Neunzehn

4.6K 396 104
                                    

.



















"Kapan lagi aku bisa menikmati semua ini?"

"Tahun depan"





































"Entah ini sudah keberapa kali aku ucapkan, tapi terima kasih Gyu. Terima kasih karna mencintaiku"




































"dia takkan hilang dan meninggalkan kita karna kita tak ceroboh seperti dulu. Ya, itu takkan terjadi lagi"











































"Kau harus jadi seorang Ayah nanti, dan melihat Kim kecil tumbuh dewasa hingga kau menua. Dan kau menjalani semua itu dengan keluarga-mu yang utuh tentu saja"

"Bersamamu?"















































"Kenapa keajaiban?"

"tidak tahu. Tapi katanya, meski terdengar mustahil tak ada salahnya kau mengharapkan keajaiban setelah berusaha"


































"Ya. Sangat yakin, aku yakin kau pasti bisa kembali. Aku yakin kau bisa sehat kembali, lalu nanti kita akan membangun kehidupan yang baru"










































die Epilog


















Mingyu menggeliat dalam tidurnya, sampai akhirnya terbangun karna cahaya pagi yang jatuh tepat diatas matanya. Laki-laki berkulit tan itu duduk dengan mata sayup-sayup, dan tangannya meraba-raba pelan sisi kanan di tempat tidur.

Tiba-tiba matanya terbuka lebar, dan melihat bahwa sisi kanannya kosong tak ada siapa-siapa. Mingyu segera turun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar menuju dapur.

Masih dengan tampang acak-acakan, Mingyu turun dari lantai atas rumah dan berjalan mengendap menuju dapur. Memastikan sosok yang hilang dari sisi kanan tempat tidurnya ada disana. Ia masih ingat, semalam Ia memeluk pinggang ramping itu ketika tidur. Tapi saat Mingyu bangun tiba-tiba saja Ia tak ada, bagaimana Mingyu tidak panik?

"Sayang?"

"Oh, kau sudah bangun Gyu?"

Mingyu menghela nafas lega, karna sosok itu ada disana dan tengah berkutat dengan masakan. Ia tersenyum sambil berjalan menghampiri sosok itu, "baunya enak jadi aku terbangun" hidung bangirnya mengendus bau masakan yang menguar, "hm... enak, pokoknya nanti aku mau tambah makannya"

"Iya Gyu iya, dasar bayi besar"

Yang diejek 'bayi besar' malah terkekeh lalu memeluk pinggang ramping itu dari belakang. Mingyu meletakkan dagunya di pucuk kepala yang lebih rendah, bertingkah manja dengan menggoyang-goyangkan tubuh keduanya ke kanan dan ke kiri.

schwierig |meanie ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat