First Princess Using Her Power For Protect Her Dearest Brother

11.9K 463 19
                                    

Scene yang tidak ada di dalam cerita.

"Atha.. Bangun sayang," ucap Ratu Navira sambil membelai lembut pipi putrinya itu.

Perlahan, Atha mulai membuka kelopak matanya. Ia mengerjapkan matanya lucu beberapa kali.

"Putri bunda lucu banget sih.." ucap Ratu Navira gemas.

Ia menciumi semua wajah Atha yang membuat gadis kecil itu merasa geli. "Udah bun.. Geli tahu, Atha udah bangun nih.." ucapnya.

Atha yang baru berumur 5 tahun itu pun bangun lalu beranjak pergi menuju kamar mandi dan dibantu oleh Ratu Navira.

Atha sudah selesai mandi, ia langsung berhambur kepelukan Ratu Navira yang sedang duduk di kasurnya.

"Hallo ibunda.." sapa Atha.

"Juga sayang," ucap Ratu Navira lembut.

"Ayahanda dimana bun?" tanya Atha lucu.

Ratu Navira yang gemas pun menciumi lagi seluruh wajah Atha. "Ayahanda ada diruang kerjanya sayang, mau kesana?" tanya Ratu Navira lembut.

"Mau!!" seru Atha lucu.

Ratu Navira pun membawa Atha keruang kerja suaminya, saat mereka masuk. Terlihat sang Raja yang terlihat lelah.

"Ayahanda kenapa?" tanya Atha khawatir.

Atha menghampiri Raja Lucient yang sedang duduk dikursi, ia memegang tangan Raja Lucient.

"Ayah gak kenapa-kenapa, Atha ngapain kesini?" tanya Raja Lucient lembut.

Atha menggembungkan pipinya lucu. "Ayahanda ngusil Atha nih?" tanyanya lucu.

Dan juga... Ia cadel.

"Bukan gitu sayang..." ucap Raja Lucient.

Ratu Navira yang melihat interaksi antar ayah dan anak itu tertawa pelan, ia duduk disofa yang ada diruangan itu.

Tiba-tiba ia teringat putranya yang tidak ada disisinya sekarang... Ia merindukan putranya... Ralat, ia merindukan 'para' putranya.

"Ibunda..." panggil Atha.

Ratu Navira mengalihkan pandangannya kearah Atha yang berada digendongan sang Raja.

Terlihat sang Raja yang sedang gemas dan menciumi wajah putrinya itu.. Ehem, maksudnya putri mereka.

"Sudah baginda, Atha akan merasa geli.." ucap Ratu Navira.

Raja Lucient berhenti menciumi wajah Atha, ia tersenyum.

"Atha mau kemana sayang? Udah rapih banget nih," ucap Raja Lucient.

Atha langsung bersemangat seketika. "Mau ketemu Xandlian dong!" serunya semangat.

"Pantesan udah cantik nih, mau ketemu Xandrian toh.." ucap Raja Lucient geli.

"Iya dong, Atha halus cantik kalo mau ketemu sama Xandlian!" ucap Atha semangat.

Raja Lucient dan Ratu Navira yang melihat penjelasan putrinya yang semangat itu terkekeh geli.

"Yaudah ayo ibunda temani," ucap Ratu Navira.

Atha mengangguk semangat, ia berjalan keluar dari ruangan Raja Lucient setelah pamit.

Mereka berjalan kearah lapangan yang dipenuhi prajurit yang sedang berlatih pedang.

Para prajurit yang melihat Ratu Navira langsung menunduk hormat sedangkan Ratu Navira hanya tersenyum untuk menanggapinya.

"XANDLIAN!!" seru Atha sambil berlari menghampiri Xandrian yang sedang duduk di bawah pohon.

"Ada apa Tuan putri?" tanya Xandrian lembut.

Atha menggembungkan pipinya lucu. "Xandlian, Atha bosen di istana.." rengeknya, "Kita kelual yuk?" tanya Atha pelan.

"Tapi Tuan put-"

"Ayo Xandlian..." rengek Atha sambil menarik tangan Xandrian.

Ratu Navira sudah pergi karena Raja memanggilnya. "Ibunda udah pelgi, ayo kita kelual.." rengek Atha.

Xandrian menghela napas pelan. "Baiklah Tuan putri.."

Mereka pergi dengan mengendap-endap, tak lupa memakai jubah untuk menutupi identitas mereka.

"Yeay, akhilnya bisa kelual. Xandlian, ayo kita kesana!" seru Atha sambil menunjuk kedai ice cream.

"Baiklah Tuan putri.." ucap Xandrian pelan karena takut ada yang mendengar.

Mereka berdua pergi kekedai ice cream itu lalu memesan dua mangkuk ice cream.

Atha rasa coklat begitupun Xandrian. "Ini pesanannya," ucap waiters sambil memberikan ice cream mereka.

Atha memakannya dengan belepotan, Xandrian terkekeh pelan melihat tuan putrinya yang makan dengan semangat.

"Pelan-pelan dong makannya," ucap Xandrian sambil membersihkan pipi Atha yang terdapat sisa ice cream rasa coklat itu.

"Hehehe, abisnya enak sih.." ucap Atha.

Xandrian hanya terkekeh lagi dan mulai memakan ice cream miliknya sampai habis.

"Mau kemana lagi?" tanya Xandrian.

"Hm.. Kemana ya.." ucap Atha sambil bergaya seperti orang yang sedang berpikir.

Xandrian tertawa melihat tingkah lucu tuan putrinya yang telah ia anggap seperti adik perempuannya itu.

Yah, umur mereka tidak terpaut begitu jauh mungkin lumayan.

Atha yang berumur 5 tahun dan dirinya yang berumur 14 tahun. Diumurnya yang masih bisa dibilang muda itu.

Ia sudah menjadi prajurit terbaik dan memungkinkannya untuk menjadi panglima dimasa mendatang nanti.

Sampai...

Sekelompok pasukan dari Dark kingdom menyerangnya saat ia ingin pergi menuju taman bersama Atha.

Atha hanya diam, ia tidak tahu harus berbuat apa. Sihir? Ia belum begitu mahir.

Ia menyaksikan bagaimana Xandrian disiksa dengan darah yang mengucur dari tubuhnya.

Atha diam, tubuhnya membeku. Otaknya tidak bisa memproses apa yang telah terjadi sekarang.

Mulutnya terasa tercekat, tangannya kaku. Xandrian, laki-laki yang telah ia anggap sebagai kakaknya sedang terkulai lemas dihadapannya.

Akibat ulah pasukan Dark kingdom, mereka mulai mendekati Atha secara perlahan.

Atha hanya diam, ia mulai terliputi emosi. Aura tidak bersahabat mulai terlihat disekitarnya.

Pasukan dari Dark kingdom mulai was-was, mereka sudah menganggap remeh anak kecil dihadapan mereka saat ini.

"Jangan tuan putri..." ucap Xandrian lemah.

Sebelum kesdarannya habis, ia bisa melihat Atha yang menyerang para pasukan dark kingdom itu secara membabi buta menggunakan element api biru miliknya.

Atha mengalihkan pandangannya ke arah Xandrian, terlihat wajahnya yang sangat pucat. Xandrian telah... Mati.

"Kalian sudah kelewatan.." ucap Atha geram.

Dan...

DUARRR!

Mereka semua lenyap ditangan Atha, Atha yang kehabisan energi pun terjatuh, hal terakhir yang ia lihat sebelum menutup matanya adalah ayahanda dan ibundanya yang sedang berlari ke arahnya dengan wajah panik.

Mage Academy Where stories live. Discover now