bagian 24

2.2K 129 4
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa Vote ya.

***

Hari minggu yang cerah tetapi tak bisa mencerahkan hati Widya. Sudah seminggu sejak Reno diijinkan pulang dan beristirahat di rumah dan sudah seminggu pula Widya tak bertemu dengan Reno. Setelah menghabiskan waktu selama 2 bulan bersama Reno membuat Widya sering merindukan Reno lebih dari yang diinginkannya. Rasanya ada yang kurang saat Widya menjalani hari-harinya tanpa bisa bertemu Reno. Kebetulan hari ini dia mendapatkan libur ekstra. Widya ingin sekali menjadi perempuan tak tahu malu dengan mengunjungi Reno di rumahnya. Tetapi Widya belum memiliki keberanian sebesar itu untuk melakukan tindakan nekad yang bisa mempermalukan dirinya. Widya harus bersabar. Reno akan mulai bekerja besok senin dengan beban pekerjaan yang ringan. Dia pasti bisa bertemu dengan Reno lagi segera tanpa menyusahkan Reno. Karena Reno selalu memaksa ingin mengantarkan Widya bekerja bersama dengan supirnya agar bisa bertemu dengan Widya. Dan Widya selalu menolak keinginan itu karena tak ingin Reno kelelahan.

Sejak pagi Widya sudah menyibukkan dirinya. Dia membantu Ibu menyelesaikan pesanan kue, membersihkan rumah, bahkan menata tanaman dan bunga-bunga di pekarangan kecilnya. Widya menjadi bersemangat karena sudah mendengar suara Reno di telpon tapi suara saja tak bisa mengurangi rasa rindu yang dirasakannya. Widya tetap menginginkan kehadiran Reno langsung dihadapannya.

Suara motor yang tak asing untuk telinga Widya memasuki pekarangannya saat Widya sedang menyiram bunga-bunga di pot yang ditata rapi di teras rumah. Widya langsung menyesali hari bebasnya. Pasti Ibu yang menghubungi Farhan dan memberitahukan tentang jadwal kerja Widya. Widya tak menyukai kedekatan antara Farhan dan Ibu. Widya meletakkan ember kecilnya di sudut teras dekat keran air dan menyambut kedatangan Farhan dengan sopan. Hubungannya dengan Ibu sudah membaik setelah perdebatan kecil mereka. Widya tak ingin melakukan perdebatan itu lagi hanya karena dia tak menyambut kedatangan Farhan dengan sopan. Tak apa Widya masih sanggup menanggungnya hari ini.

"Rajin sekali, Wid." sapa Farhan sambil melepaskan helmnya. Dia memarkirkan motornya di bawah pohon rambutan yang rindang.

"Hanya rutinitas biasa, Mas. Silahkan duduk, Mas." Widya mempersilahkan Farhan duduk di kursi tamu di teras. Widya sengaja tak ingin mengajak Farhan masuk ke dalam rumah agar Ibu tak bisa mendengar dengan jelas percakapan yang mereka lakukan. Karena Widya ingin menyelesaikan masalahnya dengan Farhan hari ini.

"Ibu ada di rumah, Wid?" Tanya Farhan setelah duduk di salah satu kursi paling dekat dengan Widya.

"Ada, Mas. Widya panggilkan dulu ya sekalian buatin minum untuk Mas Farhan." Widya langsung masuk ke rumah tanpa menunggu jawaban Farhan. Dia ingin menyiapkan diri dan memikirkan kata-kata apa yang harus diucapkannya untuk menjelaskan kepada Farhan bahwa dia sudah memiliki seorang pacar.

Widya menghampiri Ibu di dapur kering untuk memberitahukan kedatangan Farhan. Ibu langsung bersemangat meninggalkan pekerjaannya dan menyambut kedatangan Farhan. Widya sengaja berlama-lama saat menyiapkan minuman dan makanan kecil untuk Farhan. Widya ingin Ibu menemani Farhan lebih lama sebelum Widya menyampaikan pikirannya selama ini.

"Silahkan dinikmati Nak Farhan. Ibu masuk dulu," Ibu meninggalkan Widya dan Farhan setelah Widya selesai menghidangkan makanan dan minuman untuk Farhan.

"Hari ini kamu ada acara nggak, Wid?" Tanya Farhan setelah meminum es sirup buatan Widya. Hari ini Farhan berpenampilan lebih rapi dari biasanya. Dia juga terlihat lebih segar membuat Widya merasa was-was gerangan apa yang direncanakan Farhan dari rumah.

"Aku ingin membantu ibu mengantarkan kue ke beberapa pelanggan, Mas." jawab Widya asal. Sebenarnya dia tak memiliki rencana apapun hari ini.

"Akhir-akhir ini sibuk sekali ya, Wid?" Farhan terus membuka percakapan. "Setiap aku telpon atau SMS kamu jarang bales."

Antara Aku dan Dia S2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang