Chapter 01

47.9K 1.7K 14
                                    

“Percayalah dengan kejujuran hati, bukan kebohongan lisan.”

Rifa siti Rohmah

☘☘☘

"Sayang sekali. Putri sulung pak Zana akan dinikahkan dengan pria asing," Cerca salah seorang Ibu-Ibu biang gosip.

“Jangan-jangan si Zana menikahkan-nya sama pria tua. Kenapa tidak dengan putra ku si Candra ." Timpal Ibu ke dua.

“Denger-denger ... calon suaminya itu putra nya pak Isam. Itu loh Ibu-Ibu , yang  suka bikin onar dulu di kampung kita .” Tambah si Ibu ke tiga yang melirik kearah seorang  gadis berdiri tak jauh dari mereka. Menguping kah ?

“Oh yang suka mabuk itu ?” sahut si Ibu pertama. Lantas diangguki oleh yang lainnya sebagai jawaban.

Sindiran keras. Istri yang akan menjadi pendamping dari pria yang mereka berdiri tak jauh dari kerumunan. RIFA SITI ROHMAH. Menoleh, lantas tersenyum ramah sembari mengucapkan salam dan membungkuk sedikit.

"Assalamu'alaikum."

Ketiganya sontak dibuat bungkam beberapa detik, hingga akhirnya tersadar dan menjawab salam serempak.

"Wa'alaikumsalam."

Ingat 3S ! Sapa, salam dan senyum. Islam mengajarkan kita untuk memberikan salam kepada sesama umat muslim. Islam sungguh indah bukan ?.

Gibah tidak harus dibalas gibah. Tidak perlu pula dibalas dengan kata-katapedas. Sayang, itu hanya akan mengotori hati. Dan Rifa sedang belajar untuk menata hati lebih baiklagi. Memantapkan hati dengan perjodohan  yang sudah ditetapkan ayahnya. Siapapun yang akan menjadi suaminya. Dengan lapang dada Rifa menerimanya segenap hati. Jika benar dia suka mabuk, Rifa akan menuntunnya untuk berhenti dari dunia gelap itu. Hijrah bersama suami tidak ada salahnya. Obati hati dengan kesabaran.

Bila hidup hanya menginginkan pasangan yang sempurna. Sampai keujung dunia pun kau tidak akan menemukannya. Hidup itu saling menyempurnakan ,bukan mencari kesempurnaan. Kuncinya adalah sabar. Sabar dalam menerima kekurangan suami. Dan tetap setia lah padanya. Dunia ini pana. Jangan mengambil hati perkataan orang lain. Hidup itu Ujian. Bukan Pujian. Belajarlah kesabaran dan kesetiaan  dari kisah Sayyidah rahmah Istri Nabi Ayyub A.S.

Suatu ketika, iblis datang kembali menggoda Nabi Ayyub yang sedang melaksanakan solat. Ketika tengah bersujud, iblis meniup hidung dan mulut Nabi Ayyub sehingga tubuhnya menggembung dan berpeluh. Kemudian Nabi Ayyub diserang penyakit cacar. Dari seluruh tubuhnya mengeluarkan bau busuk akibat darah dan nanah yang mengalir di permukaan kulitnya dan ulat-ulat pun berjatuhan.

Keadaan tersebut membuat sanak familinya jijik kepada Nabi Ayyub sehingga mereka meninggalkannya. Termasuk dua istrinya yang lain, mereka meminta cerai dari Nabi Ayyub.

Semakin lama penyakit di tubuh Nabi Ayyub bertambah parah. Masyarakat setempat yang semula setia menjadi kaum Nabi Ayyub kini berubah menjadi musuhnya.

Mereka mengusirNabi Ayyub agar meninggalkan kampungnya supaya penyakitnya tidak menular. Bersama Sayyidah Rahmah Nabi Ayyub pergi meninggalkan kampung itu untuk hidup terasing agar masyarakat tidak merasa jijik kepadanya.

Akhirnya Nabi Ayyub dan Sayyidah Rahmah tinggal di sebuah gubuk tua yang jauh dari pemukiman warga. Nabi Ayyub melihat Sayyidah Rahmah sangat setia kepadanya. Ia begitu rela menemani Nabi Ayyub saat yang lain meninggalkannya, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun.

Suatu ketika Nabi Ayyub berkata pada Sayyidah Rahmah, "Hai Rahmah,pulanglah. Aku rela jika kau menjauhdariku."

Sayyidah Rahmah menjawab, "Tidak, suamiku. Kau jangan khawatir. Aku tidak akan meninggalkanmu seorang diri. Aku akan berada di sisimu selama hayat dikandung badan."

CINTA UNTUK RIFAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu