Chapter 16 (Sekutu)

149 28 7
                                    

"Apakah ada kata lain selain bodoh untuk menyumpahimu, Jae Seok-ah?"
(Lee Dae Yeol)

Happy Reading
❤❤❤

Kediaman Dong Hyun pagi ini terlihat sangat kacau. Karena ulah Ji Yeon, beberapa lukisan di dinding hancur, saat tubuh Dong Hyun menghantamnya keras.

Dindingnya ikut retak. Membuat beberapa semennya mencuat dan berhamburan di lantai.

Sungguh pagi hari yang mengenaskan.

Dong Hyun kini tengah mengurut pangkal hidungnya, pusing. Duduk gelisah di atas kursi kebesarannya. "Cepat cari gadis itu, lalu bunuh dia!" titahnya kesal pada Dae Yeol. Ia sudah putus asa, karena semalam gagal mengejar Ji Yeon. Sebagai pelari, Ji Yeon memang yang paling cepat. Tidak aneh, jika gadis itu mampu meloloskan diri meski tubuh Na Eun menambah bebannya.

Kekesalannya semakin menjadi, saat tahu gadis itu lebih memilih untuk menyelamatkan mainannya dan menjadi pembangkang. Tapi itu semua wajar dilakukan Ji Yeon, saat tahu Dong Hyun sudah membunuh Jae Seok secara tak langsung.

Akan menjadi sebuah bencana besar, jika Ji Yeon mencari sekutu untuk menghancurkan usahanya. Terlebih jika gadis itu bersekutu dengan Woo Hyun. Tamatlah sudah dirinya.

Rencana baru, sepertinya tidak mungkin datang mendadak.

Dae Yeol mengangguk patuh. "Arasseo."

Andai saja Dong Hyun bukan pemimpin, Dae Yeol pasti tidak akan rela jika Jae Seok harus mati. Ia dan Jae Seok sudah lama bersama. Sebelum Dong Hyun merekrut mereka berdua, Jae Seok adalah bayangannya. Kemana pun ia pergi, si sok bijak Jae Seok selalu mengekor di belakangnya.

Ia bahkan sudah menganggap Jae Seok seperti adiknya sendiri. Ia ikut merasakan sakit, saat Tetua Lee memanggil Jae Seok secara paksa. Ia bahkan ikut menyaksikan bagaimana penyiksaan bengis yang Jae Seok dapatkan.

Dendam?

Tentu saja.

Namun Dae Yeol lebih mencintai dirinya sendiri. Melawan Dong Hyun, sama dengan kematian. Ia tak ingin bernasib sama dengan Jae Seok. Karena ulahnya, Tetua Lee sampai harus membiarkan tubuh itu terbakar sinar UV dan menjadi abu.

Hatinya sempat goyah, karena rasa persaudaraan itu. Namun kembali terabaikan, karena egonya yang tinggi.

Langkahnya lemas menuju pintu keluar. Ia bahkan ragu, haruskah kini ia memburu Ji Yeon? Gadis yang sangat disayangi Jae Seok?

Meski ada rasa ragu, Dae Yeol tak bisa menolak permintaan Dong Hyun. Biarlah Jae Seok mengutuknya di alam sana. Biarlah hidupnya tak tenang dirundung penyesalan. Asalkan ia bisa terus hidup dan berburu, apa pun akan ia lakukan. Ia tak ingin mati mengenaskan seperti Sung Yeol sang kakak.

Sebelum ia berhasil menarik paksa kepala Woo Hyun, ia tidak akan pernah hidup tenang.

"Bodoh!" rutuk Dae Yeol kesal. "Bahkan sampai musnah pun, kau masih tak bisa mengutarakan perasaanmu," ujar Dae Yeol bermonolog.

"Dan karena gadis itu, kau bahkan rela mengorbankan kehidupanmu yang abadi." Dae Yeol terus mengoceh dengan sarkastik. Mencela sahabatnya yang sudah pergi. "Apakah ada kata lain selain bodoh untuk menyumpahimu, Jae Seok-ah?"

***

Sementara itu, di kediaman Woo Hyun.

Ji Yeon saat ini tengah berada di dalam ruang rahasia bersama Myung Soo dan Woo Hyun. Kedua laki-laki itu akhirnya setuju untuk mengajak Ji Yeon bekerja sama. Meski rasanya ada yang ganjil, namun mereka mncoba untuk memercayai gadis itu. Sekali pun ia musuh.

Vampire Beside You: Awakening the Demon (END)Where stories live. Discover now