PROFESIONALITAS | TATTO

1.2K 127 14
                                    

Cakka masih terpukau dengan kedatangan Ify malam ini, gadis yang beberapa saat lalu masih menjadi "anak bebek" Rio itu kini berjalan begitu anggun kehadapannya.

"Hallo." Cakka terkesiap ketika Shilla yang tak lain manager Ify menyapanya.

"Oh hay Shill, gimana kabar?"

"Baiklah, btw gitu banget liatin Ify, kenapa? Jatuh cinta?" Goda Shilla.

Selayaknya hubungan kerja seorang PD radio dan media, hanya sebatas itulah kedekatan Cakka dan Shilla. Mereka hanya bertemu beberapa kali saja itupun diacara penting.

"Nggak, punya Rio." Jawab Cakka singkat.

"Serius?" Cakka mengangguk mantap.

"Ayo fy.." Ify hanya mengangguk, badannya super lelah hari ini. Pikiran dan semua tekanan dari kegiatan barunya membuat rasa lelah itu semakin parah.

"Ntar siaran sama Rio udah siapkan?"

"Udah kok kak."

"Bagus deh kalau gitu."

- - -

Rio benar-benar kelabakan hari ini, ini pukul 23.36 dan ia baru selesai dari kegiatan rekaman hari ini. Padahal setengah jam lagi ia sudah harus menjalankan tugasnya sebagai penyiar radio.

"Vin, iel gw cabut." Ucap Rio kemudian berlari tanpa mempedulikan sahutan-sahutan yang terdengar dari belakang.

Jujur hari ini Rio benar-benar lelah, untuk mengerjakan lagu setengah jalan saja membutuhkan waktu setengah hari dan itu tidak berakhir sempurna. Sedikit mengumpat ketika rasa lapar yang menyerangnya timbul kembali. Seharian ini Rio hanya sempat untuk minum, tidak sempat untuk mengunyah sama sekali. Kebiasaan buruk Rio.

Rio secepat mungkin melaju menuju studio, sudah tidak peduli lagi dengan lapar atau apalah itu, ia bisa meminta tolong Cakka untuk membelikannya makanan nanti.

- - -

Tidak hanya rasa rindu, rasa lelah bisa dengan mudah terhapuskan dengan bertemu. Obat paling ampuh atas dua hal tersebut adalah bertemu dengan alasan sebuah kebahagiaan. Bertemu tidak harus secara janji. Namun, pertemuan yang tidak sengaja membuat senyum itu lebih mengembang dari pada suatu hal yang di rencanakan.

"Sorry gw telat." Ucap Rio yang terlihat dengan jelas baru selesai berlari dari arah parkiran.

Semua orang disana terdiam dan memandang Rio dengan heran. Cakka yang merasa itu bukan masalah besar, Ify yang memandang Rio begitu berantakan dan Shilla yang memandang takjub karena Rio tidak serapih biasanya.

"Abis dari mana?" Tanya Shilla heran.

"Kok.."

"Pasti gak buka HPkan?" Cerca Cakka jutek, Cakka sangat tahu jika rekan kerjanya itu sibuk ponselnya hilangpun dia tidak akan sadar.

"Kok ada Ify."

"Udah kenal Ify?" Tanya Shilla kaget.

"Kan tadi udah gw bilang kalau Ify punya Rio."

"SERIUS?" Tanya Shilla tidak percaya.

Rio mengabaikan hal itu, ia memilih memandang Ify dengan pandangan super lelahnya. Rio masih tidak paham kenapa Ifypun ada ditempat ini.

"Bukan, sekedar teman." Rio terdiam, untuk kesekian kalinya. Ia terkejut ketika Ify mengatakan mereka hanyalah teman.

"Iyakan io?" Tanya Ify mencari dukungan.

"Jadi hari ini gw siaran sama Ify?"

Cakka yang peka akan suasana menyerahkan skrip yang mau tidak mau harus ia siapkan sendiri tadi. Ia sempat mewawancarai Ify terlebih dahulu. Sesuai dengan prosedur sebelum interview.

[END] Umbrella plant : Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang