06. Aku Mencintaimu

10.5K 488 3
                                    


Sarada Pov

"Boruto.. " ucapku sendu menatapnya.
Dia menatapku tajam, prihatin atau yang lain? Baru kali ini aku tidak bisa membaca matanya. Padahal dia dulu sangat mudah di tebak.

Lalu shikadai datang ke sampingku dan membantuku berdiri. Tak lama kemudian yang lain datang menyusul cepat.

"Boruto.. "Ucap shikadai.

Boruto hanya menatap kami dengan hawa gelap, sedangkan kami tidak percaya melihat boruto mengerikan seperti ini. Boruto yang kami kenal adalah periang, lucu dan murah senyum. Tetapi sekarang dia berubah menjadi misterius, hawa gelap dan sinis.

"Jangan coba-coba kalian menghalangiku atau kalian akan mati."ucapnya datar membuat kami terkejut.

Dia benar-benar berubah total.

Lalu dia berjalan meninggalkan kami. Shikadai yang tidak mau membiarkan itu terjadi, dia langsung menarik lengan boruto.

"Boruto! Apa maksud dari semua ini?! Kau ingin mengkhianati kami? Apa arti dari persahabatan yang kita bangun dari kecil boruto!!?" tanya shikadai dengan suara lantangnya.

Boruto langsung menghempaskan tangannya ke belakang, dan membuat tangan shikadai terlepas dari tangannya.

"Persahabatan? Hah.. Kau masih percaya dengan hal yang menjijikkan itu?"

Deg!

Kami terkejut. Kami tidak pernah mengira dia akan mengatakan hal seperti itu. Dia benar-benar berubah kepada kami.

"Apa-apaan maksudmu itu boruto?!!!" teriak iwabe yang semenjak tadi menahan diri.

"Boruto.. Ada apa denganmu?!"tanya inojin.

"Jangan menghalangiku." ucapnya lalu ingin melangkah.

"Boruto-kun..  K-kenapa kau berubah? Kau yang membuat jalanku menjadi jalan ninja. Tetapi kenapa kau menjadi seperti ini, boruto-kun?"
Tanya denki pelan.

Boruto sedikit menoleh, lalu berkata.

"Apa peduliku?"

"Boruto-kun.. "Gumam sumire yang berada di dekat wasabi dan namida.

Lalu boruto melangkah lagi menjauhi kami. Aku berteriak.

"BORUTO!!" teriakku dapat menghentikan langkahnya.

Aku berjalan lalu menarik lengannya dan memukul pipinya.

Bugh!

Membuat cairan berwarna merah keluar dari sisi bibirnya. Dia diam dan tidak melawan dari perlakuanku.
Aku langsung menarik kerah jubahnya yang berwarna hitam dan mengepalnya.

"Kau!! Kenapa kau menjadi menyebalkan begini?! Kau.. Berubah! Kau jahat boruto! Kau sangat menyebalkan!!" teriakku dengan air mata mengalir.

Dia menggenggam pergelangan tanganku, dan menghempaskanku. Entah mengapa tenaganya yang begitu kuat dan membuatku terjatuh.

"Cih! Kageshibari no jutsu!"

Bayangan hitam shikadai langsung ingin mengikat boruto, tetapi dengan cepat boruto menghindar.

"Raiton : Hebi mikazhuci!"

Boruto menghindar, dan langsung dengan pukulanku.

"Shannaro!!" teriakku tetapi dia menghindar lagi.

Aneh, dia tidak melawan kami dan hanya menghindar saja.

Lalu sumire memanggil nue dan ingin mengikat boruto, tetapi tetap saja boruto dapat menghindar. Saat boruto menghindar dengan tanah yang ingin dia pijak, tiba-tiba pengikat bayangan ada di bawahnya.

"Kageshibari no jutsu!"

'Sial!'batin boruto.

Dan sekarang boruto tidak dapat bergerak karena pengikat bayangan shikadai.

"Inojin! Masukin pikirannya!"

"Shintensin no jutsu!"

Saat jutsu itu sebelum sampai pada mata boruto, boruto membuat kagebunshin dan menyerang mereka menggunakan katana. Sejak tadi boruto menahan diri, sedangkan sekarang ingin bertarung melawan temannya sendiri.

