Chapter 22

14.1K 1.2K 131
                                    

Klik BINTANG nya biar bisa baca keseluruhan !!!

***

Zamzam memandang kondisi Rifa yang jauh dari kata baik. Rifa baru saja tertidur setelah minum air putih yang diambilkan Zamzam. Maaf. Sebenarnya Zamzam mencampurkan sesuatu kedalam minumannya agar Rifa hilang kesadarannya. Zamzam tidak mau sampai Rifa melihat sesuatu yang akan Zamzam lakukan pada dua pria dibawah yang Zamzam tahan. Lantas dirinya langsung menuju kebawah.

Ternyata kedua laki-laki itu duduk saling berjauhan. Hening. Hanya aura permusuhan yang Zamzam rasakan begitu tiba tibawah berdiri diantara keduanya.

Mereka menaikkan pandangannya yang langsung berpapasan dengan tatapan tajam Zamzam.

Avram bangkit seraya berkata, “Gue gak punya urusan disini. Kenapa Lo tahan gue juga,” protesnya.

Zamzam duduk timpang kaki dengan sikap arogannya. Menaikkan sebelah alisnya melirik Avram. “Oh ya ? lalu kenapa kamu bisa ada ditempat kejadian kalau bukan namanya terlibat dalam masalah ini ?!”

SKAKMAT

Avram mendengus, lalu duduk kembali. Zamzam menyunggingkan senyum.

“Dan kamu,” Althaf langsung menoleh merasa rujukan itu untuk nya.

“Masih ingat perjanjian yang kita buat ? " tanya Zamzam menatapnya datar.

"Saya tidak punya jaminan apapun. Tapi saya berjanji akan selalu membahagiakanya setiap saat. Mencintainya segenap hat-"

"bulshit. Cinta bisa hilang kapan saja," selak Zamzam cepat. "Saya pegang janji kamu. Jika suatu saat nanti saya tahu kalau adik saya menangis karena ulahmu. Saya akan membawanya pergi dari sini. Paham. Deal."

“Bagaimana ? Deal ,” seru Zamzam membuyarkan lamunan Althaf. Laki-laki itu langsung menatap Zamzam yang notabene nya adalah kakak ipar nya.

“Saya ingat. Tap—”

“Bagus. Saya tidak ingin mengotori tangan saya. Karena saya masih berbaik hati, silahkan angkat kaki dari sini dan jangan pernah menemui Rifa lagi. Paham ?! dan kalo sampai saya melihat kamu lagi, jangan harap bisa lepas dari tangan saya. Silahkan angkat kaki dari sini. Secepat mungkin saya akan kirimkan gugatan cerai Rifa sama Kamu!!” ungkap Zamzam dengan santainya. Sebenarnya Zamzam sangat ingin sekali menghajar Althaf sampai babak belur. Dengan gugatan cerai adiknya itu pasti sudah cukup membuat dirinya jera. Terbukti, Althaf membelalak tidak berkutik mendengar keterkejutan atas ucapan Zamzam.

“Dan kamu,” menunjuk Avram. “Saya tidak tahu siapa kamu dan saya juga tidak mau tahu apa motif kamu mendekati adik saya yang jelas-jelas statusnya istri orang. Masih sayang nyawa kan ? Jadi jangan pernah menampakkan wajah songong mu itu lagi dihadapan saya. Ini peringatan keras yang harus kamu ingat. Jadi silahkan kalian berdua pergi dari sini sebelum saya melempar kalian dengan cara kekerasan,” Seru Zamzamm sarkas.

“Bang, Ini masalah Rumah tangga saya sama Rifa. Kami bisa menyelesaikan nya secara baik-baik," protes Althaf.

Zamzam tertawa renyah lantas berkata,“ Baik-baik ? Dari sudut pandang mananya yang bilang kamu baik-baik. Diam diam bermain api dibelakang istri kamu, sampai-sampai siaran sialan itu tayang di televisi yang membuat dunia tahu betapa br*ngs*k nya kamu sebagai suami. Apakah itu masih bisa diselesaikan baik-baik ? coba beri tahu saya bagaimana caranya ? ”

CINTA UNTUK RIFAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt