MEMORIES.

10.5K 293 1
                                    

JulesPOV.

Setelah bermain sekitar 3 ronde Nate terkulai lemas. Mungkin dia juga lelah akibat pesta sialan itu.

Aku memilih untuk bangun dan membersihkan tubuhku. Lalu aku turun ke bawah untuk membuat makanan.

Kulihat jam sudah pukul 2 siang. Apa yang harusnya aku lakukan untuk membuat Nate mengingatku. Aku berpikir untuk mencari sebuah ide walaupun ide menggodanya adalah cara yang paling ampuh.

Aku yakin dengan ide itu karena aku tahu tubuhnya pasti mengenali ku. Kami sudah bersama sangat lama, tubuh kami sudah menyatu mungkin ratusan kali. Jadi aku rasa cara itu adalah cara terbaik.

Aku ingin saja memberikan bukti foto pernikahan ke Nate. Tapi aku takut dia menuduhku memanfaatkan keadaan, nyatanya memang aku menikahinya dalam keadaan dia masih koma. Jadi aku rasa foto pernikahan itu adalah cara terakhir.

Mungkin jalan-jalan sore akan lebih baik, dulu aku dan dia sering jalan-jalan sore. Baiklah setelah aku membuat cookies ini aku akan mengajaknya jalan-jalan.

"Hai Nate kau sudah bangun?" seruku pada Nate yang berjalan mendekati kulkas dia hanya menggunakan celana training tanpa atasan. Sangat sexy.

"Kau sedang apa?" tanyanya. Aku senang karena dia tampak tertarik dengan yang aku lakukan.

"Membuat cookies, kau mau?" tanyaku. Dulu Dia sangat suka cookies oreo buatanku.

"Apakah ada yang sudah masak?" tanyanya.

"Sebentar lagi,kau bisa menunggu sekitar 5 menit."

"Okey baiklah." Lalu dia duduk di kursi depanku sambil melihatku membuat adonan.

"Kau bisa memasak?" tanyanya.

"Tidak terlalu, kau lebih pintar memasak dari pada aku, masakanmu lezat."

"Seingatku aku tidak pernah menyentuh dapur."

"Ingatanmu payah."Ledekku.

"Mau aku ajari membuat kue?" seruku. Aku memperhatikan raut wajahnya dia seperti menimbang-nimbang tawaranku.

"Hmmm, mungkin lain waktu."

"Baiklah kalau begitu. Nah...ini sudah masak, aku angkat dulu ya."

Auuuuuuuu....aku menghempas wadah dari cookies itu hingga jatuh ke lantai, dan tanganku mulai memerah akibat terkena panasnya.

"Kau tidak apa-apa?" seru Nate yang ternyata sudah ada di sampingku.

"Tanganmu melepuh, ayo ke sini." dia mengiringku ke keran air dan diguyurnya tanganku dengan air itu.

Aku hanya memandanginya,rasanya seperti melihat Nate yang memang selalu perhatian padaku.

"Kau ceroboh." Serunya, rahangnya mengeras.

"Kau marah?" Tanyaku.

"Ak-u, aku benci melihatmu terluka, hatiku sakit." Serunya pelan tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.

Aku tersenyum bahagia, walaupun tanganku sakit.

"Kau tersenyum?"

"Aku senang kau memperhatikanku."Dia hanya diam saja dan masih mengarahkan tanganku ke keran yang mengalir.

"Di sini ada kotak p3k?" tanyanya.

"Ada di dekat tangga." Seruku.

"Tunggu, akan aku ambilkan." Lalu dia pergi dan membuka laci di sana, lalu membawa ke sini kotak p3k. Dia mencari salep untuk tangan terbakar, lalu dia mengoleskan salep itu ke tanganku dan ditiup-tiup nya.

PIS (Partner In Sex) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang