Chapter 13 (Nightmare)

157 29 11
                                    

"Seperti mimpi buruk yang terus terjadi berulang-ulang.
Singkat, namun sangat menyakitkan."
(Son Na Eun)

Happy Reading
❤❤❤


Asan Hospital, Chungcheongnam-do
Pukul 10.11 KST

"Perawat Yoon, di mana pasien Im berada? Bukankah pasien tidak boleh meninggalkan kamar rawat?!" Pagi ini Myung Soo sudah mengoceh dengan nada tertingginya. Kesal, karena tidak menemukan salah satu pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Ia berdiri tegap sambil berkacak pinggang di depan seorang perawat yang ikut membantu untuk merawat pasien tersebut.

Si perawat hanya bisa tertunduk takut. Ragu untuk membuka suara.

"Bicaralah, Perawat Yoon! Kau bisu?!"

Mulut Myung Soo yang marah memang menyebalkan. Jika perasaan tak cukup kuat, jangan pernah berpikir untuk membuat laki-laki itu kesal. Bahkan Woo Hyun sekali pun malas, jika harus beradu argumen dengannya.

"Tadi pagi, keluarga Pasien Im sudah menandatangani surat kuasa untuk memindahkan pasien menjadi tanggung jawab Dokter Kim Ji Yeon. Maaf, saya lupa memberi tahu Anda," ujarnya takut. Masih belum mau mengangkat pandangannya.

"Arghhhhh!" Myung Soo menggeram kesal. Bisa-bisanya keluarga pasien menandatangani dokumen tanpa berkonsultasi dulu dengannya. Seenak jidatnya saja.

Myung Soo segera meluncur untuk menemui Ji Yeon di ruangannya yang terletak tak terlalu jauh dari Bangsal 2A.

Malas mengetuk, ia langsung membuka pintu tersebut. Membuat dua orang penghuninya terlonjak kaget.

"Dokter Kim, tidak bisakah Anda mengetuk pintu dahulu--"

"Dokter Kim Ji Yeon! Apa maksud Anda merebut Pasien Im dari tanggung jawabku?!" Myung Soo memotong dengan cepat kalimat Ji Yeon yang menggantung. Menaikkan kembali nada suaranya, karena ia sudah benar-benar kesal.

Ji Yeon bangkit dari duduknya. Menyilangkan kedua tangannya di atas dada. "Silahkan Anda tanya sendiri pada keluarga pasien," ujarnya enteng. Melirik sekilas pada seorang wanita berusia sekitar lima puluh tahunan. Ibu dari seorang pasien bernama Im Hyun Sik, laki-laki muda berusia dua puluhan yang kini menjadi rebutan kedua dokter bermarga sama tersebut.

"Maafkan saya, Dokter Kim. Kemarin saya sudah berkonsultasi dengan Dokter Kim Ji Yeon. Dia bisa menyembuhkan penyakit mental anak saya yang sampai saat ini belum juga pulih. Meski caranya terbilang baru, saya hanya ingin yang terbaik untuk anak saya. Maafkan saya," jelas sang ibu. Air matanya terus meluruh. Membasahi pipi keriputnya, seiring kata yang terlontar dari bibir gemetarnya.

"Seharusnya Anda berkonsultasi dulu dengan saya," balas Myung Soo. Kali ini dengan intonasi yang tenang.

"Maafkan saya. Saya hanya ingin yang terbaik untuk anak saya. Maafkan saya."

Myung Soo membuang napasnya kasar. "Baiklah. Mulai detik ini, Pasien Im bukan lagi tanggung jawab saya. Jika ada hal buruk terjadi padanya--"

"Dokter Kim Myung Soo, apa Anda sadar atas apa yang baru saja Anda ucapkan?" potong Ji Yeon kesal. Kali ini ia tak bisa menganggap remeh masalah tersebut. Myung Soo sudah keterlaluan.

Sang ibu hanya bisa terdiam. Ia terkejut mendengar penuturan Myung Soo yang seolah mendoakan hal buruk pada anaknya

Myung Soo sudah kelewat batas.

"Jika tak ada lagi yang ingin Anda bicarakan, silahkan keluar, Dokter Kim," tukas Ji Yeon jengkel. Mempersilahkan Myung Soo untuk keluar dari ruangannya.

Vampire Beside You: Awakening the Demon (END)Where stories live. Discover now