bagian 18

2K 127 17
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa Vote ya.

***

Lampu ruang makan tiba-tiba menyala, Reno yang sedang terpekur akhirnya merasa silau dengan sinar yang tiba-tiba muncul. Dia menatap sekeliling dan menemukan ayahnya sedang berdiri menatapnya dengan heran.

"Kamu nggak istirahat, Ren?" Pak Chandra mendekati Reno.

"Ini Reno mau ke kamar, Pa." Reno bangkit dari kursi makan.

"Duduk dulu, Ren papa mau ngomong." Pak Chandra duduk di samping Reno. "Kamu pulang jam berapa? Mama cemas menunggumu pulang dan akhirnya tertidur."

"Jam 11, Pa." Reno menatap jam di ruang makan yang sudah menujukkan pukul 01.00 pagi. Dia tak menyadari bahwa sudah menggunakan begitu banyak waktu hanya untuk memikirkan kenapa Widya meninggalkannya dengan begitu tiba-tiba.

"Ada masalah di rumah sakit?" Tanya Papa lagi. Papa adalah figure ayah yang sibuk tetapi selalu bisa meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati dengan putra-putranya.

"Nggak ada, Pa. Reno tadi hanya ingin jalan-jalan sebentar sebelum pulang ke rumah." Pikiran Reno masih dipenuhi dengan Widya.

"Katanya kamu ingin mengenalkan calon kamu ke Mama Papa, kapan Ren?" Papa mengalihkan pembicaraan.

"Reno belum sempat, Pa. Kami masih sibuk. Papa sama Mama nggak akan menentang calon Reno kan karena jika memang iya Reno akan menikahinya diam-diam."

"Hahaha..." Papa tergelak. "Punya pemikiran darimana kamu, Ren. Kenalkan dulu baru kita bisa menentukan sikap. Jika dia adalah perempuan baik tak ada alasan untuk kami menentang hubungan kalian."

"Reno akan segera mengenalkannya ke Papa, Mama. Reno istirahat dulu, Pa. Jika Papa ada waktu sebaiknya melakukan general check up. Sepertinya papa sedikit kelelahan akhir-akhir ini." Reno meninggalkan papanya.

"......." Papa menatap Reno dengan senyum pengertian. Anak tengahnya ini sedang ada masalah tetapi tetap menyimpan semuanya sendiri.

Kamar Reno dibiarkan temaran. Hanya cahaya dari teras yang menerangi. Dalam gelap Reno bisa berfikir dengan lebih baik. Dia terus berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit kamaranya yang gelap. Kata-kata Widya dan perlakuan Widya sebelum meninggalkannya terus terngiang di kepala Reno. Kenapa? Apa salahnya? Apa Widya memiliki masalah? Masalah apa? Apa ibu tak merestui hubungan mereka?

Malam ini setelah Reno menyelesaikan shift sorenya, dia tak langsung mengendarai mobilnya untuk pulang ke rumah. Reno terus berputar-putar disekeliling rumah Widya. Ingin sekali Reno mendatangi Widya langsung dan meminta penjelasan. Tetapi Reno tahu dia tak akan mendapatkan apa-apa jika melakukan hal yang bar-bar seperti itu. Jika ingin mendapatkan jawaban dari Widya, Reno harus mau bersabar sampai Widya merasa tenang. saat Reno menyadari tindakannya sia-sia, malam sudah semakin larut dan Reno memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia butuh istirahat dan waktu yang tenang untuk memikirkan segalanya.

"Apa yang terjadi denganmu, Wid? Apakah kita benar-benar berakhir seperti ini?" Reno bertanya dalam hatinya.

Fajar sudah menyingsing, suara kokok ayam tetangga pun terdengar dan kantuk yang Reno tunggu tak kunjung datang juga. Pikirannya dalam keadaan terjaga semalaman ini. Dia merasa lelah tetapi tak bisa tidur. Semuanya akan baik-baik saja andaikan Widya mau menerima telpon atau membalas satu saja pesan singkatnya.

Cahaya mentari pagi mulai masuk dari sela-sela tirai membuat kamar Reno lebih terang dari sebelumnya. Mata itu tetap terbuka dengan nyalang, tetapi tak ada keinginan apapun untuk melakukan aktivitas. Padahal Reno tahu dia memiliki shift pagi hari ini di IGD. Namun hal itu tak membuatnya bersemangat karena Reno tahu hari ini Widya mendapatkan libur. Reno harus lebih bersabar untuk bisa bertemu dengan Widya.

Antara Aku dan Dia S2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang