maaf ganggu

1.8K 480 49
                                    





Hari itu adalah hari Sabtu. Semalam, Felix bilang bahwa ia tidak bisa menemui saya pekan ini, sama seperti pekan lalu. Pekan lalu alasannya adalah karena sedang mengerjakan sebuah project bersama teman-temannya, entah project apa. Kali ini, alasannya beda. Menemui tante Krystal.

Mengapa sebelumnya saya menceritakan seorang Nancy? Karena kali ini saya yakin alasan menemui tante Krystal pasti ikuti embel-embel 'menemui Nancy'. Jadi, kalian pasti sudah tau siapa Nancy.

Saya hanya sekali itu bertemu Nancy, dan tidak mau lagi. Cukup sekali. Saya juga tidak pernah menanyakan perihal Nancy kepada Felix, semua saya biarkan berjalan begitu saja. Hingga delapan bulan? Saya tidak menghitungnya. Saya anggap hari itu tidak terjadi apa-apa.

Tapi siapa sangka, tepat pada siang itu saya iseng membuka instagram Nancy. Entah, firasat saya mengatakan saya harus melihat instagram cewek itu, terutama story nya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Saat itu saya tanpa ragu menghubungi Felix. Namun kemudian sedikit menyesal, mengapa saya selemah itu untuk menolak ucapan maaf dari Felix.

"Felix? Kamu dimana?"

"Dirumah, Sa. Ada apa?" jawabnya lembut, seperti biasa.

"Ketemu Nancy?"

"Dia datang ke rumah"

"Mau ngelamar??"

"Sa..."


"Harus banget kaya gitu fotonya?"

"Maafin aku..."

"Gue ga minta lo minta maaf, Felix. Gue tanya, harus banget sedekat itu????????"

"Alisa, aku sama dia nggak ada apa-apa."

"Berarti lo ada apa-apa."

"Hijin."


"APA?!"


"Maafin aku.........





ya? "




Saya menutup mata lalu menghela napas, saya tidak sadar kalau sejak tadi saja menggenggam ponsel saya sangat erat. Emosi saya mulai meledak-ledak.



"Aku nggak pernah ngebahas ini sebelumnya. Tapi Felix, jujur, aku benci Nancy."

"Hah? Kenapa? Dia baik kok."

"Nggak tau. Firasatku nggak enak setiap liat dia. Rasanya mau ngejambak aja."

Felix tertawa. "Mukanya emang nyebelin. Tapi aslinya dia gemesin kok"



















Waktu itu saya kembali terkelabui. Saya tidak pernah mempersalahkan kalimatnya itu, namun sekarang saya sadar kalau sebuah makna yang sangat dalam tersirat di dalamnya. Saya yang sangat lemah itu lagi-lagi, seperti sebuah sihir memaafkan Felix hanya dalam beberapa menit.

Benar kata orang, kita tidak bisa memastikan sesuatu pada orang yang menggenggam tangan kita erat.







Dua tahun, Felix menggenggam tangan saya, nemun tidak dengan hati saya.




"Jadi kapan mau ketemu aku?"

"Bulan depan? Gatau. Tunggu ada waktu."

"Lix kamu harum banget tau. Enak banget dipeluknya..."

"Aku pake Parfum yang dibeliin kamu nih"

"Felix.."


"Ha? Iya Sa?"


"Maaf ganggu waktu pacarannya."



















----

a/n:

terguncank

Biar Saya Ceritakan | Felix lee. [√]Where stories live. Discover now