Kami tergores-gores dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah oleh katana boruto membuat kami lemah. Dan dia memanfaatkan chidori dan melemparkan serangan pada kami. Membuat kami terjatuh lemas. Dia sangat kuat dan membuat kami kewalahan. Teman-temanku terbaring, tetapi aku masih bertumpu pada kedua lutut yang ingin berdiri.

"..b-boruto.. " ucapku pelan.

Dia menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan. Aku maju perlahan-lahan ingin memeluknya. Tetapi apa yang kudapatkan?

Dia malah mencekikku dan membuat kakiku berjinjit. Aku terbatuk-batuk mengeluarkan darah. Lalu dia mengambil katananya dan ingin mengayunkannya padaku.

"BORUTO!!" teriakku sambil memejamkan mata.

Dia memberhentikan katananya tepat pada leherku. Aku membuka mata perlahan-lahan dan menemukan ekspresi wajahnya yang terkejut.

"Boruto... Kau tahu..? " tanyaku terbata-bata yang masih berada dalam cekikannya.

Dia masih dengan ekspresi menatapku intens, mata biru kanannya masih baik-baik saja. Hanya saja terlihat goresan mulai dari pengikat kepala ayahku yang masih dipakainya sampai pipi yang berkumis 2 itu.

Aku ingat sekali, dia terluka demi menyelamatkanku. Tapi sekarang dia malah melukaiku.

"..D-dulu.. Saat kau bertarung dengan iwabe, saat di akademi dulu... Uhuk.. Aku sangat mencemaskan soal dirimu.. Aku takut kau terluka dan aku takut terjadi apa-apa denganmu..
Dan saat kita berada di kirigakure.. Kau terluka parah bahkan tak sadarkan diri.. Kau... Ingat? Aku sangat mencemaskan soal dirimu, boruto.. Aku takut kau tidak bangun-bangun... Dan saat kau terluka saat penyerangan soal otsutsuki itu.. Uhuk... Aku khawatir.. dan takut.."

Boruto masih menatapku dengan intens.

"Menurutmu... Mengapa aku mengkhawatirkan dirimu sekali? Kau bahkan hampir membunuhku seperti sekarang? Tapi bukan itu yang sedang aku pikirkan.. Kau boleh membunuhku sekarang juga, tidak apa-apa... Asalkan sekali ini... Sajaa.. Dengarkan aku, aku ingin mengatakan.. Sesuatu.. " ucapku sambil membuat senyum tulus, padahal mulutku mengeluarkan darah.

"..."

".. Boruto.. Saat kita berada di atas patung pahatan nanadaime.. Kau mengatakan :"Jika kau menjadi hokage, aku akan menjadi tangan kananmu dan membantumu, dan melindungi dari segala apapun". Kau ingat? Saat itu aku merasa sangat bahagia.. Aku senang.. bisa dilindungi oleh orang yang sangat aku sayangi..
Pada saat kau menyelamatku dari kelompok orang berjubah hitam itu juga, kau rela... Mengorbankan mata kananmu tergores hanya untuk melindungiku, boruto.. K-kau memang menepati janjimu.. Tetapi, aku ingin kau melindungiku jangan sampai terluka begini.. "

"..."

"Apa kau tidak heran mengapa aku terlalu memikirkanmu? Uhuk.. Apa.. Kau tidak penasaran? Kau melindungiku terus dan membuatku tanpa sadar 'mencintaimu.. Boruto.. "

"..."

Aku melihat wajahnya dengan ekspresi terkejut. Jelas sekali.. Mengatakan hal seperti itu pada sahabatmu sendiri? Apa yang kau pikirkan sarada?

Dia masih posisi diam tetapi mulai mengendorkan tangannya dari leherku san melepaskannya. Membuatku seluasa berbatuk-batuk.

"Uhuk.. Uhuk uhuk.. "

Aku menatapnya dan berlari memeluknya.

Grep!
.
.
.
.
.
.

"Aku.. Mencintaimu.. "

*****


Bersambung!

Fate Of The Blue Eyed [Boruto:The Next Generation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang