bagian 16

1.9K 136 12
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa Votenya.

Poliklinik umum sudah mulai sepi. Jam di hall utama sudah menujukkan pukul 11 siang. Vanesa menghampiri nurse station rawat jalan dan bercakap-cakap beberapa saat sebelum mendekati ruang poliklinik umum. Vanesa tahu hari ini adalah jadwal dokter Reno sekaligus mendampingi IGD. Vanesa masih ingin mendekati Reno secara tak langsung. Dia masih belum rela jika Reno hanya bersanding dengan salah seoarng perawat yang memiliki penampilan sederhana. Bukan dari kalangan social yang sama seperti dirinya.

"Ren, masih sibuk?" Vanesa melongokkan kepalanya ke dalam ruangan di mana Reno berada.

"Ada apa, Ness?" Reno mendongak dan menghentikan kegiatan mengetiknya.

"Ada yang ingin aku bicarakan mengenai bhakti social bulan depan." Vanesa masuk dan duduk di kursi kosong di hadapan Reno.

"Aku juga ingin meminta bantuan beberapa rekan perawat untuk pengobatan umum," Reno bangkit, mengambil jas putihnya dan berjalan menuju pintu keluar. "Ayo kita berbincang sambil berjalan ke IGD. Aku mendapatkan panggilan."

"OK," Vanesa bangkit dan mengikuti langkah Reno. "Kamu selalu menjadi orang yang rajin dan tak suka membuang waktu, Ren."

"......" Reno tersenyum. Mereka berdua berjalan bersama meninggalkan poliklinik umum menuju ke IGD. "Aku digaji, Ness. Jadi harus melakukan tanggung jawabku dengan baik. Kamu juga selalu bersemangat seperti biasanya, seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru."

"Hahaha," Vanesa tergelak. "Ada-ada saja perumpamaan kamu, Ren. Bagaimana keadaan pasien di bangsal?"

"Pantauan terakhir tak ada pengawasan. Hanya ada 1 pasien ICU yang keadaaanya semakin memburuk. Tetapi untuk lainnya berjalan dengan baik."

Beberapa karyawan dan pengunjung rumah sakit menatap Reno dan Vanesa dengan penasaran. Mereka terlihat serasi saat berjalan bersama. Reno ganteng dan Vanesa cantik. Beberapa karyawan pun mulai berkasak-kusuk melihat Vanesa tertawa lebar karena berbicara dengan Reno. Reno juga tampak tersenyum lebar. Mereka terlihat bahagia saat bersama.

Widya berjalan perlahan melewati gerbang yang menghubungkan rawat inap dan Hall utama sambil mendorong troli kecil. Dia akan menuju apotik dan kasir untuk menyerahkan rekam medis pasien yang akan pulang dan obat-obatan yang sudah tak dipakai pasien. Mata Widya menatap ke arah poliklinik sambil menyapa beberapa rekan kerja yang ditemuinya. Matanya tak sengaja menangkap pemandangan yang bagi sebagian besar orang adalah pemandangan indah tetapi tidak untuk Widya. Di depannya Reno sedang berjalan bersama dengan Vanesa menuju IGD. Mereka terlihat sangat akrab. Sesekali Reno akan tersenyum lebar dan Vanesa akan tergelak. Hati Widya terasa nyeri melihat pemandangan itu.

"Berapa perawat yang bisa kamu perbantukan untuk kegiatan, Ness?" Tanya Reno.

"Berapapun yang anda minta, tuanku." Canda Vanesa.

"Aku akan meminta 100 perawat yang cantik dan muda-muda kepada Ibu Vanesa yang terhormat," balas Reno dengan senyum lebarnya.

"Hahaha sang playboy ternyata belum bertobat," tawa Vanesa terdengar merdu sepanjang jalan yang dilaluinya.

Tanpa Reno sadari candaanya bersama dengan Vanesa sudah menyakiti hati Widya dan membuat Widya merasa rendah diri lagi. Widya menghentikan langkahnya selama beberapa saat untuk menunggu Vanesa dan Reno masuk ke IGD. Widya tak ingin berpapasan dengan mereka. Dia menarik nafas panjang sebelum melanjutkan langkahnya menuju ke kasir.

Di IGD sedang terjadi kesibukan. Banyak pasien baru masuk secara bersamaan, semua perawat dan beberapa dokter bekerjasama menangani pasien. Reno segera mengambil alih tanggung jawab dan mengkoordinasi semua tenaga kesehatan agar menangani pasien sesuai criteria triase. Vanesa menatap kesibukan Reno dengan bangga. Dia tahu Reno terlahir sebagai seorang pemimpin dimanapun dirinya berada. Dalam waktu 1jam semua pasien sudah mendapatkan penanganan sesuai kegawatan masing-masing. Reno masih sibuk menulis di rekam medis pasien yang sudah ditanganinya. Dia dibantu satu dokter umum dan satu dokter intership. Semuanya masih sibuk tetapi sudah tak ada kegawatan yang berarti karena pasien sudah distabilkan.

Antara Aku dan Dia S2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang