SIANG | MALAM

1.6K 137 11
                                    

Rio bangun mendadak ketika suara keras musik terdengar di kamar sebelah. Nyawanya yang belum terkumpul membuat dia mendadak pusing. Ini masih jam 7 Pagi dan suara itu sudah membuat jam tidurnya terganggu.

"Ini cewe gila apa gimana sih?" Gumam Rio masih dengan suara paraunya.

Namun perlahan suara musik itu mengehilang, mungkin sang tuan menyadari kesalahannya. Rio tidak ambil pusing ia memilih melanjutkan tidurnya. Setidaknya hari ini ia bisa tidur sampai jam 10 pagi.

Baru beberapa detik ia mencoba tidur, sebuah pikiran mengganggu Rio kali ini. Selama sebulan Rio benar-benar tidak pernah mendengar suara apapun dari kamar sebelah. Sampai-sampai dia merasa bahwa kamar sebelah memang kosong. Ini keajaiban.

Menyadari dirinya tidak akan bisa tidur lagi Rio memilih untuk bangun. Melakukan pemanasan kecil untuk meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Sesekali Rio memiringkan kepalanya. Kebiasaan saat berfikir keras. Rio mencoba mengingat bagaimana suara tetangganya itu. Namun benar-benar tidak pernah ada suara. Padahal jika tetangga sebelahnya yang lain sekedar bernyanyi Rio bisa mendengarkan itu.

"Emang ada ya manusia yang nggak pernah nyanyi." Ucap Rio sekenanya.

- - -

Ify masih mengelus dadanya perlahan. Gadis ini kaget sekaligus panik secara bersamaan. Niatnya hanya menyalakan musik seperti biasa. Tapi ia tidak tahu jika volumenya bisa sekeras itu.

Ify bersyukur ia tidak terkena serangan jantung atau setidaknya serangan panik. Bisa-bisa niatnya hancur untuk menata Rumah sekaligus kamarnya ini.

Ify masih menunggu tukang paket mengirim pesanannya yang diperkirakan datang hari ini. Sebuah boneka Pinguin yang ia taksir karena ia lihat di drama korea.

Sekalipun Ify berbeda dengan gadis lain. Ia masih memiliki hal yang sama. Mencintai lelaki tampan. Mengidolakan boyband korea. Menghabiskan waktunya menonton drama dan lain sebagainya.

Dunianya hanya seperti itu. Walaupun ia tidak memiliki teman didunia nyata. Namun gadis ini masih memiliki teman-teman maya di ponselnya.

Ify melirik tumpukan kertas dan Novel yang ada di nakas meja kerjanya. Selain penuh dengan coretan ada beberapa kertas dengan noda kopi disana.

Ify perlahan membuka beberapa Novel. Tersenyum simpul, bangga dengan dirinya sendiri. Ke-HALU-annya benar-benar membuahkan hasil. Semua impian yang ia tulis mampu membuatnya kaya di usia muda.

Ify mengalihkan pandangannya. Menatap nanar kertas berisikan lirik-lirik lagu. Kelemahan Ify ada dipenulisan lagu. Ia terlalu lemah untuk itu.

Ify memilih merapikan semua kertas itu. Menaruhnya didalam kardus dan mulai meneruskan kegiatan pembersihan rumah hingga suara lelaki membuat semangatnya naik.

'PAKETTTTT'

- - -

Rio memandang tukang paket yang sudah hampir 5 menit menunggu pintu dihadapannya terbuka. Tapi sama sekali pintu itu tidak memiliki tanda akan dibuka.

"Pergi kali bang orangnya." Kelakarnya.

"Astaga, abang mulai kapan disitu." Rio mengedipkan matanya heran.

"Abang gak sadar saya disini dari tadi?"

"Nggak bang. Kalau sadar mana mungkin saya kaget."

"Bener juga sih."

"Abang aja yang nerima biar saya tinggal. Ini boneka nih bang kalau dikardusin mah bagus lah ini begini aja." Ucap lelaki yang usianya sama dengan Rio itu dengan memasang mimik wajah memelas.

[END] Umbrella plant : Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang