I Can't Help Myself From Falling

13.3K 1.6K 173
                                    

note: biar ga bingung, sebelum baca part ini sebaiknya kalian liat part sebelumnya karena disana ada sedikit perubuahan. Terimakasih.

.
.
.

Destinasi Jaehyun kali ini adalah kasur tersayangnya. Setelah seharian penuh menghabiskan waktunya di kantor dan mengawasi beberapa produksi iklan dan pemotretan lalu meeting untuk membuka project barunya, akhirnya ia bisa segera bermanja-manja dengan kasurnya. Walau sebenarnya ia lebih ingin bermanja manja dengan Taeyongienya.

Saat sampai di apartementnya, buru-buru CEO muda itu turun dari mobil dan berjalan menuju lift. Menempelkan kartu akses kemudian menekan angka 31. Beberapa menit kemudian terdengar bunyi 'ting' menandakan jika tujuannya telah sampai. Ia keluar dari lift dan berjalan menuju kamarnya dengan langkah lebar.

Jaehyun berhenti di depan pintu dengan angka 209. Menekan password yang sudah sangat di hafalnya itu dengan cepat. Ia masuk ke ruangan besar itu, mengganti sepatunya dengan sandal  rumah kemudian berteriak, 'aku pulaang.'
Salah satu kebiasaannya padahal ia hanya tinggal seorang diri.

Tujuan pertama yaitu kamarnya, tanpa peduli apapun ia langsung melemparkan tubuhnya ke ranjang king size miliknya. Memejamkan matanya sejenak dan merasakan tubuh lelahnya menyatu dengan empuknya kasur.

"Ah aku merindukan Taeyongku." Ia menggumam. Rasanya baru sehari Jaehyun tidak melihat wajah cantik itu tetapi seperti sudah berminggu-minggu lamanya. Alay memang tetapi itulah kenyataannya.

Hanya pada Taeyong ia bisa merasakan perasaan seperti ini. Perasaan berbunga-bunga, perasaan ingin melindungi dan perasaan takut kehilangan saat ini memenuhi pikirannya. Pernah suatu saat ia berpikir, apakah ia terkena kutukan? Jujur saja ia hampir menyerah mengingat sangat sulitnya untuk mendapatkan si manis. Namun dengan segera ia menepis niat konyolnya. Bagaimanapun caranya Jaehyun harus mendapatkan Taeyong.

Lelaki bersurai cokelat itu mendudukkan tubuhnya di kasur, mengambil ponselnya di saku celana kemudian mendial nomor yang akhir akhir ini sering ia hubungi.

Setelah menunggu selama 4 detik, akhirnya orang yang ditunggu mengangkat panggilannya.

"Hal-"

"Taeyongie... tolong aku."

"Ada apa? Kau kenapa?" Suara disebrang sana terdengar panik. Jaehyun berusaha mati-matian menahan tawanya agar tidak terdengar oleh lawan bicaranya.

"Aku.. perutku sakit sekali akhh." Lelaki bermarga Jung itu memulai aktingnya. Suaranya ia ubah menjadi memelas agar Taeyong percaya.

"Jaehyun ada apa? Kau sakit? Tunggu aku! Beritahu aku alamatmu. Aku akan segera kesana."

YES! Rencana berhasil! Pekik Jaehyun  dalam hati. Ia berdehem sebentar agar suaranya berubah. "Baiklah... aku akan uhuk mengirimu pesan... uhuk.. cepatlah Taeyongie, i'm dying right now."

Ketika sambungan terputus, Jaehyun berdiri lalu lompat-lompat seperti bocah habis di beri kado mobil-mobilan. Akhirnya ia bisa dengan puas memeluk tubuh pujaan hatinya itu.

Sebenarnya tadi sepulang dari kantor, Jaehyun ingin mengunjungi Taeyong di rumahnya. Tapi niat itu langsung ia urungkan mengingat disana juga ada Ten. Akan sangat menyusahkan jika ada lelaki pendek galak itu. Bisa-bisa gagal pdkt yang ada. 

Sambil menunggu masa depannya datang, Jaehyun mengganti pakaian kantornya dengan kaos dan celana pendek. Memang dasarnya jorok. Bukannya mandi, lelaki berlesung pipi itu malah menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya agar bau keringatnya tidak tercium. Walau sebenarnya tubuh Jaehyun itu tidak bau!

Tak lama, Jaehyun mendengar suara belnya berbunyi. Tanpa melihat ke intercom, ia tau betul siapa yang berkunjung tengah malam begini. Dengan semangat ia berjalan ke pintu lalu membukanya dengan senyum yang amat lebar.

Playboy's Tale ⭑ Jaeyong, Johnten, Markhyuck ✔Where stories live. Discover now