Keesokan harinya, dengan plester balsem di tengkuk serta lingkaran hitam di bawah mata, Naruto memasuki gerbang sekolahnya.

Ini tidak baik, saat matanya menjelajah dan menemukan beberapa murid dari kelas lain melempar kikikan menyebalkan saat melihatnya pagi ini. Kelasnya diisi pengkhianat rupanya, akan ia cari orang yang berani menyebarkan kejadian kemarin sehingga murid seangkatannya secara terang-terangan memberikan ucapan selamat padanya.

Selamat dipermalukan!

Naruto memasuki kelasnya, lalu sahutan menyebalkan mulai terdengar. Andai saja suaranya tidak habis untuk menjelaskan kejadian kemarin yang berujung sia-sia, mungkin ia akan meneriaki telinga temannya satu-satu. Sekalian sampai berdarah kalau Naruto tega.

Sai yang duduk di pojokan menampilkan senyum misteriusnya, ini hari terindah baginya saat suara cempreng makhluk kuning itu tidak menyapa indra pendengarannya.

"Ah, tenangnya."

•••

Ini sudah seminggu setelah kejadian menyebalkan itu, semua guru yang mengajar di kelasnya pun bahkan ikutan kepo terhadap hubungannya dengan Sai.

Naruto tidak habis pikir, Sai juga mulai berani menggodanya. Membuatnya terus-terusan malu dan kelas semakin sering ribut dibuatnya.

Naruto menepuk pipinya keras, ini tidak boleh terus-terusan terjadi!

"Naruto, apa kabar?" tanya Sai saat melewatinya di koridor. Hanya bertanya tanpa butuh jawaban darinya, tapi itu mampu membuat murid lain yang berada di koridor membisikkan hal tentang dirinya.

Kebanyakan dari mereka adalah gadis yang tidak rela murid populer semacam Sai menyapanya. Membuat Naruto harus merengut dan menggenggam erat tasnya selama menuju kelas, inilah yang ia benci dari gadis kebanyakan.

Sasuke menghampirinya, sudah seminggu mereka tidak beradu argumen. Bagi Naruto itu bukan hal penting, karena ia terlalu fokus dengan rencana rahasia Sai terhadapnya seminggu ini. Namun beda bagi Sasuke, ia merasa kosong. Ia sudah menjadikan pertengkarannya dengan Naruto itu sebagai kebiasaan sehari-harinya.

"Dobe," panggil Sasuke sambil duduk di kursi Ino dan menghadap ke belakang.

Naruto mengangkat wajahnya lesu, ia tidak ada waktu untuk bertengkar dengan Sasuke. Ia malu dengan kejadian seminggu lalu meskipun ia sudah menjelaskannya dan berakhir sia-sia di depan teman-temannya.

Naruto kalut saat ini. Dan jika Sasuke ingin menganggunya hari ini, maaf saja, ia akan marah besar.

"Aku punya dua tiket ini, mau ikut?"

Naruto melebarkan matanya terkejut. Tiket konser Band MWAM, gila!

"Kau dapat ini dari mana?" Naruto mengambil dua tiket itu dan mengelusnya takjub. Sasuke menaikkan alisnya, menyembunyikan rasa senang yang menyesakkan dadanya beberapa saat. "Kau mengajakku nonton?"

Sasuke mengangguk, "Kau mau ikut?" tanyanya cepat.

Naruto hampir saja menganggukkan kepalanya dengan antusias, sebelum melihat Sakura datang dan duduk di sebelahnya. Gadis bersurai merah muda itu menyempatkan diri untuk tersenyum ke arah mereka berdua sebelum beralih memainkan ponselnya.

"Kenapa tidak ajak Sakura saja?" Naruto menyodorkan kembali tiket itu pada Sasuke. Ia berusaha ikhlas dengan debut nonton konsernya, hiks.
"Dia tidak suka dengan aliran band ini 'kan?" tanya Sasuke memastikan.

BEHIND YOU [COMPLETED√]Where stories live. Discover now