Epilog

664 41 1
                                    

The8 tengah berdiri didepan gerombolan orang dan menatap batu nisan milik adiknya, Yume. The8 masih saja menundukkan kepalanya dan airmatanya berkali-kali menetes sampai membasahi tanah dipemakaman itu. Wonwoo yang berdiri di samping kirinya itu juga menangis tersedu-sedu. The8 mengeluarkan benda berbentuk persegi lalu menaruhnya didepan batu nisan Yume. Benda itu menampakkan wajah Yume yang ceria serta senyumannya yang manis itu.

Sekarang The8 sudah tidak mendengarkan suara dan nyanyiannya yang ceria serta senyumannya yang membuat beban The8 meringan. Wonwoo juga menaruh bunga dandelion didepan batu nisan Yume, S.Coups menaruh boneka kelinci berwarna pink itu didepan batu nisan. Hoshi langsung menerobos di kerumunan temannya itu dengan membawa bunga yang Indah baru dia beli tadi. Hoshi berdiri di sebelah S.Coups lalu berjalan mendekati batu nisan Yume dengan air mata yang tak kunjung berhenti. Hoshi berlutut didepan batu nisan Yume dan menaruh bunga yang baru ia beli tadi didepan batu nisan Yume. Hoshi menundukkan kepalanya dan air matanya terus-menerus berjatuhan di tanah pemakaman itu.

"Mian Yume, gomapta ne. Selama ini hanya kaulah sahabat yang selalu bersamaku, karena kamulah aku bisa diterima banyak orang. Aku sangat berterimakasih padamu. Terimakasi telah menemaniku selama ini, disaat pulang sekolah kamu menunggu. Disaat hujan, kau rela berbagi payung denganku meski sebagian seragammu terbasahi oleh hujan. Seventeen terbentuk karena dirimu yang menyatukan kita semua dan sekarang kamu telah tenang dialam sana." Hoshi mengeluarkan sesuatu berbentuk hati dan menaruhnya didepan batu nisan Yume. "Yume, saranghaeyo." Hoshi berdiri dan mundur lalu berdiri disamping S.Coups

Seluruh atensi langsung menatap Hoshi. Hoshi masih saja mengalirkan air matanya itu. S.Coups langsung merangkul bahunya, disanalah tangisan Hoshi terpecahkan.

"Mianhae, mianhae." Hoshi menangis terisak-isak di rangkulan S.Coups

Di kejauhan, Yume hanya menatap sedih ketika semuanya berduka. Yume ingin menghampiri mereka, tapi Yume merasa itu mustahil. Mereka pasti akan ketakutan ketika melihat Yume dari dekat, apalagi The8. Yume mengangkat bunga yang berada di genggaman tangannya itu sampai didepan bibir cherry nya yang mungil dan imut itu lalu meniup dandelion itu. Dandelion itu langsung berterbangan kearah seventeen. Setelah meniup habis dandelion itu, Yume menyimpulkan senyumannya itu.

'Inilah hadiah dariku untuk terakhir kalinya. Gomapta ne.' Yume tersenyum kepada Seventeen

Jeonghan yang melihat dandelion yang beterbangan kearah seventeen itu. Jeonghan langsung menoleh ke kiri dan mendapati seorang yeoja yang ia kenal itu baru saja pergi damai. Jeonghan langsung pergi dari seventeen dan berlari menghampiri Yume. Yume kaget ketika Jeonghan mengetahuinya, ia hanya diam saja melihat Jeonghan yang berlari sambil mengeluarkan airmatanya itu. Yume berpikir kalau tubuhnya sudah tidak bisa disentuh lagi dengannya.

Jeonghan langsung memeluk Yume, Yume membuka matanya dan melihat Jeonghan berhasil memeluknya dengan erat. Yume mengangkat kepalanya dan menatap Jeonghan yang menenggelamkan wajahnya di rambut Yume yang lembut itu.

"Yume, gomapta ne. Terimakasih sudah menyatukan kita kembali." Jeonghan menangis

"N-ne oppa." Yume membalas pelukan Jeonghan

"Sebentar, oppa kembali dulu. Jangan kemana-mana ne." Jeonghan membalik badannya lalu berlari menghampiri Seventeen

Yume hanya mengangguk dan tetap berdiri sendiri jauh dari seventeen. Jeonghan berlari menghampiri seventeen lalu menarik tangan Hoshi dan berlari kembali menuju tempat Yume berdiri. Hoshi terkejut saat Jeonghan menarik tangannya itu dan berlari menjauh dari seventeen.

"Hyung kita mau kemana?" Hoshi mulai bingung dan menoleh kebelakang

"Ikut hyung, kau pasti akan tau ini semua." Jeonghan masih berlari

Thanks >The8< [Completed]Where stories live. Discover now