Kehamilan 4

257K 16.2K 1.8K
                                    

Senja berlalu malam menyapa, Airys kini tengah asik terduduk di tempat tidur sambil menyandarkan punggungnya dikepala tempat tidur dengan sebuah novel di tangannya. Hormon kehamilan membuatnya malas melakukan apapun, jangankan beraktifitas yang lain mandipun kadang Airys sangat malas.

Sedang asik membaca tiba-tiba pintu kamar terbuka memperlihatkan wajah lelah suaminya, Regal memasuki kamar dengan wajah datar yang lesu. Tangan kirinya memegang tas laptopnya, jas kerjanya sudah ia sampirkan di bahu kirinya. Dasi yang ia pakai juga sudah longgar kemana-mana dan lagi kemeja yang sudah keluar dari celana serta lengan kemeja yang sudah di gulung sampai siku.

Melihat wajah lelah suaminya, Airys segera menutup novelnya lalu menuruni tempat tidur dan menghampiri Regal. Mengambil tas laptop dan jas lelaki itu lalu menyimpannya di tempatnya, Regal menjatuhkan dirinya diatas tempat tidur. Badannya terasa remuk redam, ia benar-benar lelah. Bagai mana tak lelah, pagi ia kuliah dan pulang kuliah ia harus pergi kekantor demi mencari sesuap nasi untuk istri dan anaknya bagai mana tak lelah? Lagi pula sebenarnya ia masih bisa menghidupi keluarga kecilnya tanpa harus bekerja seperti ini, tapi apalah daya anak pertama pasti akan menjadi tumbal keluarga. Lihatlah adik bodohnya itu, keluyuran bersenang-senang sementara abangnya bekerja lelah-lelahan.

Sedang asik berebahan dan menutup matany, Regal terkesiap karna merasakan seseorang yang melepas sepatunya. Regal segera membuka mata dan mendudukan dirinya dan melihat Airys tengah berjongkok untuk melepaskan sepatunya.

"Ngapain?" Tanya Regal kemudian.

Airys mendongkak menatap Regal. "Lepasin sepatu kamu, kayaknya kamu kecapean." Jawab Airys yang kemudian kembali mencoba melepaskan setapu Regal.

Tapi dengan cepat Regal menahan bahu Airys membuat wanita itu mendongkak menatap Regal lagi.

"Aku bisa sendiri." Ucap Regal yang kemudian melepaskan sepatunya sendiri serta kaoskakinya.

Airys hanya tersenyum, padahal niatnya baik ingin berbakti pada suami tapi Regal selalu menolak jika Airys hendak membantu.

Airys berdiri didepan Regal yang sudah melepaskan sepatunya, tiba-tiba pinggang Airys di tarik dan didudukannya diatas pangkuan Regal. Airys yang jaget segera mengakungkan tangannya pada leher Regal.

"Aku bukannya nolak bantuan kamu Rys, tapi aku gak suka kamu bersimpul didepan aku kaya gitu." Ucap Regal seolah tahu apa yang sedang Airys fikirkan.

"Kamu istri aku, bukan pembantu." Ucap Regal lagi.

Airys mengangguk mengiyakan, benar juga. Tapi kata mamahnya Airys harus bisa melayani suami dan yang tadi itu bentuk Airys melayani suaminya.

"Kamu udah makan malam?" Tanya Regal dan Airys mengangguk.

"Tapi gak enak, jadi mual terus muntah."

"Terus?"

"Ya udah gak jadi makan."

Regal mendengus sebal, begitulah Airys pasti berujung tidak makan. Padahal pasti anaknya itu sedang kelaparan.

"Susu?"

"Emmm kayaknya belum." Ucap Airys sambil berfikir.

Lagi-lagi membuat Regal mendengus sebal, bagai mana bisa Airys mengabaikan meminum susu hamilnya. Dia dan bayinya butuh nutrisi dan sudah seharusnya ia rajin meminum susu.

Tiba-tiba Regal berdiri dengan menggendong Airys lalu membaringkan tubuh Airys diatas tempat tidur.

"Tunggu, aku buatkan susu."

Baru saja Regal hendak berbalik dan melangkah, tiba-tiba tangannya dicekal oleh Airys.

"Tapi kamu cape Gal, biar aku aja."

RANCOR [REGAL 2] (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang