ARTI KEBAHAGIAAN | TERIMAKASIH

1.1K 123 5
                                    

"Ati-ati berangkatnya." Ucap Ozy yang sudah turun terlebih dahulu dari mobil yang ditumpangi Ify itu.

"Iya, kamu jangan lupa makan." Ozy tersenyum mendengar perintah itu.

"Kak pake lo-gw aja. Gak usah aku-kamu, geli gw. Pak titip ka Ify ya, sampe ada apa-apa sama kakak saya bapak harus ngadepin saya."

"Siap mas ozy tenang aja."

"Yaudah pak, kak ozy sekolah dulu." Ucap Ozy sembari melambaikan tangan.

Mulai hari ini memang Ify sudah disibukkan dengan jadwal barunya, sebagai seorang penulis seutuhnya. Acara mulai dari talk show ditv hingga bedah buku di toko buku. Sudah memebuhi jam kerja Ify hari ini.

"Hari ini non Ify ke Tv dulukan ya? Habis itu ke media cetak, ke toko buku, makan siang, ke media online habis itu istirahat bentar di daerah kota buat mandi dan lain-lain. Masuk malam ada wawancara sama media di cafe. Malemnya ke radio ya non?" Mendengar jadwal Ify sepadat itu otaknya sedikit berdenyut.

"Ify ikut bapak saja pak. Kan bapak yang tahu jadwal Ify." Ucap ify dengan senyum seadanya.

"Siap non. Wahh non ify ini gak pernah keluar sekalinya keluar beneran jadi artis. Non boleh gak bapak minta tanda tangan?" Ify terkikik.

"memang bapak baca novelnya Ify?" Tanya ify menggoda.

"Anak saya non, rela ga jajan demi beli novelnya non. Padahal anak saya uang jajannya cuman 10rb perhari. Maklum masih SMP."

"Kapan-kapan Ify boleh ketemu anak bapak?" Tanya ify masih dengan senyum yang mengembang.

"Wahhh boleh banget non."

"Yaudah nanti diatur jadwalnya aja ya pak."

"Siap non, eh non ini jemput mba Shilla dulu ya. Soalanya yang nemenin non ify nanti mba shilla."

"Iya bebas terserah bapak aja."

- - -

"Ozy.." Panggilan itu membuat Ozy berhenti melangkan suara seorang gadis yang tadi malam baru ia temui.

"Apa kangen?" Jawab Ozy sembari menyamakan langkahnya dengan Acha.

"Hehe tau aja."

"Apa kabar?"

"Baik."

"Bukan lo." Ozy mendadak berhenti.

"Terus?"

"Ka Ify sama Deva." Ozy mendengus, lelaki itu kembali berjalan sembari mempercepat langkah kakinya.

"Woy ilah ngambek." Ozy tetap berjalan seolah tidak mempedulikan Acha padahal senyum tipisnya mengembang begitu manis.

"Ozy jangan ngambek, kan gw udah tahu kabar lo."

"Gimana emang?" Jawab Ozy yang mendadak berhenti, hal itu tentu saja membuat Acha tanpa sengaja menubruk dada bidangnya.

"Aduh sakit, selama ada gwkan lo pasti baik-baik aja." Jawab Acha sembari mengusap hidungnya yang lumayang ngilu.

"Ish PD sekali dikau."

"Yee, kenyataan kok."

"Acha..." Ozy dan Acha kompak menoleh kearah panggilan itu.

Debo, cowo basket, ketua osis. Dambaan semua kaum hawa sedang berjalan menghampiri mereka berdua.

"Yaelah tutup kompor. Gw duluan cha." Kata Ozy kemudian meninggalkan Acha begitu saja.

Melihat hal itu Acha terkejut dua kali. Ia risih dengan Debo dan dia ditinggal begitu saja oleh lelaki idamannya.

[END] Umbrella plant : Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang