31. Sick

1.4K 47 0
                                    

"Aku berangkat !" Ucap Vano dengan mengangkat Edzard ke dalam pelukannya.

Seperti biasa Vano tetap berpamitan tanpa seutas senyum di bibirnya. Aku sudah terbiasa dengan sikap dingin Vano. Vano tidak pernah mengeluarkan kata kasar atau berlaku kasar padaku. Hanya saja sikapnya selalu dingin dan misterius. Itu sangat membuatku tersiksa. Aku diabaikan, bahkan terkadang tidak dianggap. Sesekali Vano membentak itu mampu membuat hatiku hancur berkeping keping.

Pulang larut malam masih menjadi rutinitasnya. Terkadang juga tidak pulang sama sekali dan tidak memberi kabar. Aku sudah sangat terbiasa dengan kondisi ini. Sudah hampir 3 bulan lamanya. Apakah selamanya Vano akan seperti ini atau. Entahlah aku percaya Tuhan pasti punya rencana indah setelah ini.

......

'Zzzzrrrrr' suara kran dari westafel mengguyur sisa muntah yang baru saja aku keluarkan.

"Ibu baik baik saja ?" Yulia mengelus punggungku dan membawakan aku segelas air mineral.

Aku meraih gelas itu dan meminumnya.

"Aku pusing dan perutku sakit"

"Sebaiknya kita ke dokter" ajak Yulia.

"Nanti saja setelah pusingku reda"

Yulia menuntunku berjalan ke kamar. Dan aku merapatkan mataku.

Beberapa saat aku mual lagi dan terus terulang. Aku benar benar tersiksa. Hingga akhirnya aku dan Yulia ke dokter untuk memeriksakan diri. Aku tidak memberitahu Vano pikirku mungkin kabarku hanya akan membuatnya tidak nyaman, biarlah saja selagi aku sanggup sendiri.

.......

"Bagaimana dokter ?" Tanyaku setelah dokter memeriksaku.

"Sudah berapa hari ibu mual dan pusing ?"

"Kalau mual baru hari ini, pusing sudah 3 hari ini tapi yang hari ini lebih sakit dari sebelumnya dok"

"Baiklah saya akan memberi resep, tolong jaga pola makan ibu dan juga jaga pikiran ibu jangan terlalu stres ya"

Setelah itu aku dan Yulia menebus resep di Apotek. Aku sampai di rumah sebelum Edzard datang.

'Jangan terlalu stres' ucapan dokter itu terus menghantuiku. Aku merasa bersalah karena aku tidak menstabilkan pikiranku demi kesehatan bayi yang ku kandung.

We Will be OkWhere stories live. Discover now