takdir kita akan berubah?

1.7K 494 28
                                    






Sudah enam bulan lamanya saya tidak bertemu atau bahkan berkomunikasi dengan Felix. Entah saya yang terlalu acuh, atau memang laki-laki itu yang enggan terlibat bersama saya lagi. Saya akui, meskipun saya yang memintanya memutuskan kata 'kita' diantara kami, rasa rindu tetap mengambang secara perlahan ke permukaan, menyiksa saya secara perlahan.

Mendapat liburan dengan waktu cukup lama yakni satu bulan penuh membuat saya pulang ke rumah, sekalian merenung mungkin?

Mama sudah tau, dan beliau tidak mengucapkan apa-apa. Beliau hanya tersenyum seraya mengelus kepala saya dengan lembut membuat saya rasanya ingin pindah saja dan tidak ingin melanjutkan lagi pendidikan saya di kota seberang, terlalu penat. Dulu, kalau saya jenuh, seandainya saya minta dinikahi saja, saya punya calon yang saya bisa banggakan di hadapan mama.

Tapi, kenyataan saat ini sudah berubah.

Iya, dia yang saya maksud adalah Felix, yang sekarang sepertinya sudah menjadi calon menantu kebanggaan orang lain. Sepertinya tanpa saya sebutkanpun, kalian tau siapa orangnya.

Laki-laki itu kini tampak terjun ke dunia yang sama dengan ibunya, menjadi public figure. Tidak jarang saya melihat dia ada ditelevisi, membintangi iklan sampai menjadi bintang tamu sebuah acara komedi. Kini, ia bukan lagi Felix yang selalu kalah pamor dari Galang atau pentolan lain disekolah lama saya. Felix sudah menjadi idola baru bagi para remaja.

Sejak saat itu, menonton televisi merupakan salah satu hobi baru saya. Dengan cemilan dan minuman soda, saya akan betah berlama-lama didepan televisi hanya untuk sekedar melihat iklan yang dibintangi Felix dan durasi yang sangat singkat, hanya beberapa detik. Lagian, apa yang saya harapkan dari sebuah iklan? Sepertinya, disaat semua orang akan mulai merutuk karena durasi iklan yang terlalu lama, lain hal dengan saya yang akan selalu mendoakan hal itu benar-benar terjadi. Saya, hanya ingin melihat dia lebih lama.

Saya juga sudah tidak pernah menyentuh akun instagram miliknya lagi. Semua konten disana, mulai dari selca, photoshoot, fitur story hingga komentar netizen di postingannya tidak jauh-jauh dari Nancy. Sepertinya mereka sudah menjadi salah satu kiblat relationship goals anak muda belakangan ini.

Oh iya, terkait kasus ayahnya, hingga saat ini masih diadakan pemeriksaan. Ayahnya masih menjadi saksi, namun tidak menutup kemungkinan akan jadi tersangka jika terbukti telah melakukan apa yang telah didakwa kepadanya.




Bagaimana dengan kehidupan saya enam bulan belakangan? Berantakan. Saya penat dan merasa kosong berkepanjangan. Dan beruntung, orang yang dulu saya anggap paling menyebalkan—Arka, rela menjadi menopang saya agar tetap dapat berdiri.

Ingat bahwa saya bilang dulu kalau Arka mau menjadi ayah dari anak-anak saya?

Saya tidak bercanda seperti yang mungkin Felix duga atau bahkan kalian.

Arka, yang sebentar lagi akan menjadi dokter itu benar-benar mengutarakan perasaannya kepada saya,berulang kali, membuat saya saat ini mulai belajar melihat Arka sebagai seorang laki-laki yang mungkin akan saya andalkan kedepannya dan mulai menjadikan Felix sebagai kenangan.

Tapi bagaimana bisa hal itu terjadi disaat saya masih enggan tidak berlari saat mendengar lantunan melodi ikonik dari iklan yang dibintangi Felix? Saya bahkan dengan bodohnya berlari dari kamar menuju ruang keluarga saat mendengar lantunan melodi tersebut, padahal sudah tidak terhitung kali keberapa saya melihat iklan itu.

Hari ini saya duduk sendiri di sebuah cafe didepan sekolah lama saya. Dan tanpa diduga bertemu kak Doyeon, kakak sepupu Felix yang tinggal bersama mereka.

"Hm, Alisa..."

"Iya kak?"

"Felix belakangan lagi drop."

Saya lantas tersenyum tipis. "Kakak pasti tau kalau aku nggak berhak lagi tau keadaan dia."

Kak Doyeon tampak risau. Wajah cantiknya sekilas tampak kusut dengan bola mata bergerak khawatir. "Kakak tau, tapi kakak rasa kamu masih dan akan selalu berhak tau keadaan Felix."

Saya mengulum bibir kemudian menggeleng, "Felix aja kayanya udah benci banget sama aku ya kak?"

"Kenapa bilang gitu?"

"Aku yang nyuruh Felix pilih Nancy. Tapi sekarang malah aku yang berharap dia datang lagi. Aku egois, dan Felix pasti benci aku."

Kak Doyeon menyentuh tangan saya lalu menggenggamnya, memaksa saya lantas menatap matanya. "Kamu yang seharusnya benci Felix. Kalau kakak ada diposisi kamu, kakak pasti bisa aja udah ngirim guna-guna ke dia. Dia emang brengsek, dia waktu itu bosan karena kamu jauh dan jarang ada waktu. Dia nyari pelampiasan dan ada Nancy yang emang naksir Felix dari lama.





Tapi sampai sekarang mereka nggak jadian, Alisa."

"Dari matanya, aku tau kalau Felix udah jatuh cinta sama Nancy sejak lama. Dia selalu semangat dan selalu ngacuhin aku kalau ada Nancy. Aku yang dijadiin pelampiasan kak, bukan Nancy." mati-matian saya menahan air mata saya agar tidak jatuh.

Saya lantas membalas genggaman kak Doyeon dan berusaha tersenyum, "Kakak gimana sama kak Lucas? Gimana di Maldives?" tanya saya mengalihkan pembicaraan.

Kak Doyeon tidak langsung menjawab, ia menatap saya dengan mata menyayu lalu menghela napas panjang. "Aku sama dia baik-baik aja."


Setelahnya pembicaraan tidak berlanjut. Kak Doyeon pamit karena akan ada jadwal vlogging dengan lagi-lagi Nancy hari ini. Namun perempuan itu sempat meninggalkan sebuah nomor telpon, yang katanya nomor baru Felix.

"Kalau kamu rindu, jangan sungkan telpon dia. Mana tau, takdir kalian berubah."








- - - -

a/n:

bentar lagi end :))

Biar Saya Ceritakan | Felix lee. [√]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें