Sasuke terganggu. Selain dekil dan tidak tahu malu, dia juga sok akrab. Dan apa itu yang menempel di kedua pelipisnya?

Plester balsam?

Dia tidak malu menggunakanya di sekolah?

"Jangan sok akrab," akhirnya Sasuke mengeluarkan ultimatum yang sejak tadi ditahannya. Tapi sepertinya itu tidak mempan bagi gadis berperawakan dekil ini. Lihat saja dengan tampang bodohnya yang seakan tidak mau pergi dari wajahnya.

"Hei, ini tahun terakhir kita di SMP. Aku ingin membuat kenangan indah karenanya!"

Itu konyol, desis Sasuke dalam hati.

"Aku ingin kita berteman baik!"

Sasuke mengalihkan pandangannya menuju pintu kelas, ada Sakura yang berdiri di sana sedang berbincang dengan gadis-gadis lain di kelas ini. Gadis bernama Sakura itu mampu menyita perhatian Sasuke dari Naruto yang masih berdiri di depannya.

Lalu satu celetukan berhasil membuatnya salah tingkah.

"Sasuke, kau suka Sakura ya?"

Tuhan, gadis ini sungguh menyebalkan. Rutuk Sasuke semakin menjadi-jadi dalam batinnya.

"Aku bisa bantu kau dekat dengannya. Tapi kau harus ingat satu hal, jangan pernah memaksa!" Naruto berkacak pinggang, masih dengan senyum lebarnya ia berhasil mengunci pandangan Sasuke padanya. "Bagaimana?" lanjut Naruto.

Sasuke memijat pangkal hidungnya sebentar, sebenarnya ini tidak buruk, ia bisa memanfaatkan Naruto untuk mengenal lebih dekat dengan Sakura.

"Dasar Dobe," lirihnya mengejek kebodohan Naruto.

"Heh, kau mengataiku ya? Aku mendengarnya tahu! Dasar Teme!" Naruto langsung berlalu pergi setelah menendang kaki meja Sasuke dengan kuat. Ia tidak peduli jika ia tidak bisa akrab dengan Sasuke, persetan!

•••

Setelah kejadian di hari pertama mereka satu kelas, Naruto dan Sasuke sering beradu argumen. Tidak hanya soal pelajaran, sering kali mereka bertengkar kecil untuk hal di luar mata pelajaran sekolah. Ini sudah jadi kebiasaan mereka setiap harinya di sekolah, sehingga membuat teman sekelas mereka yang lain menggelengkan kepala dan memberi ruang untuk keduanya berdebat.

"Heh! Siapa ya yang tadi malam mengirim permintaan pertemanan di akun Facebook-ku," sindir Naruto saat jam istirahat telah berbunyi. Dengan sengaja ia juga menyenggol meja Sasuke yang berada di samping meja Ino.

Sasuke tersenyum masam, jika tidak demi Sakura, mana mau ia mengirim permintaan pertemanan ke akun sampah itu. Menjijikkan. Ingatkan Sasuke untuk meng-unfriend-nya setelah ia menjalin hubungan dengan Sakura.

"Terserah!" Sasuke bangkit dari duduknya, lalu ia berlalu pergi menuju kantin bersama Suigetsu. Ia berusaha untuk tidak acuh dengan ucapan Naruto tadi.

Naruto merengut kemudian menjulurkan lidahnya pada punggung Sasuke yang menjauh. Tidak ada tempat yang lebih baik untuk dirinya saat ini kecuali perpustakaan sekolah, maka dengan hati kesal ia mengajak Ino ke perpustakaan. Sakura memilih tidak ikut, dia memiliki alasan lain untuk menolak ajakannya ke perpustakaan.

"Kau ini, semua lelaki di kelas kau musuhi. Apa sih maunya," oceh Ino yang kini di sebelahnya sedang ikut mencari novel genre fantasi. "Apalagi si Sasuke itu," lanjut Ino, kali ini dengan memukul kepala Naruto pelan dengan menggunakan novel yang sudah didapatnya. Hal itu membuat Naruto mendelik kesal pada Ino sambil mengusap kepalanya.

BEHIND YOU [COMPLETED√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang