chapter 21

119 6 0
                                    

Bangun...

moka...

Moka...

MOKA...

"selamat pagi..."

Sang putri pun terbangun dari tidurnya dan langsung memeluk sang pangeran, rasanya moka seperti tidak berjumpa edward selama ratusan atau bahkan ribuan tahun, rasa takut, sedih, rindu dan bahagia bercampur menjadi satu.

(walau aslinya memang lama pekek banget, mungkin 2 tahun lebih T_T)

pelukan itupun dengan mudahnya menghangatkan tubuh moka dengan suhu sedingin es yg bahkan rasanya tidak akan meleleh walaupun di bakar dengan api

"Kenapa kau di sini...?"

"Menolong mu..."

"....."

"....."

Hening... Itulah kata yang pas untuk menggambarkan suasana mereka saat ini, tidak ada yang berbicaya atau mungkin lebih tepat dibilang canggung, apapun itu mereka tau bahwa waktu mereka sudah tak banyak

"Sekarang bagaimana...?"

"Kita harus menolong luci dan Excel"

Merekapun langsung bergegas ke bangunan istana lama, berharap Excel dan luci yang sudah lebih dulu di sana akan menyambut kedatangan mereka tanpa luka dan dalam keadaan masih bernyawa

*****

Luci yang telah sampai di tujuanpun mulai mencari sesuatu yg mungkin dapat menuntunnya untuk menyelamatkan Excel, tapi tidak ada apapun di sana, hanya bekas reruntuhan yang masih memancarkan hawa yang sangat mencekam.

Luci seharusnya hapal seluruh tempat di sini, tapi yang terlihat sangat berbeda dari apa yang dia ingat, kastil batu dengan menara tinggi dan banyak ruangan yang terlalu besar untuk dihuni oleh beberapa orang. Tapi sekarang hanya ada reruntuhan, reruntuhan yang sama persis pada kejadian beberapa tahun lalu.

Berjam-jam Luci mengitari kerajaan.
Hampir kehabisan tenaga dan Mulai putus asa, luci pergi mengelilingi kuburan raksasa itu tanpa henti. Hanya dinginnya batu yang dihiasi merahnya bekas darah yang terlihat sepanjang mata memandang.

Tapi tidak ada waktu untuk meratapi dosanya di masa lalu, yang dia pikirkan saat ini adalah apakah Excel masih hidup atau tidak.

"Arrrrggghhhh"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari bawah tanah

"Excel...? Ternyata di bawah ya"

Dhuuaarr

Tanpa pikir panjang luci langsung meledakkan jalan setapak dengan mantra sihir dan membuat lubang yg cukup besar. Dan ternyata benar, di bawah terdapat ruang bawah tanah.

Luci terus menelusuri lorong bawah tanah yang lembab dan tanpa penerangan, hanya mengandalkan perasaan dan ituisi, Luci berlari tanpa petunjuk arah yang jelas dengan harapan dapat bertemu dengan Excel.

'Tunggu sebentar lagi, kumohon bertahanlah, aku tidak ingin kehilanganmu lagi'

*****

Tak lama berselang Moka dan Edward berlari sekuat tenaga menyusul Luci, yah... Walaupun dibilang mereka berdua lari tapi sebenarnya hanya Edward yang berlari, sedangkan moka dengan wajah semerah tomat berpegangan pada pundak edward yang menggendongnya bagai tuan putri. Mau bagaimana lagi, tidak mungkin moka yang sempoyongan berlari ke kerajaan disaster. Walaupun saat keadaan normal itu mudah tapi saat ini fakta bahwa moka masih hidup pun itu sudah suatu keajaiban.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Magical Prince of LightWhere stories live. Discover now