Sanggupkah Aku Bertahan.

9K 301 6
                                    

Malam itu Nate makan malam dan langsung pergi ke kamar nya tanpa menyapaku sama sekali, ketika aku mau masuk kamar, dia ternyata mengunci pintunya. Aku menggedor-gedor tapi tak ada jawaban dia. Dengan sedih aku masuk ke kamar yang lain dan menangis. Bukan ini yang aku harapan, bukan ini.

Aku akhirnya tertidur setelah menangis semalaman, aku bangun dan melihat mukaku sembab, mataku bengkak. Aku memilih untuk menyegarkan diri dulu dan mandi. Setelah itu aku keluar dan mengetuk pintu Nate.

Nate tidak membuka pintunya, terus aku mencoba untuk membukanya ternyata tidak dikunci. Tapi kamar itu sudah kosong. Aku pergi ke bawah dan memanggil-manggil Nate. Dan dia tidak ada.

Aku segera mengambil ponselku dan meneleponnya.

Untung saja diangkatnya.

"Hallo Nate, kau di mana?"

"Siapa ini?"

"Ini aku Jules, istrimu."

"Berhenti menyebut kau istriku, sekali saja tidakkah cukup. Aku masih belum percaya aku sudah menikah. Aku sedang bersama teman-temanku, mereka semua bilang aku belum menikah,sebenarnya siapa kamu? Apa hubunganmu dengan orang tuaku, hingga orang tuaku mau bersengkokol denganmu hah?"

"Nate, sudah biarkan saja dia, mari kita bersenang-senang, aku sudah sangat basah di sini." Aku mendengar suara wanita yang bicara sensual kepada Nate, sialan di mana dia sebenarnya.

"Nate kau di mana, aku mohon katakan kau di mana, jangan lakukan hal itu Nate, aku istrimu, jangan sakiti aku Nate aku mohon."Mohonku pada Nate.

"Ah...sayang tanganmu nakal, matikan telepon itu sangat menganggu saja."

"Cindy kau memang yang terbaik." Tutt tutt tuuut....Lalu sambungan teleponku diputus olehnya, aku panik aku tidak tahu di mana dia, dan dia mencoba melakukan hal nista itu dengan perempuan lain. Tidak aku mohon jangan lakukan itu Nate.

Aku segera mengambil tasku dan berlari menuju mobil ku, di perjalanan aku panik harus ke mana, aku tidak tahu tujuanku, aku berpikir dan berpikir. Cindy, Cindy, Cindy. Kenapa nama itu seperti tidak asing, di mana aku pernah mendengarnya.

Lalu aku langsung memarkirkan mobilku di sembarang tempat, otakku berputar lalu terpikirkan dengan kantornya Nate, ya mungkin itu adalah salah satu model Nate.

"Hallo..."Seru wanita di ujung sana.

"Hay, ini aku Jules, apakah kau memiliki model yang bernama Cindy di sana."

"Maaf anda siapa ya, kami tidak bisa memberikan informasi kepada sembarang orang, itu adalah pribadi."

"AkuJules Holt, istri dari Nate Lambert Holt."

"Maaf Ny. Holt, saya lancang, tu-tunggu sebentar saya akan mencarinya di data komputer saya."

"Baik cepatlah, aku menunggu?"

Sekitar 3 menitan sepertinya lalu dia kembali bersuara.

"Ny. Holt, iya kami memiliki model bernama Cindy, apa yang harus saya lakukan dengan data ini Ny. Holt."

"Di mana alamatnya, kirimkan alamat serta nomor teleponnya melalui pesan ke nomor ini segera."

"Baik Ny. Holt, maaf atas kelancangan saya, saya orang baru di sini."

"Okey, tolong segera kirimkan ya."

"Segera saya kirimkan."

Lalu aku memutus sambungan telepon itu, dan menunggu dia mengirimkan alamatnya. Tidak lama setelahnya aku telah mendapatkan alamat wanita yang bernama Cindy itu, aku berharap Nate benar-benar berada di sana, aku tidak kepikiran tentang dia yang mungkin nanti bercumbu dengan wanita sialan itu, yang aku pikirkan hanya aku harus mendapatkan Nate pulang bersamaku.

Alamat ini membawaku keperumahan yang cukup mewah, aku melihat rumah nomor 4c itu memang banyak mobil yang terparkir, dan tentu saja di sana ada mobilnya Nate. Aku langsung turun dan membuka pintu itu tanpa permisi.

Didalam sini ramai sekali dengan orang-orang, sepertinya ada pesta walaupun tidak berantakan. Mereka kebanyakan sudah mabuk, astaga bagaimana bisa mereka mabuk di pagi buta seperti ini.

Tu-tunggu dulu jangan-jangan Nate sudah dari semalam dia pergi, pantas saja aku mendengar bunyi mobil, tapi karena mataku terlalu lelah menangis semalaman jadi aku tidak memperdulikannya.

Aku terus berjalan dan berjalan menyelusuri rumah yang lumayan besar ini, akhirnya ketika di pertengah tangga aku mendengar suara desahan, erangan dari salah satu kamar di atas sana.

Aku langsung berlari membuka kamar pertama memang,ada beberapa pasang pemuda pemudi habis bercinta, tapi tidak ada Nate. Lalu ke kamar satunya. Dan di sanalah dia.

"Turun kau dari suamiku wanita jalang."

Plakkkkk

Aku menampar wanita itu dengan kasar, Nate langsung terkejut dan mengambil celananya untuk menutupi miliknya.

"Apakah kau tau arti seorang istri Nate, aku tahu kau lupa denganku, aku tahu itu. Tapi apakah kau tidak mengerti arti sebuah pernikahan, kau sudah memiliki istri Nate, kau tidak seharusnya melakukan hal senista ini. Kau boleh lupa denganku, tapi tidak dengan statusmu Nate. Kau memiliki kewajiban, kau memiliki tanggung jawab untuk menjaga kehormatanmu, kehormatanku, kehormatan pernikahan kita. Bereskan dirimu aku menunggu di bawah. Jika kau tidak turun maka kau akan menyesal."

Nate hanya terdiam menatap serius tanpa membuka mulutnya sama sekali, aku langsung turun ke bawah, air mataku tidak berhenti menetes, sakit sekali. Inikah arti penantianku selama ini.

Aku menunggunya di bawah, tapi sudah 10 menit dia tidak keluar. Aku bersumpah jika memang dia tidak akan keluar, mungkin seumur hidupnya dia tidak akan bisa melihat diriku lagi di dunia ini. Karena jika aku kehilangannya juga untuk kali ini, maka artiku hidup sudah tidak ada gunanya lagi.

TBC

Mohon dukungannya

Please vote untuk menghargai

Saran dan kritik untuk jadi lebih baik

Dan comment untuk lebih rame.

Salam hangat MS.

PIS (Partner In Sex) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang