It's Hurt

15.9K 2K 154
                                    

"Taeyong?"

Jantungnya hampir copot. Oh tidak. Suara itu... suara lelaki yang harusnya ia hindari! Tubuhnya kaku, tidak bisa digerakkan bahkan untuk sekedar menoleh. Ia bisa merasakan orang yang berada dibelakangnya berjalan mendekat.

Orang itu memeluk tubuh kurusnya dari belakang. Dan detik ini juga Taeyong merasa dirinya akan pingsan sebentar lagi. Tubuhnya bergetar, kepalanya terasa pusing dan pandangannya mengabur karena air matanya yang mengumpul dipelupuk matanya.

"Tolong Yuta," suara Taeyong terdengar serak. "Lepaskan dan pergilah dari sini."

"Tidak. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi, Taeyong. Aku bersumpah."

Taeyong melapaskan pelukan itu secara paksa. Ia memberanikan diri menghadapkan tubuhnya kearah Yuta dan ia bisa melihat raut wajah itu terlihat lesu.

"Pergi."

Yuta menggeleng. Ia tidak akan kalah. "Beri aku satu kesempatan lagi, aku sungguh menyesal karena sudah-"

"AKU BILANG PERGI!"

"Apa yang terjadi?"

Doyoung datang dari dalam rumahnya. Ia menghampiri Taeyong yang tengah berdiri membelakangi pagar. Ia bisa melihat seseorang yang berdiri dihadapan sahabatnya itu dan ia sangat mengenalinya.

"Yuta?" Panggilnya tidak percaya. Orang itu benar-nebar mengunjungi Taeyong! Doyoung tidak tau harus berbuat apa. Mempersilahkan Yuta masuk atau mengusirnya seperti yang Taeyong lakukan.

Taeyong menoleh begitu mendengar suara Doyoung. Ia memberikan tatapan memelas agar sahabatnya itu mau mengusir lelaki yang berada dihadapannya ini. Namun harapannya langsung sirna ketika Doyoung menganggukkan kepalanya dan mengisyaratkan agar mereka masuk kedalam rumahnya.

Welcome to the hell.

Batin Taeyong miris.

..

Mereka bertiga duduk diruang tamu dengan posisi Taeyong dan Doyoung duduk bersampingan dan Yuta berada tepat dihadapan Taeyong. Atmosfer diruangan ini amat sangat menegangkan karena Doyoung tau jika Taeyong ingin mengamuk tetapi tidak jadi karena ia adalah pemilik rumah ini. Taeyong itu masih tau diri oke? Dia hanya menumpang disini dan tidak punya hak untung menentang kemauan Doyoung.

"Jika kau masih ingin disini sebaiknya bicaralah agar aku tidak mengusirmu detik ini juga." Ujar Doyoung sarkas sambil melipat tangannya di dada. Ia gondok juga karena sudah menunggu selama 10 menit tetapi lelaki jepang itu tidak juga membuka suaranya.

"Aku hanya ingin bicara berdua dengan Taeyong, bolehkah?"

"Baik-"

"Tidak. Jika ingin bicara denganku makan biarkan Doyoung berada disini." Taeyong memegang erat lengan Doyoung, mencegah sahabat kelincinya pergi meninggalkannya disini bersama sang mantan.

Dengan pasrah akhirnya Yuta membiarkan Doyoung mendengarkan ceritanya. Disana, Yuta menceritakan semuanya. Tentang mengapa ia harus pergi meninggalkan Taeyong karena ia harus mengurus restaurant milik ayahnya yang tepat saat hari kelulusan ayah Yuta meninggal dunia. Tentang kenapa ia tidak berusaha menghubungi Taeyong selama ini. Tentang kenapa sekarang ia berada disini, tepatnya berada dihadapan mantan kekasihnya.

Taeyong terdiam. Sakit hati bahkan rasa trauma itu masih ada tentunya. Ia bingung. Haruskah ia menerima Yuta yang kembali atau-menunggu ketidakpastian dari Jung Jaehyun?

.

.

.

Siapa yang menyangka jika Jaehyun bisa sehancur ini ketika ia mengetahui rencana pernikahan Taeyong dan Yuta? Semua yang mengenalnya benar-benar tercengang. Sudah dua minggu semenjak Jaehyun menerima undangan pernikahan Taeyong dan Yuta ia mengurung dirinya dikamar! Padahal 2 minggu lagi pernikahan Taeyong dan Yuta akan terlaksana. Setidaknya, apa Jaehyun tidak mau berjuang?!

Playboy's Tale ⭑ Jaeyong, Johnten, Markhyuck ✔Where stories live. Discover now