Kematian

218K 16K 1.5K
                                    

"Argh!"

Regal dan yang lainnya segera keluar dari dalam mobil dan berlari masuk kedalam sebuah rumah besar.

"ARGH!"

"Tenang nak, tenang."

Terdengar suara riuh dari dalam rumah dan saat keenam lelaki itu menginjakkan kakinya di pintu masuk rumah, terlihat ramai orang dan Ciko yang sedang ditahan oleh seorang laki-laki paruh baya serta seorang yang sudah terbujur kaku diatas tempat tidur ditengah ruangan.

"MIKAAAA BANGUN MIK, MIKAA." Teriak Ciko kemudian menyadarkan keenam lelaki itu.

Laskar dan Adendra segera berlari membantu laki-laki paruh baya yang dikenal sebagai ayah Ciko itu untuk menahan Ciko yang berontak, Mahendra dan Roy segera menghampiri kedua ibu yang saling berpelukan menatap amukam Ciko dan Regal serta Rey berjalan mendekati tubuh kaku yang kini ditutupi kain.

Regal menatap Rey begiti juga Rey menatap Regal, saling memberi keyakinan bahwa yang terjadi bukanlah mimpi.

Regal bersimpuh disamping kepala yang sudah tertutup kain putih itu, dengan perlahan tangan Regal terangkat dan memegang kain putih itu lalu menariknya pelan hingga setengah wajah itu terlihat lalu Regal semakin menariknya dan terlihatlah wajah pucat milik Mila, ya Mika. Gadis yang sudah menghilang berminggu-minggu itu kini mereka temukan dengan tubuh yang sudah kaku.

"MIKAAAAAA!" Jeritan Ciko membuat pelayat lain menatap iba dan sedih.

Siapa sangka, gadis yang selama inu dicintai kini malah terbaring kaku dihadapannya.

"LEPAS!" titah Ciko sambil menghempaskan tangan Adendra juga Laskar yang memeganginya.

"LEPAS ANJING!"

Tanpa disangka, kekuatan Ciko melebihi kedua lelaki itu. Ciko terlepas lalu berlari kearah tubuh Mika, Ciko memeluk erat jasad kaku itu sambil menangis sesegukan membuat yang melihatnya ikut menangis pilu.

"Mika bangun! Mik, Mika!" Isak Ciko sambil terus mengguncang tubuh tak bernyawa Mika.

"Mika, lo udah janji bakalan temenin gue sampai nanti Mik. Kita mau tunangan kan Mik? MIKA BANGUN!"

Laskar segera mendekati Ciko agar tak lagi mengguncang tubuh Mika yang sudah kaku, perih rasanya melihat sikap Ciko yang seperti ini.

"Mikaaa bangun!" Pekik Ciko

"Cik udah, Mika udah gak ada!" Ucap Laskar menyadarkan.

"Enggak dia masih ada, liat Mika senyum sama gue Kar. Mika senyum sama guee" pekik Ciko.

"Mika sayang, banguun Mika." Ciko kembali mengguncang tubuh Mika.

"MIKA BANGUN!" Pekik Ciko kemudian.

"Nak, sudah hiks. Mika sudah enggak ada, Mika harus segera di urusi dan di makamkan nak." Ucap Mamah Mika sambil terisak.

"Enggak mah, Mika masih hidup. Mamah apa-apaan sih hah? Ibu lihat Mika senyum sama Ciko kan Bu? Ibu lihat kan Bu?" Tanya Ciko pada Ibunya membuat kedua ibu itu semakin menangis.

"Mika bangun!" Tak disangka Ciko semakin mengguncang tubuh Mika hingga tiba-tiba sebuah pukulan membuat Ciko terjengkak dengan tubuh Mika yang di tahan oleh Rey.

"Lu kalo masih bersikap kayak gitu, jangan harap lu bisa lihat pemakaman Mika!" Desis Regal setelah memukul rahang Ciko keras.

"LO NGOMONG APA SIH HAH? LO MASIH CINTA SAMA MIKA IYA MAKANNYA LO BILANG KAYAK GITU? MIKA MILIK GUE REGAL, MIKA MAU TUNANGAN SAMA GUE!" bentak Ciko pada Regal.

"Mika udah mati Ciko, dan dia udah harus tenang disana." ucap Regal menyadarkan.

"Lo sirik anjing, lo udah punya Airys dan Mika cuma buat gue. Dan apa mati? Hahaha lo halu Gal, Mika masih hidup. Mati lo bilang?" Ciko tertawa hambar.

RANCOR [REGAL 2] (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang