Chapther 28

13.6K 950 44
                                    

Klik bintang nya biar bisa baca keseluruhan!!

_oOo_

Pertama yang menjadi pemandangan penglihatannya begitu mata indah itu terbuka adalah atap putih bersih. Penciumannya menghirup aroma khas obat-obat tan Rumah Sakit. Kepalanya melirik pelan kesetiap sampingnya lalu turun ketangannya yang dengan sadis nya sudah terpsang cairan inpusan Rumah Sakit.

Pertanyaan nya. Apa yang terjadi pada dirinya sampai berada diranjang ini. Dirinya juga memakai pakaian Rumah Sakit.  Ia mencoba berpikir keras  memutar kebelakang kejadian apa yang menimpanya kala itu.

Sekelibat ingatan membuat dadanya bergemuruh hebat.

“Mas”

Kepalanya terasa pening sampai dirinya kehilangan keseimbangan dan ambruk lah disaat itu pula. Tapi beruntung, karena sebelum tubuh ringkihnya berbenturan dengan lantai, tangan kokoh langsung menyanggapnya.

Samar-samar Rifa dapat mencium aroma parfum yang dulu membuatnya merasa nyaman dalam pelukannya.  Setelah itu kesadarannya hilang.

Orang itu langsung membopongnya ke ruang rawat. Tatapannya tak lepas dari wajah gadis digendongannya. Sampai suster memanggilnya barulah Ia tersadar kalau dirinya sudah berdiri didepan ruang rawat. Direbahkan nya gadis ini dengan hati-hati.

Setelah selesai memeriksa keadaanya, Dikatakan bahwa gadis ini kondisinya sangat lemah, alhasil membuatnya harus mendapat perawatan cepat.

Ketahuilah. Dirinya teramat takut untuk mengenggam tangan itu walau ia ingin. Bahkan dirinya pun enggan memeriksa kondisinya secara langsung, padahal dirinya juga seorang dokter. Lalu dia pun memutuskan seorang dokter perempuan untuk mananganinya.

Satu hal yang membuat Ia terkejut. Wanita yang terbaring lemah disana tengah mengandung. Usia kandungannya baru dua bulan. Ini berita paling bahagia. Sebentar lagi Ia akan menjadi ayah. Namun pantaskah julukan itu untuknya ? terlalu banyak rasa sakit yang Ia torehkan rekor padanya, sampai-sampai Dirinya malu menampakkan wajah nya dihadapan istrinya sendiri.

Wajah gadis ini terlihat pucat pasi. Walau matanya terpejam, bisa dilihat disekitaran sana air mata merembes turun. Air matanya membuat hatinya berdenyut nyeri. Lagi-lagi air mata itu menetes kembali.

Ia mendekat lalu menyeka air matanya. Tangannya menangkup pipi istrinya dan mengusapnya dengan ibu jari.  Setelahnya, Ia menunduk dan mencium kening istrinya lamat-lamat. Air matanya menetes. Hatinya begitu sakit mengetahui kondisi istrinya sekarang ini. Harusnya Rifa bahagia tanpa dirinya. Tapi kenapa—

“Aku merindukanmu, istriku,” lirihnya lembut. Pandangannya turun ke arah perut rata istrinya. Tangannya mendarat disana lalu menciumnya seraya berkata “Jaga Mama kamu,Nak. Jadilah penguat Mama kamu. Papa sayang kalian. Maaf pin papa yang gak bisa berada disamping kalian. Berjanjilah jadi anak yang berbakti pada orang tua. Papa sangat mencintai kalian. Maaf,Sayang”.

Laki-laki ini berdiri tegak mengusap air matanya kasar. Ia melangkah mundur sembari mengamati wajah istrinya, detik kemudian berbalik dan langsung keluar ruanngan.

“Dokter Althaf. Tadi Ashlan menanyakan Anda . Saya mengantarkannya keruangan anda, dia tidak mau keluar dan malah meraung nangis disana,” kata suster itu yang baru saja melihat Althaf keluar dari ruang rawat.

CINTA UNTUK RIFAWhere stories live. Discover now