Part 26

6.7K 289 5
                                    


Happy Reading

***

Saat rasa kantuk tak kunjung datang, padahal jam di dinding sudah mengarah ke angka 2 pagi, Alexa memutuskan untuk bangun dari sofa menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Langkah Alexa terhenti saat melewati ruang keluarga, sesuatu yang berbeda mengusik pandangannya.

Berjalan melewati sofa santai Alexa menggeser pintu kaca yang mengarah ke balkon. Dahinya berkerut kala manik coklatnya mendapati sesuatu yang berbeda.

Balkon yang biasanya hanya ada kursi gantung berwarna putih dengan meja kayu, kini berubah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Balkon yang biasanya hanya ada kursi gantung berwarna putih dengan meja kayu, kini berubah. Deretan lampu yang menggantung, sofa lebar yang sudah seperti ranjang dengan bantal berbagai ukuran, beberapa lilin dengan dua gelas berisi wine. Terlihat sangat romantis.

Ada sesuatu yang menarik perhatian Alexa selain segala hal tadi, sebuah kotak kaca yang berisi gelas dengan retakan yang cukup banyak ditambah beberapa mawar putih disekelilingnya, bunga favoritnya. Alexa berjalan mendekat dan meraih secarik kertas yang ada di atas kotak kaca, membuka dan membacanya.

I MISS YOU

"Aneh," batin Alexa.

Tangan Alexa meraih kotak kaca, mengangkatnya hingga sejajar dengan wajahnya. Memperhatikan dengan teliti yang ada di dalam kotak.

Bola matanya membulat kala isi kepalanya mengingat benda yang ada di dalamnya. Nafasnya tercekat dengan di ikuti detak jantung yang berpacu dengan cepat.

"Dia disini?" batin Alexa seraya meletakkan kembali kotak kaca itu ke tempat semula.

Dengan langkah cepat ia masuk kedalam Penthouse, menyalakan semua lampu disetiap ruangan. Berusaha mencari sesuatu yang mencurigakan namun hasilnya nihil. Tidak ada apapun atau siapapun yang mencurigakan di dalam Penthousenya.

"Bagaimana dia bisa masuk dengan membawa berbagai benda yang ukurannya saja tidak kecil? Penthouse ini menggunakan kode. Bagaimana dia melakukannya?" Batin Alexa.

Lelah tidak menemukan apapun, ia menuju dapur. Satu gelas air mineral tandas kala melewati tenggorokan Alexa. Setidaknya dengan segelas air, Alexa bisa sedikit menenangkan detak jantungnya yang tadi sempat berpacu dengan cepat. Deru nafasnya pun sudah kembali normal.

Dengan langkah gontai ia berjalan dari dapur, menaiki anak tangga menuju kamar, pikirannya berkelana tak menentu. Sesekali ia mengacak rambutnya hingga terlihat berantakan. Semua ini semakin membuatnya gila.

JASON ALEXA Where stories live. Discover now