Tak Sama

1.7K 195 9
                                    


____Love

Taehyung menghentikan langkahnya di sebuah panti yang berada tidak jauh dari deretan ruko dan rumah sakit. 

Pikiran dan perasaannya sedang kacau, bahkan dia baru saja menyelesaikan tangisnya di dekapan Hyeri. Taehyung tidak kuat hidup seperti ini kalau saja Taehyung tidak ingat bahwa ada Jungkook dan Hyeri yang bersedia menguatkan hati dan pikirannya. 

Ayahnya selalu marah besar saat tahu kalau dia baru bertemu dengan Hyeri dan ibu tirinya akan menambah argumen yang membuat suasana semakin panas. Taehyung membenci suasana itu bahkan meskipun Taehyung tahu betul bahwa ayahnya dipuji jutaan orang, Taehyung tak pernah satu kalipun memujinya. 

Keluarganya terlalu banyak bersandiwara, membuatnya tidak suka dan memilih menghindar dari semua tatapan yang tertuju kepada keluarganya. Taehyung kemudian memutuskan untuk memasuki area panti mencari presensi Jungkook yang biasanya sedang bermain atau mengajar anak-anak panti. 

Setelah menemukan presensi Jungkook, Taehyung menghela napas panjang, dia iri sekali dengan kehidupan menyenangkan dan bahagia Jungkook. 

Jika bisa memilih Taehyung lebih memilih hidup sebagai Jungkook bahkan meskipun hanya memiliki Kihyung dalam hidupnya. Kihyung mencintai Jungkook dengan seluruh hidupnya, cinta seorang ayah yang begitu besar kepada putranya, bahkan bukan hanya Kihyung, Jungkook dicintai banyak orang. Baik itu staff ataupun dokter di rumah sakit sangat menyayangi Jungkook yang sejak lahir tinggal di sana. Jungkook dan Kihyung tidak memiliki rumah itu adalah fakta yang miris, beruntung rumah sakit memiliki rumah singgah yang bisa menjadi rumah yang normal untuk mereka tanpa aroma antiseptik atau obat-obatan khas rumah sakit. Jungkook bahagia meskipun jantungnya bermasalah dan ekonominya termasuk rendah, Jungkook bahagia karena memiliki banyak tangan malaikat untuk menolongnya bahkan sejak kelahirannya. 

Taehyung ingin hidup seperti Jungkook. Jungkook melambaikan tangannya saat menyadari presensi Taehyung usai anak-anak selesai dengan belajarnya, remaja itu menyapa sahabatnya yang tidak dia lihat hampir seharian penuh.

"Kemana saja seharian? Hari terasa kosong tanpamu." Jungkook tersenyum tipis mendengar pertanyaan itu, pertanyaan yang menyiratkan ketakutan dan wajah seorang Taehyung yang sebenarnya. Taehyung tidak memiliki teman akrab selain Jungkook di sekolah, hanya teman musiman yang tidak terlalu akrab dan datang jika ada maunya dan Taehyung tanpa Jungkook adalah hampa, meskipun sebenarnya Jungkook tahu betul bahwa teman-teman mereka apa adanya Taehyungnya saja yang terlalu membatasi diri. 

"Dikurung Aboeji, dan ada apa dengan pertanyaanmu, kita baru libur selema beberapa hari, kenapa kau berbicara seolah kita bersekolah?" 

Jungkook menjawab dengan gurauan kecil, meskipun itu terkesan berlebihan untuk menggambarkan bahwa dia berada di rumah sakit dan dilarang pergi sekolah. Aboeji yang dimaksud Jungkook adalah Jihyun, dokter yang menjadi saksi bagaimana Jungkook berjuang untuk tetap bernapas. Jihyun sendiri yang meminta Jungkook memanggilnya seperti itu dan Jungkook akan memanggil Eomma kepada Yoojung. 

"Kok bisa?" sadar gurauannya tidak dibalas membuat Jungkook sedikit banyak mengerti kalau suasana hati Taehyung sedang tidak baik. 

"Tadi malam kena serangan kecil tiba-tiba, akhirnya Aboeji bahkan Appa memaksa melakukan serangkaian pemeriksaan dan hasilnya tidak terlalu membahagiakan." Taehyung menunduk mendengar jawaban dari Jungkook, mendadak hatinya merasa tidak enak karena berniat ingin menjadi Jungkook. Taehyung memelankan laju jalannya saat menyadari kalau Jungkook mulai kelelahan dan kewalahan. 

"Kenapa pelan?" Taehyung menggeleng menanggapi pertanyaan Jungkook kemudian melihat kesekeliling yang masih ramai oleh kendaraan. 

"Kookie-ah, kadang aku berharap kalau aku kecelakaan dan bisa mendononorkan jantungku untukmu." Jungkook mengerenyit tidak paham, sejak bertemu ketika senja tadi sampai sekarang Taehyung terlihat sangat aneh. 

Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang