Ein

11.7K 802 70
                                    


.

Mingyu menggeliat dalam tidurnya, sampai akhirnya terbangun karna cahaya pagi yang jatuh tepat diatas matanya. Laki-laki berkulit tan itu duduk dengan mata sayup-sayup, dan tangannya meraba-raba pelan sisi kanan di tempat tidur.

Kosong.

Tiba-tiba matanya terbuka lebar, dan melihat bahwa sisi kanannya kosong tak ada siapa-siapa. Mingyu segera turun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamar menuju dapur.

Masih dengan tampang acak-acakan, memakai kaus putih dan celana training Mingyu turun dari lantai atas rumah dan berjalan mengendap menuju dapur. Memastikan sosok yang hilang dari sisi kanan tempat tidurnya ada disana. Ia masih ingat, semalam Ia memeluk pinggang ramping dengan suhu tubuh yang hangat ketika tidur. Tapi saat Mingyu bangun tiba-tiba saja Ia tak ada, bagaimana Mingyu tidak panik?

"Wonu-ya?"

Suara husky-nya menggema, dan diiringi helaan nafas setelahnya karna menemukan sosok yang Ia cari ada di dapur. Tengah memasak sarapan dengan cekatan, dan membuat Mingyu tersenyum di ambang pintu dapur.

Kim Wonwoo, yang tengah memasak sarapan dengan piyama tidurnya, adalah pemandangan indah tersendiri untuk Kim Mingyu. Jarang-jarang Ia mendapatkan moment sang istri tengah seperti ini.

Merasa ada seseorang di dapur selain dirinya, Wonwoo menengok sekilas ke belakang lalu tersenyum "Pagi Gyu-ya"

"Pagi juga" balas Mingyu dengan suara serak khas bangun tidur.

Mingyu berjalan pelan lalu berdiri begitu dekat di belakang Wonwoo yang tengah memasak omelet, "kau bangun jam berapa hm?"

"Jam 6, maaf aku terlalu cepat bangun"

Lalu dengan lembut Mingyu mendekatkan bibirnya ke pucuk kepala Wonwoo dan menciumnya pelan disana, sambil menikmati bau rambut Wonwoo yang berbau lemon. Tinggi Wonwoo hanya sedagu Mingyu, dan dengan nyamannya Mingyu bersandar di pucuk kepala Wonwoo lama-lama. Dan Wonwoo tak risih, Ia tetap memasak dengan tenang meski Mingyu bersandar penuh padanya.

"Kau okay?"

"Aku baik Gyu-ya, kau mencariku tadi ya?"

Mingyu mengangguk di kepala Wonwoo, "kau hampir membuatku khawatir"

Wonwoo tersenyum sendu sambil membalikkan omelet di piring. Kakinya melangkah ke pantry dapur di sisi lain untuk mengambil mentega, dan Mingyu masih setia berdiam diri mencium pucuk kepalanya. Bahkan sudah memeluk pinggangnya.

"Aku tinggal memanggang roti untuk sandwich, kau mandilah dulu Gyu" suruh Wonwoo lembut sambil mengelus lengan besar Mingyu yang melingkar di perutnya.

"Nanti dulu"

"Kau nanti telat ke kantor Gyu"

Mingyu makin mendusel, "aku tidak begitu sibuk hari ini. Jadi telat bukan masalah untukku"

"Ayolah Gyu-ya... lagipula aku kurang leluasa memasak kalau kau peluk seperti ini"

"Aku ingin mentrasfer tenaga dulu untukmu, agar tubuhmu tak panas lagi seperti semalam"

Ya, semalam Wonwoo demam tinggi. Entah apa yang dilakukannya selama Mingyu meninggalkannya di rumah, tapi Ia yakin Wonwoo sakit karna faktor kelelahan.

"Aku sudah sehat kok"

Mingyu menggeleng, "bagiku belum. Sudahlah lanjut masak saja dan biarkan aku tetap memelukmu"

"Tapi Gyu-ya.."

"Daripada aku tak ke kantor sama sekali? Huh? Sudah diam!"

Wonwoo bisa saja sebenarnya mengomel balik, tapi jujur tubuhnya masih lemas dan kalaupun Ia marah hanya membuang-buang tenaganya. Jadi, Ia memilih diam dan membiarkan Mingyu seperti koala memeluk tubuhnya.

schwierig |meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang