EPILOG

2.1K 184 13
                                    

"Cintaku padanya memang sulit untuk dihentikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cintaku padanya memang sulit untuk dihentikan. Biarkan waktu yang menjawab semua kegundahanku. Aku yakin, misteri tentangnya adalah satu hal yang menjadi alasan mengapa aku tidak dapat berhenti mencintainya."

Seperti hari sebelumnya, aku akan terbangun dipagi hari lalu memulai aktivitas rutin yang biasa kulakukan. Enam bulan telah berjalan. Sejak kejadian dimana aku harus bersikeras melawan Sehun, kini hidupku penuh dengan warna yang baru. Meski kedua orangtua dan sanak keluargaku telah pergi jauh dari sisiku. Namun, Tuhan memberiku pengganti yang tidak kalah berharga. Ya, dia Bae Irene. Gadis manis dengan sejuta pesona yang mampu membuatku jatuh cinta padanya.

Akan kuceritakan kisahku bersamanya. Mengenalnya adalah sebuah ketidaksengajaan dalam hidupku. Tidak terlintas bahkan tidak aku harapkan. Ia datang bagaikan hujan besar yang tidak kuingini. Ia misterius dan penuh dengan waspada. Aku terheran, mengapa ia datang hanya untuk melukis sebuah gambar yang suram?

Aku prustasi karenanya. Aku dilema dalam harapan yang tak pasti. Aku bingung menentukan perasaanku sendiri. Bahkan, saat ituㅡaku seperti asing dengan diriku sendiri. Dalam hati, aku selalu bertanya, "mengapa dulu, kuharus membantu gadis itu."

Seiring berjalannya waktu. Gadis itu semakin dipenuhi dengan tanda tanya besar. Kejadian demi kejadian yang tidak kuinginkan mulai berdatangan tanpa henti. Kehilangan seperti menjadi rutinitas dalam hidupku. Satu persatu orang yang kucintai mulai pergi tanpa pamit. Namun aneh, semakin banyak yang pergi, semakin besar pula rasa tanggung jawabku padanya. Semakin besar pula rasa inginku untuk melindunginya. Ia menarik bagai magnet sehingga aku tidak dapat melepas pesonaku dari dirinya.

"Taehyung-ah,"

Ya, suara itu.

Suara yang aku kagumi. Entah sejak kapan, suara itu seperti candu dalam pendengaranku.

"Kenapa?" tanyaku pada wanitaku.

Dia tampak merengut sebal. Oh Tuhan, lihatlah! Dia bahkan berhasil membuat bulu romanku berdiri. Ia menghentikan duniaku yang rapuh.

"Kau bilang kau akan menemaniku berbelanja."

Aku terkekeh pelan. Aku mengusap puncak kepalanya. Akhir-akhir ini, ia sangat agresif dan manja. Ia selalu merengut bahkan tidak tanggung-tanggung memarahiku jika keinginannya tidak kupenuhi.

"Kau benar. Aku akan bersiap-siap."

Aku terbangun dari duduk-ku. Khayalanku kembali memudar saat sosok cantik itu muncul secara tiba-tiba dihadapanku.

"Andwe-yo! Kau mau kemana?" ujarnya sedikit merajuk.

"Aku akan bersiap-siap, sayang."

Dia menggeleng kecil. "Tidak perlu. Kau sudah terlihat tampan. Ayolah," ujarnya lalu menggamit lenganku.

Aku mendesah pelan. Dengan semangat, aku balik menggamit tangan mungilnya. "Baiklah, kita akan pergi kemanapun yang kau mau."

Dia tersenyum manis. Manis sekali. Aku bahkan tidak pernah melihat seorang wanita secantik Irene.

"Tae, menurutmu. Bayi yang ada dalam perutku itu, perempuan atau laki-laki," ucapnya saat kami mulai beranjak keluar rumah.

"Apapun gender-nya, aku akan menerima itu. Yang penting, bayi itu lahir dari benihku."

Dia tertawa pelan seraya menepuk pundak-ku dengan lucu. Wajahnya memerah. Hampir disetiap waktu, wajahnya akan berubah merona saat aku membicarakan hal-hal sensitif yang sering kita lakukan.

"Lalu, apa kau sudah mempersiapkan nama untuknya?" tanya Irene.

Aku terdiam sejenak. Dengan pelan, aku mulai mengusap perut ratanya yang mulai membuncit.

"Bagaimana jika Kim Queen? Atau Kim King?" tanyaku lalu menengadahkan wajahku karena kini posisiku tengah berlutut dihadapannua.

"Maksudmu raja atau ratu?" tanyanya dengan lucu.

"Ya, kurasa itu cocok."

Irene menggeleng. "Kurasa itu tidak bagus."

Aku mengernyit heran. "Memangnya kenapa, umm?"

"Tidak apa. Yasudah, jangan terlalu dipikirkan. Untuk nama kita lihat saja nanti. Lagipula, usia kandunganku baru menginjak dua bulan."

Aku hanya menggeleng pelan seraya kembali mensejajarkan tubuhku dengan tubuhnya.

"Baiklah, kita lanjutkan!" pekik-ku lalu merangkulnya dengan semangat. Sementata Irene, wanitaku itu hanya tersenyum seraya memeluk pinggangku dengan erat.

Ya, setelah kejadian menyeramkan itu, aku dan Irene memutuskan untuk menikah. Lebih tepatnya, Irene selalu mendesak-ku untuk menikahinya. Tetapi jujur, aku sangat senang karena ia dapat menerima keadaanku dengan baik. Ia tidak pernah menuntutku. Ia selalu menjadi wanita sederhana dengan penyesuaian diri yang terbulang cepat.

Irene selalu mengungkapkan rasa kagum, suka dan cintanya padaku. Dia seperti sosok malaikat yang selalu menjadi penyemangatku untuk hidup. Dan kiniㅡdalam rahim kecilnya, tumbuh sesosok malaikat kecil yang akan menjadi pelengkap kehidupan kami. Aku berharap semua peristiwa ini adalah benar takdirku, sehingga aku tidak perlu khawatir tentang kesalahanku dalam mengambil langkah kedepan.

Bae Irene...
Aku sangat mencintaimu, sungguh.

FIN!

cuap-cuap :)

Hallo guys, maaf baru nongol. Sumpah akhir-akhir ini, mood ku buat nulis itu hancur parah :( gak tau kenapa, wey :$ kalau kata orangmah aku kena block-writter-syndrom *ceileh* tapi gak tau juga wkwke

Disamping mood hancur, males ngetik, mager lanjutin semuwa work. Aku juga disibukan dengan pendaftaran beasiswa dibeberapa instansi yng kerja sama sama univ aku. Btw, aku udha ikut 5 beasiswa. Semoga lolos yaa, biar kuliah aku lancar, sejahtera dan jaya. Seenggaknya ada yang nyantol gitu "Do'ain yaaaa teman-teman..."

Terimakasih atas apresiasi kalian terhadap work "Unstoppable" ini. Semoga kebaikan kalian, akan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Lobe lobe youuuu huhuhu.

Ba-banaaa!✔✔✔

UNSTOPPABLE | Vrene [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang