The LUCKIEST Bastard | 27

Start from the beginning
                                    

"Bagaimana kau bisa datang disaat seperti tadi?" Tanya Ara begitu mereka masuk di dalam mobil.

"Kenapa kau mau menjadi model?" Tanya Liam mengabaikan pertanyaan Ara.

"Tadi ada salah satu model yang tidak masuk. Kemudian aku ditawari untuk menggantikannya," jawab Ara.

"Apakah kau tahu kau dijebak oleh Taylor? Itu adalah akal-akalannya untuk mempermalukanmu di depan umum," balas Liam cepat.

"Taylor tidak mungkin seperti itu. Dia sangat baik kepadaku," bantah Ara.

"Merobek bathrobe-mu begitu?" Tanya Liam.

"Itu tidak sengaja, Liam," jawab Ara berusaha memberi pengertian.

Liam menghela nafasnya. Kenapa gadis disebelahnya ini sangat bodoh?

"Terserah," jawab Liam akhirnya. Setelah itu tak ada lagi yang berbicara disepanjang perjalanan.
_____

MAX Company, Seattle, USA.

"Aturkan jadwal rapat dengan Wangs Technology," ucap Liam melalui interkom.

"Baik," jawab Ara.

Ara langsung membuka jadwal Liam dan mencari waktu yang kosong. Usai menemukan, Ara langsung mengatur jadwal rapatnya dan menghubungi sekretaris Wangs Technology.

"Kalau begitu, hari ini pukul dua siang. Terima kasih," kata Ara dengan orang yang ditelepon. Usai mendengar balasan, Ara menutup teleponnya.

"Aku sudah mengaturkan jadwalnya. Kau akan menghadiri rapat bersama Wangs Technology pukul dua siang nanti," kata Ara kepada Liam melalui interkom.

"Baiklah," jawab Liam.

Ara kembali melanjutkan pekerjaannya. Ditengah kesibukannya, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Dengan cepat Ara bangkit dari kursinya menuju ke ruangan Liam.

Ara mengetuk pintu. Usai mendengar jawaban dari dalam, Ara masuk ke dalam dan berjalan menghampiri meja Liam. Disana tampak Liam yang sedang fokus dengan komputernya.

"Ada apa?" Tanya Liam usai menyadari kehadiran Ara.

Ara meremas tangannya, menatap Liam ragu-ragu. Kening Liam berkerut bingung.

"Apakah ada sesuatu?" Tanya Liam lagi.

Ara menggigit bibir bagian dalamnya, kemudian menjawab, "I-Itu.... Aku ingin meminta tolong sesuatu kepadamu."

"Dan apa itu?" Tanya Liam sembari menaikkan satu alisnya.

"Bisakah kau memperkerjakan kembali Alan?" Tanya Ara.

"Apakah aku memecatnya?" Jawab Liam

"Kau memecatnya waktu itu," jawab Ara. Apakah Liam pikun?

Liam tampak berpikir. Usai berpikir kurang lebih semenit, Liam menjawab, "Oh. Kalau begitu, m rayu aku." Liam menyeringai jahil.

Ara menatap Liam horror. Jujur, ia sangat tidak ingin merayu Liam. Tetapi demi Alan, akhirnya Ara melakukannya. Ini semua demi membalas budi Alan.

Ara berjalan kearah Liam kemudian duduk di pangkuannya. Ia menyentuh rahang tegas Liam, membelainya lembut, kemudian berkata, "Liam.... Apakah Alan boleh kembali bekerja di tempatmu?" Ara bertnya dengan nada menggodanya.

Dalam hati Ara ingin sekali muntah dan keluar dari ruangan ini. Ini sama sekali bukan dirinya. Liam menggenggam tangan Ara yang mengelus rahangnya kemudian mengecup telapaknya lembut.

"Tidak," jawab Liam datar. Ara langsung menarik tangannya dan menatap Liam tajam. Ia langsung bangkit dari pangkuan Liam tetapi tangannya kembali ditarik. Kini Ara kembali terduduk diatas pangkuan Liam.

"Temani aku seharian penuh dan aku akan mengabulkan permintaanmu," kata Liam.

"Sungguh?" Tanya Ara. Tatapannya tidak setajam lagi. Liam menganggukkan kepalanya. Ara langsung memekik kesenangan. Ia mengecup pipi Liam kilat kemudian keluar dari ruangan Liam.

Liam duduk di kursi mahalnya mematung. Ia terlalu syok karena baru pertama kali ini Ara mencium pipinya. Tanpa sadar ia menyentuh pipinya yang dicium tadi.
_____

Liam duduk di kursi utama. Saat ini ia berada di ruang rapat bersama Ara dan beberapa petinggi perusahaan lainnya. Ia tengah menunggu kedatangan Wangs Technology.

Liam melihat jam yang menempel di dinding, pukul dua pas.

"Kemana mereka? Berani-beraninya mereka membiarkan Tuan Maxwell menunggu?" Ucap salah satu petinggi perusahaan.

"Memangnya siapa mereka?" Timpal salah satu petinggi perusahaan lainnya.

"Tidak perlu dibahas. Saya akan menunggunya," ucap Liam membalas pertanyaan para petinggi itu. Sementara Ara hanya diam.

Lima menit

Sepuluh menit

Lima belas menit....

Akhirnya anggota dari Wangs Techonology pun datang dengan sekretarisnya. Liam beserta anggota rapat lainnya berdiri. Mereka saling berjabat tangan kemudian Liam mempersilahkan duduk.

"Maaf saya terlambat. Tadi ada sedikit kendala ketika perjalanan kesini," kata orang itu.

"Tidak apa," jawab Liam terseyum tipis--nyaris tidak terlihat.

"Sebelum itu, perkenalkan saya Dimitri Evans. Hari ini saya ditugaskan untuk menggantikan CEO kami untuk mengikuti rapat hari ini karena beliau ada urusan mendadak," kata Dimitri memperkenalkan dirinya.

"Baik, Tuan Evans. Bagaimana kalau kita memulai rapatnya?" Tanya Liam.

Para petinggi lainnya berbisik-bisik pelan. Baru pertama kali ini Liam harus mengikuti rapat dengan pengganti CEO. Hal ini lantas menjadi pembicaraan oleh orang-orang.

Rapat berjalan cukup lama. Namun selama rapat, Liam tidak terlalu fokus. Ia memikirkan hal lainnya.

TO BE CONTINUED
____________________

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA!!

Engga kerasa dua minggu lagi udah sekolah online. Kalian seneng ga?

See you on next part!

THANK YOU, CLAIRINE.

The LUCKIEST Bastard [ON REVISION]Where stories live. Discover now