Rupa Kebohongan

932 127 11
                                    


            Setiap orang memiliki alasan untuk melakukan sebuah kebohongan dan setiap orang memiliki masalah masing-masing yang bisa menjadi alasan mengapa harus berbohong.

Inna langsung berbicara kepada Henry yang tengah melamun menatap foto mendiang ibunya setelah meminta Reihan untuk beristirahat.

 "Appa ... kenapa Reihan mengatakan soal pertunangan?" Henry menghela napas panjang, mencoba memahami alasan Inna kembali memakai bahasa Korea dalam percakapan mereka. 

"Maafkan appa ... tapi itu adalah pesan dari eommamu, kau sudah berjodoh dengan Reihan."

"Memangnya kalian Tuhan yang menentukan jodohku ... Reihan itu hanya teman masa kecilku dan saat ini aku mencintai orang lain." Henry menarik napas panjang. 

"Apa kau tidak mau melakukan amanat terakhir dari eommamu?"

"Appa ...."

"Kau akan bahagia bersama Reihan dibanding bersama Park Jimin ... semuanya terlalu sulit."

"Appa dan eomma bisa bersatu ... kenapa aku tidak?" Henry menunduk kemudian menghela napas panjang. 

"Ada satu perbedaan jauh antara appa dan Park Jimin ...." Henry menarik napas panjang, berusaha keras menekan perasaan bersalahnya. 

"Jika Park Jimin adalah ummat yang taat maka appa adalah ummat yang kehilangan arah. Park Jimin sudah memiliki arah dan appa sama sekali tidak memiliki arah ... bisa kau memahami perbedaan itu?" 

Air mata Inna menetes, rasanya menyesakkan. Inna bahkan masih ingat saat Henry bercerita dengan penuh kebanggaan tentang cinta beda agama bersama ibunya, saat itu Inna merasa bahwa dia masih memiliki jalan untuk memperjuangan cintanya bersama Jimin. 

Namun, saat ini Henry menjatuhkannya sejatuh-jatuhnya, saat bercerita tentang satu perbedaan antara kisah cintanya dan kisah cinta kedua orangtuanya. 

"Appa ... kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?"

"Inna-yaa ... appa ingin melihatmu tersenyum dibandingkan menangis, hingga appa menyadari bahwa seharusnya appa tidak menyembunyikan fakta ini. Menyerahlah dan ikutlah Reihan ke indonesia ... kau boleh meninggalkan appamu yang berbohong ini."

"Apa kau berbohong soal pertukaran pelajar?"

"Ya. Karena dia sudah menyelesaikan kuliahnya dan sudah menjadi CEO sebuah perusahaan."

"Appa ... kau jahat sekali." Inna kemudian memilih pergi ke kamarnya kemudian menangis tersedu di sana. 

Rasanya menyakitkan.




____

Taehyung tersenyum saat es krim pesanannya sudah berada di hadapan, dan itu mau tidak mau membuat Junsu terkekeh. Junsu masih ingat raut wajah terkejut Taehyung saat dia menjemputnya tadi. 

"Taehyung-ah ... apa suatu hari nanti kau akan melupakan appa saat eommamu menikah lagi?" pertanyaan Junsu membuat Taehyung menghentikan sejenak aktivitas menikmati es krimnya. 

"Kenapa appa bertanya seperti itu?" Junsu tersenyum mendengar pertanyaan Taehyung yang penuh dengan rasa penasaran. Tentu saja. 

"Appa pikir ... eommamu pasti membutuhkan seorang lelaki yang bisa dipanggil suami olehnya." Taehyung menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Junsu kemudian menatap wajah Junsu lamat-lamat. 

Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang