Chapter 6 (New Face)

202 33 17
                                    

Happy Reading
🌱🌱🌱

Pukul 21.12 KST

Mobil Woo Hyun dan Myung Soo melaju cepat membelah jalanan yang tidak terlalu ramai malam itu. Audi hitam milik Woo Hyun dipacu sangat kencang. Tak mau kalah dengan Hyundai hitam milik Myung Soo. Mengeksploitasi jalanan, seolah jalan dibentangkan hanya untuk mereka berdua.

Tawa Cho Rong dan Na Eun meledak di dalam mobil kekasihnya masing-masing. Seolah lupa dengan bahaya yang mulai mengintainya.

Dalam hati, Woo Hyun sangat merasa bersyukur, saat melihat senyum indah itu terpatri di bibir kekasihnya. Andai setiap detik waktu yang terbuang, ia bisa melihat senyum itu. Bukan raut kekhawatiran dan ketakutan yang menguasai wajah cantik Cho Rong.

"Woo Hyun-ah, josimhae. Kau bisa melukai manusia!" teriak Cho Rong panik, saat kecepatan mobilnya lebih cepat dari sebelumnya.

Woo Hyun tersenyum kecil. "Kau tenang saja, arachi?!" ujarnya enteng. Menyunggingkan senyum penuh kesombongan, namun tetap tampan.

Cho Rong hanya mendengus geli. Melihat kelakuan laki-lakinya yang menyebalkan itu.

Ya, seharusnya seperti inilah mereka. Seperti di masa lalu, di mana dendam belum tersulut api besar. Di mana ada rasa nyaman, aman dan tenang. Jika dibandingkan dengan saat ini, sungguh jauh berbeda. Untuk membuka mata saja, Cho Rong ketakutan. Karena cermin selalu memperlihatkan pantulan dirinya yang berbeda.

Setelah melewati gedung-gedung tinggi menjulang, melewati beberapa perbatasan pintu tol, sampailah mereka di Chungcheon.

Keadaan sekitar memang tak beda jauh dari gemerlap Kota Seoul yang luar biasa menggoda mata. Namun kedua mobil hitam itu enggan berhenti. Masih terus melaju masuk ke dalam jalan pedesaan yang jauh dari hingar-bingar kota.

Lampu jalanan meremang, seiring semakin jauhnya mobil membawa mereka berempat.

"Oppa, apakah area ini cocok untuk kita?" tanya Na Eun penasaran. Menyapukan pandangannya ke sekeliling, begitu mobil hitam Myung Soo terparkir sempurna di depan sebuah rumah yang cukup luas, meski tak seluas rumah lama mereka.

Ada halaman besar dengan rumput jepang yang tumbuh sempurna. Ada pula pohon besar di belakang rumah tersebut. Di belakang sana ada gunung. Tidak terlalu jauh, jika mereka ingin mencari ketenangan.

"Kau masuklah duluan. Aku ada perlu ke luar." Raut wajah Myung Soo kembali murung. Ia banting pintu mobilnya, lalu pergi begitu saja. Mengabaikan teriakan Woo Hyun tentang kepergiannya.

Myung Soo tak peduli.

Ia sedang butuh waktu sendiri saat ini.

Jiwanya tengah terguncang. Meninggalkan jauh kenangan lamanya di Seoul. Termasuk ibunya.

***

Malam hampir sampai pada puncaknya. Langit terlihat mendung. Menyembunyikan senyum sang rembulan dibalik pekatnya malam. Bintang-bintangpun enggan menyapa. Rintik hujan masih setia meramaikan malam sunyi di sekitar.

Seorang gadis cantik dengan heels-nya nampak gusar. Tiga orang laki-laki asing mengikutinya dari belakang sepanjang jalan. Entah apa niat mereka, gadis itu tak mau tahu. Ia hanya merasa ketakutan dan panik.

Mereka melangkah semakin dalam menuju pemukiman yang lebih sepi dan gelap. Salah seorang laki-laki itu menubruk tubuh sang gadis. Membuatnya jatuh tersungkur ke atas jalanan beraspal. Tas tangannya jatuh terburai. Mengeluarkan isi perutnya. Ponsel, lipstick dan bedak.

Vampire Beside You: Awakening the Demon (END)Where stories live. Discover now