Plan to Save Stephen

Beginne am Anfang
                                    

"Well, kemarin aku membaca kasus-kasusmu di blog milik John, pembunuhan berantai, teror, kau sangat menyukainya bukan?" Tony menatap mata Sherlock dibalik gambar-gambar hologram kecil transparan yang menghalangi keduanya.

Sherlock menampilkan wajah penuh tanya, "ini yang ingin kau bicarakan?"

"Kau bilang yang harus kita lakukan saat ini adalah menunggu, jadi, mungkin kau tertarik dengan ini sebagai selingan misimu," Tony menyentuh beberap file, kemudian terbuka laporan-laporan kasus dari file yang disentuhnya beserta dengan video dan foto-foto di dalamnya.

"Apa ini?"

"Pengeboman, teroris menurut orang-orang. Dia menyebut dirinya Mandarin. Sudah ada tiga pengeboman yang diketahui dunia, tapi sebenarnya ada sembilan," jelas Tony.

Sherlock memperhatikan setiap video yang ditampilkan.

"Modusnya seperti bom bunuh diri, tapi setelah bom itu meledak, tidak pernah ditemukan sepihan bom yang meledak di lokasi, dan... lihat ini," Tony menyentuh semua file laporan korban, menampilkannya di depan Sherlock, "enam korban, lima bayangan. Lima korban, empat bayangan. Bagaimana menurutmu, Sherlock?"

Tony melipat kedua tangannya, memperhatikan reaksi Sherlock, "kau tertarik?"

Sherlock hanya diam dan menyeringai, membaca setiap data yang ditampilkan oleh Jarvis.

"ya, sama-sama. Aku tahu kau akan tertarik," Tony tersenyum puas melihat Sherlock yang mulai tenggelem dalan dunianya sendiri.

Sherlock menggeram kesal ketika bunyi ponsel mengganggu dirinya yang sedang menenggelamkan diri pada kasus yang diberikan oleh Tony.

Terlebih ketika ia melihat nama Mycroft tertulis di layarnya.

Dengan setengah hati, Sherlock mengangkat panggilan dari Mycroft.

"Aku sangat sibuk, brother."

"Sherlock, kau tahu aku selalu mengawasimu, bukan?"

Sherlock menghela nafasnya malas, ia meletakkan ponselnya dan merubah mode panggilan menjadi loudspeaker, "terima kasih sudah diingatkan kembali."

"Sherlock, aku ingin memberi tahu sesuatu. Ini tentang jaringan Moriarty yang terakhir, Aldrich Killian."

Sherlock mengerutkan dahinya heran, "tidak biasanya kau memberiku informasi secara cuma-cuma."

"Aku yakin, kau sadar jika nyawa Stephen bisa saja terancam disini, dan dia sama sekali tidak mengerti apapun tentang masalah ini," Sherlock diam, ia mendengarkan dengan seksama apa yang akan disampaikan Mycroft. Tony mendekat pada Sherlock untuk ikut mendengarkan Mycroft.

Terdengar suara helaan nafas Mycroft sebelum ia melanjutkan ucapannya, "Kau tahu sedang terjadi teror di Amerika? Oke aku tidak memiliki hak apapun untuk menyelesaikan hal ini, ini urusan pemerintah Amerika. Tapi aku akan memberikan informasi ini padamu, karena kau tidak terikat. Dan mungkin kau bisa meminta bantuan pada kekasih Stephen."

Sherlock melirik wajah Tony yang terlihat terkejut karena kakak tertua si kembar mengetahui tentangnya. Tapi tentu saja, itu bukanlah hal sulit bagi Mycroft untuk mengetahui tentang Tony.

"Sherlock, teror Mandarin adalah ulah Aldrich Killian. Project Extermis, kau akan mengerti ketika tahu tentang itu."

Dengan segera Tony memerintahkan Jarvis untuk mencari segala hal tentang project extermis yang dimaksud oleh Mycroft.

"Pagi ini salah satu jaringan underground ku yang bekerja untuk Killian melaporkan sesuatu, penyerangan selanjutnya berhubungan dengan Dr. Otto Octavius di pertemuan himpunan dokter hari minggu ini di utara New York."

Sherlock tetap mendengarkan Mycroft dengan mata yang melihat rekaman-rekaman tentang project extermis.

"Stephen, dia akan disana minggu ini," gumam Sherlock.

"Ya, itu poinnya!"

Sherlock menatap Tony yang cukup terlihat tegang, "jangan biarkan dia pergi."

Tony menatap nanar pada hasil pencarian Jarvis tentang project extermis. Bomnya bukan lah sebuah bom. Killian memperalat manusia untuk menjadikannya bahan peledak.

"Siapa itu?"

"Itu Tony, kau tahu dia siapa! Aku tutup, terima kasih infomasinya, Mycroft."

Hening melingkupi mereka untuk beberapa saat, hanya terdengar suara dari video yang sedang ditampilkan Jarvis.

"Tidak. Dia tidak akan mau. Dia akan menjadi pembicara disana."

Tony memijat pelipisnya. Tony yakin, setelah ini dirinya tidak akan bisa tidur sampai ia bisa memastikan Stephen dalam keadaan aman.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Kita akan mengikutinya, mencegah pengeboman yang akan dilakukan, menyelamatkan Stephen sebelum hal itu terjadi. Jika kita mencegah Stephen untuk pergi, akan ada saat lain mereka melakukan itu lagi," ujar Sherlock final.

Tony mengangguk paham, otak geniusnya terasa buntu untuk saat ini. Yang bisa ia pikirkan sekarang hanyalah sebuah pertanyaan, bagaimana cara menyelamatkan Stephen?, tanpa mengetahui bagaimana caranya.

Saat ini Tony menaruh kepercayaan penuh pada Sherlock untuk keselamatan Stephen. Menurut Tony, Sherlock lebih handal dan memiliki lebih banyak pengalaman dalam menangani kasus teror seperti ini.

•••

Yooho, 8/16 chapter 😃

My Life Purpose (IronStrange JohnLock)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt