Part 2

680 56 0
                                    

Minghao tengah duduk di kursi yang berada di teras depan sambil memandang rintik-rintik hujan yang turun membasahi jalan aspal. Sudah beberapa hari Minghao tak berkutik sama sekali, dia selalu duduk didepan teras.

"Maafkan eomma Minghao.." sesal eomma memeluk Minghao

"Gwenchana eomma." Minghao membalas pelukan eommanya

Minghao langsung menunduk sedih, kini dia tidak bisa bebas lagi, semuanya harus dibatasi dengan jantungnya. Minghao menghela nafas beratnya. Setitik air matanya langsung menetes deras bersamaan dengan hujan. Bagaimana nanti dia saat melihat temannya bebas sedangkan dirinya terbatas.

"Kak, kakak lagi apa? Kenapa kakak diam saja?" tanya Yume dari belakangnya

Minghao langsung menghapus air matanya dan menoleh kebelakang dan tersenyum pada Yume. Yume langsung duduk disamping Minghao.

"Kakak memang tidak bosan ya selalu berdiam diri disini," ucap Yume menatap Minghao

"Ani, kakak ingin sendiri..." Minghao tersenyum lalu mengelus surai Yume

Yume hanya mengangguk pelan lalu menatap hujan diluar pagar rumah. Yume sebenarnya sudah tau perasaan Minghao, Yume tau bahwa Minghao masih sedih karena penyakitnya. Yume juga mencari cara untuk menyembuhkan kakaknya dari penyakit tumor jantung itu tanpa sepengetahuan kakaknya dan orang tuanya. Kebetulan temannya, Kwon Soonyoung ayahnya adalah dokter. Jadi Yume selalu mengirim pesan cara menyembuhkan penyakit Minghao kepada temannya.

"Soon, memang ayahmu tidak tau caranya menyembuhkan penyakit tumor jantung?" tanya Yume bingung

"Entahlah, ayahku masih berpikir-pikir cara mengatasinya." Soonyoung menutup bukunya lalu menatap Yume bingung. "Memang kenapa kau ingin menanyakan hal seperti itu?" tanya Soonyoung memiringkan kepalanya

"Ah itu--" Yume langsung menundukan kepalanya, dia tidak tau harus bilang apa ke Soonyoung.

"Yume, kau mendengarku?" tanya Soonyoung lalu berdiri menyamakan tinggi Yume

"Karena kakakku, kak Minghao menderita penyakit tumor jantung, makanya aku menanyakan cara mengatasinya." Yume masih menundukkan kepalanya

"Minghao menderita penyakit tumor jantung!?" Soonyoung langsung terkejutnya bukan main

Yume hanya mengangguk pelan dan setetes air matanya menetes membasahi pipinya. Yume memang tau penderitaan kakaknya bukanlah penderitaan yang ringan tapi penderitaannya sangat berat. Yume sangat menyayangi kakaknya, dia tak ingin kakaknya meninggalkan Yume sendiri, maka Yume mencari cara untuk mengatasi penyakit kakaknya.

"Tolonglah Soon, appa kamu kan dokter, kau tau alasannya kan? Aku tak ingin kehilangan kak Minghao!" isak Yume

"Ne, aku akan menolongmu. Uljima, jangan menangis nde." Soonyoung langsung memeluk erat Yume

Entah kenapa Yume nyaman dan tenang saat Soonyoung memeluknya. Yume mengangguk pelan dan mengusap air matanya lalu Yume menatap Soonyoung yang masih memeluknya.

"Gomapta Soonyoung-a," ucap Yume

"Ah ne, sebaiknya kita pulang. Sebentar lagi hujan akan turun." Soonyoung melepas pelukannya dan menjinjing tasnya. "Kau ingin bareng denganku daripada kamu jalan sendiri mending kita pulang bersama." Soonyoung menawari Yume untuk pulang bersama

"Kamu naik apa Soon?" tanya Yume bingung

"Aku naik mobil, eh sebelum pulang mau tidak makan direstoran denganku?" tanya Soonyoung

Yume langsung mengangguk setuju. "Boleh Soon, aku mau." Yume langsung membereskan barang-barangnya

"Baiklah, ayo kita harus cepat," ucap Soonyoung lalu menggandeng tangan Yume

Yume langsung terkejut saat Soonyoung tiba-tiba menggandeng tangan Yume. Yume menunduk malu dan wajahnya sudah seperti tomat merah saat Soonyoung menggandeng tangannya. Ada perasaan senang dan juga perasaan malu. Mereka langsung menuju parkiran mobil.

"Kak Minghao." Yume memanggil Minghao yang tengah melamun

"Ah, ada apa Yume?" tanya Minghao membubarkan lamunannya

"Yume hanya ingin bersama kak Minghao, jadi Yume tak ingin kehilangan kak Minghao." Yume melirih Minghao

"Tidak akan, kakak akan selalu ada untukmu." Minghao langsung memeluk adiknya erat lalu mengelus surai Yume. "Karena kakak sangat menyayangimu, jadi kakak tidak akan pergi darimu." Minghao tersenyum lalu mengecup kening Yume. "Hei, jangan menangis." Minghao mengusap air mata Yume

Yume hanya mengangguk lalu tersenyum dan membalas pelukan minghao. Eomma yang melihat dari ruang tamu itu tersentuh hatinya saat Yume berupaya menghibur Minghao.

'Kalian jadilah kakak-adik yang rukun ya dan saling menghibur. Eomma senang melihat kalian menghibur satu sama lain,' batin eomma lalu beranjak pergi dari ruang tamu

TBC~~

Thanks >The8< [Completed]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora