38. Regret

1.3K 42 0
                                    

"Salah satu gejalanya adalah mual dan pusing, dan akibatnya ya ini, bayi anda lahir prematur tapi untungnya bayi anda baik baik saja"

Aku tidak tau harus menjawab apa aku hanya diam mendengar penjelasan dokter.

"Saya kira kondisinya akan membaik, tapi sepertinya penyakit ini sudah lama diderita dan terlanjur sudah parah, gejalanya memang pusing, mual dan sakit perut. Istri anda sudah lama menderita itu, dia bilang sudah dua bulan sebelum ini"

'Aku bahkan tidak tahu jika selama itu dia sakit, aku sangat merasa bersalah karena waktu itu mengabaikannya' renungku dalam hati.

"Penyebabnya apa dok ?"

"Bisa karena tekanan darah, gen, pola makan atau bisa jadi stres"

'Vale stres karena aku, aku mengutuk perbuatanku sendiri, aku benar benar menyesal'

"Lalu sekarang bagaimana kondisi istri saya ?"

"Dia koma, dan saya tidak bisa memastikan akan sampai kapan dia sadar"

Duniaku terasa hancur seketika. Aku seperti kehabisan oksigen. Tubuhku terasa lemah dan seperti membawa beban berat lagi.

.......

Setelah aku keluar dari ruang dokter aku masuk kamar inap Vale yang sudah dipindahkan dari kamar bersalin.

Vale terlentang dengan mata tertutup rapat dan wajahnya masih sangat pucat. Aku mendekat menyentuh kepalanya lembut. Mencium keningnya pipinya juga hidungnya.

"Maafkan aku" ucapku lirih.

Aku menarik kursi dan duduk di sisi ranjang Vale.

"Aku benar benar menyesal"

"Aku mohon sadarlah, anak anak membutuhkan kita"

"Jangan hukum aku seperti ini, sangat berat, sangat sangat berat Vale aku mohon sudahlah jangan hukum aku lagi"

Aku sudah tidak bisa menangis lagi. Hanya lemah yang kurasa.

......

Aku melangkah pulang. Sepanjang jalan aku hanya melamun. Sampai dirumah aku menghampiri Edzard. Mengangkatnya ke pelukanku. Dia mengalungkan lengannya ke leherku.

"Apa adik sudah keluar ?"

"Sudah" jawabku.

"Yey aku bisa melihatnya ?"

"Nanti dulu, boleh ayah dapat satu ciuman dari Edzard ?"

Lalu Edzard mengalungkan dua lengannya ke leherku dan mencium pipiku. Aku terus membayangkan betapa kasihan putraku yang harus kekurangan kasih sayang ibunya.

Aku mengatakan kepada Yulia kondisi istri dan anak keduaku. Sekaligus aku meminta bantuannya untuk tetap menjaga anak anakku. Aku berencana menambah asisten untuk merawat putri kecilku.

We Will be OkWhere stories live. Discover now