Part 11

494 31 0
                                    

The8 tengah menatap langit mendung luar jendela kelasnya. The8 masih saja belum berhenti menangisi Yume yang sudah tenang dialamnya itu. Pemakaman akan dilaksanakan sore ini, setelah The8 pulang sekolah nanti.

Tak disadari oleh The8, Wonwoo melihat The8 yang menatap langit mendung diluar jendela itu. Wonwoo tau The8 masih belum bisa melepaskan kepergian adiknya. Wonwoo juga merasakan seperti apa yang dirasakan oleh The8. Sejak dulu dia sudah bersahabat akrab dengan Yume, sampai-sampai Wonwoo menganggapnya adik perempuannya. Wonwoo berjalan meninggalkan kelas The8 dan pergi ke kantin.

"Kak Wonu!!"

Teriakan seseorang membuatnya terkejut dan langsung membalik badannya. Mata Wonwoo langsung membulat, Wonwoo langsung menganga lebar saat melihat sesosok yang ia tangisi saat ini. Air mata Wonwoo langsung mengucur deras ketika melihat yeoja bergaun putih selutut itu dengan rambut terurai. Yeoja itu tersenyum dihadapan Wonwoo lalu berjalan mendekati Wonwoo yang diam terpaku melihat yeoja itu. Yeoja itu sudah berhadapan didepan Wonwoo langsung.

"Maaf membuat kakak menangis seperti ini. Uljima nde." Yume berusaha mengusap airmata Wonwoo

Wonwoo langsung menarik tangan Yume dan mendekap tubuh Yume erat. Yume langsung menatap Wonwoo kaget.

"Kau tidak perlu minta maaf, aku lah yang seharusnya yang minta maaf." Wonwoo menangis dan masih mendekap tubuh Yume erat

"Kakak tau kan, kita sekarang sudah beda alam lagi. Kita tidak mungkin bisa bersama lagi, jadi kakak jangan menangisiku." Yume tersenyum lalu mengelap air mata Wonwoo. "Terimaksih sudah menjadi sahabatku bertahun-tahun. Kak Wonu, bisakah aku meminta satu permintaan?" tanya Yume

"Ne, apa itu Yume?" tanya Wonwoo

"Tolong jaga kak Minghao dan hibur dia jika dia sedih. Karena Yume sangat menyayanginya." Yume tersenyum

Wonwoo tersentak saat melihat Yume menitikkan airmatanya itu. Wonwoo kembali memeluk Yume dan mengusap lembut rambutnya yang halus itu.

"Ne, aku akan menjaganya dengan baik." Wonwoo melepaskan pelukannya

Yume melihat tangannya dan kakinya mulai menghilang. Yume menatap Wonwoo lalu tersenyum padanya.

"Kak Wonwoo, gomapta." Yume tersenyum lalu menghilang begitu saja

Wonwoo hanya diam terpaku melihat Yume menghilang darinya. Wonwoo menghela nafasnya lalu membalik badannya lalu melanjutkan langkahnya menuju kantin.

S.Coups Side~

Di lapangan. S.Coups tengah bermain bola basket dengan sendirinya. Ia terus memasukkan bola basket kedalam ring basket. S.Coups menghentikan bermain bola basket dan memilih untuk duduk beristirahat.

S.Coups mendongakkan kepalanya menatap langit mendung itu. S.Coups sangat berduka atas kepergian dongsaengnya yang ceria dan selalu membantunya jika S.Coups sibuk. Kini S.Coups sudah tidak akan pernah melihat senyuman, tawaan, dan kemurahan hati Yume. S.Coups melemparkan bola basketnya kesembarang arah karena frustasi.

"Aarrgh!!! YUMEE, mian! Aku tak tau harus berbuat apa." S.Coups menangis frustasi

S.Coups merasakan ada yang memeluknya dari belakang. Saat S.Coups menoleh kebelakang, S.Coups tak mendapati siapapun itu. S.Coups menundukkan kepalanya lalu menangis terisak-isak di lapangan yang sepi itu.

"Kak Seungcheol, gomapta."

Suara bisikan itu membuat S.Coups terkejut dan langsung mengangkat kepalanya lalu berdiri dan membalik badan lagi. S.Coups melihat ada setangkai bunga dandelion yang berada di bangku belakang S.Coups. S. Coups langsung mengambil bunga itu dan tangkainya terbalut dengan kertas. S.Coups langsung mengambil kertas itu dari tangkai dandelion dan membukanya.

Thanks >The8< [Completed]Where stories live. Discover now