Prolog

13.5K 1K 77
                                    

"Allah Tidak Membebani Seseorang Itu Melainkan Sesuai Kesanggupannya."
(Q.S Al-Baqarah 2: 286)

🌈🌈🌈

Jam dinding berdetak, menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Artinya, baru satu jam yang lalu Aku tidur, lalu terbangun kembali.  Akhir-akhir ini mataku tidak bisa diajak kerjasama. Entah karena insomnia atau karena pikiranku yang mengganggu. Aneh.

Akhirnya, Qiyamul lail kulakukan, seutas doa tidak lupa kusematkan. Sembari menunggu kumandang Adzan subuh, Aku memilih duduk dengan mendongkak ke langit-langit kamar, menatap rumah dengan atap langsung genting tanpa plafon, sesekali mengendarkan pandangan pada sekeliling kamar, melihat adik-adikku yang terlelap tidur dengan selimut membungkusnya.

Sejenak aku diam dan memikirkan beberapa pertanyaan yang muncul di kepalaku--ucapan dari teman-teman, juga fakta yang tersaji jelas di hadapanku-- seperti meminta penjelasan dari enigma yang terus ada.

Hidupku seperti seekor kelinci di tengah kawanan singa. Tatapan pemangsa jelas timbul di sana. Setiap kali aku berjalan melewati teman-teman sekolahku, tatapan dingin dan hina selalu kudapatkan.

'Dia anak yang dibuang.'
'Dia orang miskin.'
'Dia aneh.'

Dan masih banyak hal lainnya.

"Apa yang salah denganku?"

Aku beranjak dari alas tidur, berjalan pelan menuju jendela di sudut kanan kamar, sedikit berhati-hati takut membangunkan adik-adikku yang lain. 

Menatap hujan yang terguyur deras pagi ini, lantas seketika pandanganku terpaku pada satu titik: Papan kayu bertulis 'Rumah Pelangi.'

Tiba-tiba genangan air mataku tumpah ruah tanpa komando, mengingat bagaimana perjuangan kami tinggal di sini.

"Astagfirullah hal adzim... Astagfirullah hal adzim... Astagfirullah hal adzim."

"La Tahzan, Innallaha Ma'ana."

Aku merapalkan doa ketika mengingat ucapan mereka, juga berusaha baik-baik saja meski bibirku bergetar saat mengucapkan lafadz Allah. 

Walau hidup kami dipenuhi pandangan hina, juga caci maki yang selalu kami terima. Namun, percayalah... di sini kami menemukan sesuatu yang seharusnya kami dapat dari 'rumah sebenarnya.'

🌈🌈🌈

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

====================

Assalamualaikum. Hai, hallo.

Perkenalkan namaku Diah Rahmayani, pemilik akun wattpad Magicilicious. Kalian bisa panggil aku Diah atau Rahma atau Sayang juga boleh *uhuk. 

Alhamdulillah, aku bersyukur pada Allah Subhanahu wa ta'ala karena berkat-Nya, aku bisa menjadi bagian dari keluarga besar SWP, dan terpilih menjadi bagian di Gen-2 ini.

Jujur aja, dulu enggak pernah nyangka sama sekali hehe.

Terimakasih kakak-kakak SWP Gen-1, yang sudah percayakan aku buat menghasilkan karya di akun SWP.

Gimana sama prolog tadi? Penasaran gak?😅

Harapanku, semoga temen-temen semua suka dengan karyaku, semoga tulisan ini juga bisa bermanfaat, ya, Aamiin.

Jangan lupa mampir ke cerita SWP Gen-2 yang lain, dan tambahkan ke reading list kalian😁

Karena di akhir cerita SWP Gen-2 nanti, kita juga akan adakan GA untuk temen-temen semua.

Jangan lupa dibaca, ya. Tunggu kelanjutan ceritaku "Rumah Pelangi."

Salam sayang, Magicilicious

Rumah Pelangi [SELESAI]Where stories live. Discover now