03. Lembaran Baru

25.7K 1.4K 5
                                    

Setelah selesai makan siang, Atha pergi keluar rumah dan duduk di taman. Taman milik keluarga Clover itu lumayan luas dengan taburan berbagai bunga yang terlihat sangat indah dan beragam.

Lalu pandangannya terarah pada sebuah objek yang menarik perhatiannya, ia melihat ada dua buah ayunan di taman ini. Lalu ia berjalan menghampirinya tanpa pikir panjang.

"Kenapa semua ini terjadi? Apa salah kedua orangtuaku padanya? Kenapa 'dia' jahat sekali. Eh tunggu bukannya 'dia' memang jahat? 'Dia' kan Raja dari kerajaan Dark kingdom," batin Atha.

Ia teringat kalung pemberian ayahnya dan memegangnya. "Kalung yang indah..." ucap seseorang di belakangnya secara tiba-tiba.

Atha sedikit terkejut lalu ia terjatuh dari ayunan yang ia duduki.

"Eh Atha! Kamu tidak apa-apa?" tanya Rayhan panik lalu ia membantu Atha berdiri.

"Maafkan aku karena sudah mengagetkanmu.." ucapnya menyesal sambil menundukan kepalanya.

"Hm." Atha hanya menanggapinya dengan deheman, "Aw!" rintihnya pelan.

Rayhan menatapnya dengan pandangan cemas. "Eh? Kenapa? Ada yang sakit?" tanyanya panik.

Raut khawatir di wajahnya tidak bisa di sembunyikan, lalu ia melihat kearah lutut Atha yang sedikit memar dan mengeluarkan darah karena tergores.

Atha hanya memandang Rayhan datar, lalu ia menunjuk batu yang ada dibawahnya seolah berkata: "Batu itu penyebab lututku berdarah."

"Yaampun! Ayo masuk ke dalam, akan aku obati lukamu," ucapnya khawatir saat melihat darah yang keluar dari lutut Atha semakin banyak. Dan juga batu yang menggores lutut Atha cukup tajam.

"Tidak perlu," ucap Atha yang menolak dengan halus.

"Ta—"

Gadis itu memotong ucapannya Rayhan sebelum laki-laki itu menyelesaikannya. "Tak apa," ucapnya.

Atha menutup matanya, tak lama kemudian keluar sinar berwarna hijau muda dari telapak tangan miliknya. Ia mengarahkan telapak tangannya itu ke lututnya, seketika luka di lututnya sembuh tanpa bekas.

"Ka-kau punya kekuatan healer? Kekuatan penyembuhan, tapi kenapa bisa cepat hanya beberapa detik? Bukannya membutuhkan waktu hingga beberapa menit?" tanya Rayhan bingung.

Atha yang mendengar Rayhan mengoceh panjang lebar itu hanya menatapnya datar. Lalu tersenyum tipis saat melihat raut waja Rayhan yang bisa dibilang konyol.

"Kenapa tersenyum? Apa aku terlihat konyol? Aku sedang bertanya nona," ucap Rayhan sedikit ketus, ia menatap Atha dengan kesal.

Atha kembali memasang wajah datar yang menjadi ciri khasnya. "Mungkin karena aku seorang putri," ucapnya asal.

"Iya Kali ya..." ucap Rayhan sambil mengangguk-ngangguk sendiri.

Ditempat lain.

"Wah wah... Kakak.. Kenapa kau membiarkan anak mu pergi? Padahal aku ingin menjodohkan anakmu dengan anak didikku," ucap seseorang sambil menyeringai, licik.

"Jangan pernah berharap kamu!" tegas sang raja, yang tak lain adalah ayah dari Atha, Raja Lucient.

"Aduh! Galak sekali..." ucapnya sambil bertingkah pura-pura takut.

"Jangan bertingkah seperti itu, tingkah lakumu itu menjijikan!" ucap sang raja lagi.

Dia pun menyeringai, "Oh seram. Tapi bagaimana ya mukamu saat tahu bahwa anak kesayangan mu itu aku tangkap. Tapi sebelum itu aku tidak tahu bagaimana mukanya, Hufft!" ucapnya pura-pura sedih.

"Beraninya kau!! Tidak akan ku biarkan kau menyentuh putriku sedikitpun! Sudah cukup putraku kau culik! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi juga kepada putriku!"

Sang raja langsung berlari, ia hendak menyerang adiknya itu.

Sring! sring!

Pedang mereka yang beradu itu berbunyi nyaring di kesunyian istana, semua pelayan sudah dipindahkan kebawah tanah begitu pula sang Ratu sedangkan para prajurit sedang berperang melawan pasukan adiknya diluar istana.

Brukk!

Raja Lucient terkena serangan langsung dari 'dia' dan terjatuh, darah segar menetes dari sudut bibirnya.

'Dia' menyeringai licik, "Menyerahlah sajalah kakak~, kau tidak akan menang menghadapi ku.." ucapnya meremehkan.

Raja Lucient kembali bangun. "Cih! tidak akan pernah!" ucap Raja Lucient ketus.

"Huh, yasudah bye kakak tersayang, aku mau pulang!" ucapnya sambil menekan kata 'tersayang' .

"Tapi—"

"Pasukan! kita mundur!" seru 'dia' tegas. lalu semua pasukannya mundur, mereka masuk kembali ke dalam portal yang berada di dekat istana.

"Tapi ingat kak! Aku akan selalu mengawasimu. Jika anakmu kembali, mungkin aku akan kesini lagi," ucapnya sambil menyeringai licik.

Lalu ia pergi dengan kekuatan teleportnya, dan seketika Raja Lucient langsung ambruk karena kelelahan, energinya terkuras banyak saat melawan adiknya itu.

Tapi apakah masih bisa dibilang adik? Karena sekarang, adiknya sudah berubah menjadi musuhnya.

-TBC-

Mage Academy Kde žijí příběhy. Začni objevovat