaki paruh baya dengan keadaan mabuk ada disebelah kamarnya. Ify yang mendadak merasa takut mundur perlahan. Lagi-lagi bayangan ketakutan muncul di otakknya.

Ify sesegera mungkin masuk ke ruang kerjanya mengambil obat penenangnya, meminumnya dan lari ke tempat tidurnya.

Mendengar suara pintu dipukul membuat kepalanya pusing dan nafasnya sesak.

"Rio cepet pulang"

- - -

"Loh bang." Ozy terkejut memandang kedatangan Rio pagi ini.

"Kok lo tumben masih bangun?"

"Tadi bokap lo kesini mabuk, gw tidur anteng-anteng kebangun."

"Ngapain?"

"Heh?"

"Bokap gw ngapain kesini?"

"Nyariin nama lo dibuku tamu."

Rio mendengus sebal, tangan kananya lebih erat lagi menggengam bunga yang ada ditangannya. Amarahnya naik perlahan.

"Bang, jangan ngamuk disini." Gurau Ozy menyadarkan Rio.

"Gw takut aja lo kesurupan" imbuhnya.

"Bisa aja lo. Gw ke mama dulu." Ucap Rio kemudian meninggalkan Ozy sendirian.

[END] Umbrella plant : Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang