Part 18

6.7K 338 4
                                    

Happy Reading

***

Tragedi yang menimpa pada putri semata wayangnya, membuat Daniel naik pitam. Hingga pada akhirnya, 12jam setelah tragedi itu....

Seorang pria paruh baya duduk di kursi pesakitan dengan tangan dan kaki terikat. Wajah yang penuh lebam dan beberapa bagian tubuh mengucurkan darah segar. Sudah 6 jam lebih ia disiksa namun masih bertahan dengan pendiriannya.

Daniel memasuki ruangan temaram, dimana cahaya lampu hanya menyorot tubuh tawanannya. Beberapa bodyguard yang berada di dalam ruangan langsung menghentikan penyiksaan, saat mengetahui tuan besarnya mendekati target.

Salah satu dari mereka menunduk pelan. "Maaf Tuan, dia masih belum mau bicara."

Tangan Daniel meraih pistol yang ada pada tangan bodyguard berbeda. Mengarahkan moncong pistol ke dahi sang target.

"Bagaimana kalau peluru ini menembus kepala mu?" desis Daniel.

"Cih! Aku lebih baik mati, daripada harus berkhianat pada bos ku," balas pria itu dengan meludahkan darah ke kaki Daniel.

"Baiklah, sepertinya kau sangat setia pada bos mu. Aku tidak akan menggunakan pistol ini." Daniel mengembalikan pada pemiliknya. "Aku tau kau punya anak perempuan."

"Aku percaya bos ku akan selalu melindungi keluargaku."

Seketika tawa Daniel mengelegar di seisi ruangan, membuat tawanannya sedikit heran.

"Kau sungguh percaya sekali dengan bos mu yang bodoh itu. Hahaha... "

"Apa maksud ucapanmu? "

Daniel memberi isyarat pada salah satu anak buahnya, untuk membuka tirai lipat yang berada di sisi barat ruangan.

Tawanan Daniel terbelalak, melihat apa yang ada di balik tirai itu.

Sebuah sekat kaca yang memisahkan dengan ruangan lain. Dimana ada ranjang besar di dalam ruangan itu. Nampak seorang gadis yang hanya menggunakan bra dan celana dalam tengah terduduk. Matanya di tutupi kain hitam, bibirnya di lakban. Kedua tangan yang di ikat dan kaki yang di rantai. Lebih parahnya di dalam sana juga ada 3 pria berbadan kekar yang hanya menggunakan celana dalam saja. Ya.. Gadis itu duduk di sebuah kursi dengan kepala tertunduk dan di kelilingi oleh ketiga pria tadi.

"Putriku," Lirih tawanan Daniel.

"Ya dia putrimu," Timpal Daniel.

"Apa yang kau lakukan pada putriku, brengsek?" teriak pria paruh baya yang tak lain adalah salah satu orang kepercayaan Jason.

"Seperti yang kau lihat. Bukankah kau bilang bos mu itu akan melindungi keluargamu. Mana buktinya?"

Melihat tawanannya tidak berdaya, Daniel terkekeh.

"Tenang saja, aku tidak akan membunuh putrimu, itu terlihat singkat. Jika kau masih bungkam, akan aku suruh mereka memperkosa putrimu secara bergilir di depan matamu, dan tanpa henti." Daniel menekankan pada kata terakhirnya. Sejujurnya Daniel tidak akan melakukan hal apapun pada gadis itu, mengingat bahwa dia juga memiliki seorang putri. Walau sudah di sia-siakan oleh pria sialan itu.

"Apa? Tidak. Tidak. Tolong jangan sakiti putriku. Apapun yang kau inginkan akan aku penuhi, asalkan kau bebaskan putriku." Panik pria baya itu.

Muncul seringai devil dari bibir Daniel.

"Jadi katakan, kapan pengirimannya dan kemana? Juga dimana gudang markasnya dan bagaimana sistem pertahanannya?"

"Apa jaminannya?"

JASON ALEXA Where stories live. Discover now