SALAH PAHAM

260 11 0
                                    

Tanpa pikir panjang kakiku melangkah masuk ke dalam kamar, walau hati bertanya-tanya siapa gerangan yang berbicara dalam telepon dengan mas Vedy.

Tapi saat aku masuk mas Vedy tidak terkejut sama sekali, malah dia matikan telepon dengan wajah santai dan sumringah, lalu tiba-tiba mas Vedy memelukku sambil memujiku yang sedang duduk menghadap cermin.

"Abel... cantik banget, mas sayang sama Abel..",

Tapi entah kenapa hatiku datar saja menanggapi pujian mas Vedy, sebetulnya aku masih kepikiran mas Vedy telepon sama siapa, pakai kata 'Sayang' pula.

Saat itu pikiranku kalut, aku hanya tersenyum dan menyiapkan makan malam untuk mas Vedy. Saat setelah makan pun mas Vedy tidak membahas dengan siapa dia bicara di telepon itu. Aku ingin bertanya tapi aku takut.

Saat hendak merebahkan tubuh ke ranjang, aku membelakangi mas Vedy, padahal aku ingin sekali memeluknya. >_<

"Abel.. Abel capek ya..?, Apa mas ada salah sama Abel, kalau iya bicara sama mas, jadi mas tau sayang..",

Mendengar kata itu, sepertinya gelagat ku sudah terbaca oleh mas Vedy, dengan susah payah aku sembunyikan perasaan tidak nyaman ini, tapi entah kenapa mas Vedy selalu berhasil membaca apa yang ada di pikiranku.

"Enggak kok mas.. Abel cuma penasaran aja, mas Vedy tadi teleponan sama siapa.. soalnya Abel gak sengaja dengar, mas Vedy sayang-sayangan di telepon, bukanya Abel gak percaya sama mas, tapi Abel penasaran..",

Setelah aku berkata begitu, mas Vedy malah tertawa,

"mas.. kok ketawa..".

Lalu mas Vedy menghelat napas dan mulai menjelaskan perlahan.

"Tadi itu mas di telepon sama ponakan mas, masih kecil umur 8 tahun, namanya Rico, anaknya sepupu mas yang ada di Kalimantan, dia nanya mas kapan main kesana, begitu Abelku sayang..",

Mas Vedy tersenyum memandangku.

"Oh begitu, karena Abel cuma denger kata 'Sayang' aja.. jadi Abel hampir salah paham sama mas.. maafin Abel ya mas.. ",

Dengan perasaan menyesal bercampur lega, aku berkata begitu, lalu mas Vedy mengelus kepalaku dan tersenyum.

"Gapapa Abel.. mas seneng kalau Abel cemburu sama mas.. berarti Abel cinta sama mas..hehe..",

Aku tersenyum dan mencubit hidung mancungnya. Kini suasana suram pun hilang,
Walaupun aku masih penasaran dengan wanita yang ada di pantai tadi. Tapi yasudah lah aku putuskan untuk mempercayai mas Vedy.

Kami pun berpelukkan dan terlelap.

__________

"Mas bangun.. mandi terus sarapan, Abel udah masakin rendang ayam sama mendoan kesukaan mas..",

Aku bangunkan mas Vedy yang masih terlelap di ranjang. Tapi mas Vedy malah menarik tanganku hingga aku terjatuh ke atas tubuhnya.
Aku merasa gugup, mas Vedy memelukku erat dan berkata, "bentar ya Abel.. mas masih pengen peluk Abel.. bentar aja..".

Apa boleh buat, aku malu tapi aku tidak bisa menolak karena aku suka. Di pelukan mas Vedy rasanya nyaman sekali, hangat tubuhnya, dan suara detak jantungnya bagai harmoni dalam hatiku.

"Ayo mas.. bangun ihh.. jangan nakal, kan sudah Abel peluk..", terpaksa aku mengakhiri pelukan mesra itu, karena masakan ku akan terburu dingin jika terlalu lama kami berpelukkan.

Lalu mas Vedy beranjak dari tempat tidurnya dan mencium dahi ku sebelum menuju ke kamar mandi.

Aku tersenyum malu sambil merapikan tempat tidur.

Selesai mandi dan ganti baju mas Vedy menuju meja makan, kami makan bersama, Dan mas Vedy makan sangat lahap sembari memuji-muji masakkan ku.

Manisnya hidup setelah menikah ini tak akan terlupakan, meski suatu hari akan ada pahit yang datang, aku akan menabur gula agar rasanya nikmat.

Tapi sebelum itu aku akan mencari saat yang tepat untuk bertanya alasan mengapa mas Vedy menikahi ku. Bahkan sebelumnya kami tidak saling mengenal.

"Abel sayang.. lagi mikirin apa..?", Tiba-tiba mas Vedy memecah lamunanku.

"Ah.. gak papa mas.. Abel hanya terpana lihat kegantengannya mas kok..", aku tersenyum polos pada mas Vedy. Dan segera memberesi meja makan seusai kami sarapan.

"Abel.. bisa aja bohongin mas, mas tahu lhoo.. Abel pasti kebingungan kan kenapa mas memilih Abel untuk jadi teman hidupnya mas..",

Sontak mendengar itu aku berhenti sejenak dari kegiatanku, dan melanjutkannya kembali.

"Apapun alasan mas, asal mas sungguh mencintai dan menyayangi Abel, Abel gak masalah mas.. walau Abel pernah sempat kebingungan dengan alasan mas menikahi Abel..".

Mas Vedy berjalan ke arahku dan memegang sambil mencium tanganku, mataku tak henti memandangi sorot mata mas Vedy padaku yang tampak sangat tulus padaku.

"Mas sayang dan cinta banget sama Abel, mas rasa Abel perlu tahu alasan mas menikahi Abel..".

Saat mas Vedy mengatakan itu, aku sangat gugup, aku penasaran apa yang hendak mas Vedy katakan alasan ia menikahi ku.

Aku sungguh tak mengira mas Vedy seperti seorang psikolog, ia bisa membaca pikiranku, menebak isi hatiku dengan tepat.

BERSAMBUNG..

Hai Para Readers pasti kalian penasaran kan sama alasan Vedy nikahin Abel.. tunggu kelanjutanya yaaa.. jangan lupa vote dan komentarnya yaa..

Aku sayang kalian... 😘😘😘



'MY BELOVED HUSBAND' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang