Sisa Cerita Hati (part 2)

70 6 2
                                    

Sungguh ini seperti jawaban tentang sisa cerita hati kemarin.
Rasa-rasanya ada banyak hal yang harus kusesali kemarin.

Tapi dengan melihat kebahagiaan dipadang bunga, aku tidak bisa mengatakan penyesalan.
Melihat tiap insannya saling bersanding ria, tatap muka penuh tawa,
Memancar rindu yang saling terpendam saat kita sedang tak lagi berjumpa.

Hari begitu mengesankan bagi setiap insan.
Bakung nan cantik yang tak tampak layu,
Peri berdamping dengan merpati putih baik hati,
Angin yang menyejukkan,
kicir-kicir dekat pondokan rumah berputar.
Dan semua bersenandung ramai..

Namun ada satu sisi kebodohan yang tutupi saat aku dapati dirinya.
Iya.. dirinya..
Si suara merdu.
Aku menyisihkan segala rindu dan berusaha tak memandang dengan pilu,
Namun yang ku hadapi hanya ngilu dan seperti dungu.
dungu karna tau tak ada daya diri yang bisa berjuang.

Rasanya ingin kuhentikan semua,
Menghilang sajalah rindu seperti dulu itu, hingga semua menjadi semu dan berganti menjadi ratap sendu.

Karna sungguh seperti tak ada lagi arti rindu dihatimu.
Melihat bakung bersisian denganmu, ia seperti memancar sedikit harap rindu yang berujung padamu.
Dan lagi-lagi hanya aku yang tahu,
Hanya aku yang pilu..

Semoga hari ini semesta mendengar segelintir jerit perih sesaat yang hanya ku selimuti didalam hati.
Egoisasi tinggi yang terbendung saat ini, sungguh aku tau harusnya bukan begini..

Tapi kau harus tau, bunga ku hari itu tak lagi bisa bermekar, batang ku sedang lemah dan gemetar.
Dan akhirnya, hanya rontokan bunga dandelion yang tertiupkanlah yang tersisa dariku.
Tiap insan mungkin menikmat rontokan bunga yang tersiur indah saat berterbangan, tapi skali lagi kau harus tau
Ada suatu yang menyakitkan dibalik keindahan rontok bungaku..

Dan ini keahlianku..

Seruan DandelionWhere stories live. Discover now