34

6.6K 748 290
                                    

Segala bentuk typo dan teman-temannya, tolong di maklumi.

Happy reading all...

Jangan lupa spam komen dan vote kalo mau fast update terus wkwk

Jangan lupa spam komen!!

⚠WARNING⚠
HARDWORDS⛔
RATED🔞


LOVE A GAY

Jungkook mengerang dalam tidurnya, efek alkohol yang ia minum kemarin membuat efek pening pada kepala-nya. Pria itu mengusap wajahnya yang kusam dan menutup kedua matanya dengan lengan saat sinar matahari menerobos masuk kedalam celah kamarnya.

"Yerim! Sayang, tutup gordyn nya, aku masih mau tidur." Seru Jungkook dengan nada serak.

Namun ia tidak mendapat jawaban apapun dari istrinya itu. Jungkook kembali mengerang dan meraba sisi sebelahnya dan kosong. Ia tidak mendapati Yerim disebelahnya. Padahal istrinya itu selalu berada disisi nya kalau ia baru bangun tidur.

Dengan malas Jungkook membuka kedua matanya yang masih berat. Pria itu menoleh ke sisi sampingnya dan benar tidak mendapati istrinya dimana-mana. Bahkan saat Jungkook berteriak dengan sagat keras pun, Yerim tidak memunculkan batang hidungnya.

Jungkook mengusap wajahnya frustasi. Pria itu menyingkirkan selimut dan berniat untuk beranjak dari ranjang, namun gerakannya terhenti saat menyadari kalau dirinya dalam keadaan polos tak berpakaian.

Pria itu termenung dalam diam, mengingat apa saja yang ia lakukan semalam. Kedua matanya melebar sesaat setelah ia mengingat bagaimana brutal dan kejamnya ia saat menyiksa sang istri semalam.

"Sialan! Apa yang sudah kulakukan." Jungkook mengerang frustasi.

Pria itu tak sadar sudah menyakiti Yerim karena tersulut api emosi. Jungkook tidak tau kalau semalam dirinya kembali berubah menjadi sosok menyeramkan dan menyakiti istrinya habis-habisan.

Padahal niatnya ingin meluruskan masalah dan menyelesaikannya dengan baik-baik. Tapi apa daya kalau emosi sudah merusak segalanya. Bahkan Jungkook ingat dengan jelas bagaimana dirinya menyiksa Yerim dengan sangat kejam.

"Aku ini memang penyakitan. Bodoh. Aku bodoh karena sudah membuat obat penenangku tersakiti. Sialan, ini semua gara-gara Lee Taeyong. Dia harus cepat-cepat ku singkirkan."

Jungkook beranjak dari ranjangnya dan berjalan ke arah kamar mandi guna membersihkan tubuhnya. Hari ini juga Jungkook harus menemui Lee Taeyong dan menghabisi nyawa pria itu sampai tidak berbekas.

Nenek Kim dengan prihatin mengobati luka-luka memar pada tubuh cucu nya. Dengan telaten dan sesekali memberi nasihat kepada cucu nya dan mengumpati kelauan buruk nan biadab Jeon Jungkook.

"Kenapa kau tidak berteriak minta tolong saat Jeon Jungkook menarikmu dengan paksa, eoh? Seharusnya kau melawannya saja. Kau tau, nenek sudah benar-benar membenci pria itu sekarang." Ujar nenek Kim tersirat nada benci disetiap ucapannya.

Yerim hanya diam. Wanita itu bersyukur kalau dirinya masih bisa pergi sebelum suaminya bangun. Yerim lebih bersyukur lagi saat tau kalau janinnya baik-baik saja setelah apa yang dilakukan suaminya semalam.

"Kalau tau Jeon Jungkook memiliki banyak kekurangan seperti itu, nenek tidak akan pernah merestuimu menikah dengan dia. Kalau akhirnya hanya akan membuatmu menderita."

"Nek, hentikan. Nenek tau kalau kekuatanku sudah tidak sekuat dulu semenjak aku hamil. Nenek jelas tau kenapa aku tidak bisa melawan saat Jungkook memaksaku. Aku tidak ingin ingat tentang itu lagi. Nenek menyuruhku untuk melupakan Jeon Jungkook, kan? Maka aku akan menuruti kemauan nenek.

-Silahkan urus surat ceraiku dengan Jeon Jungkook. Dan tolong jangan katakan apapun pada nenek Jeon, termasuk kelainan yang dialami oleh Jungkook. Biarkan itu tetap menjadi rahasia." Ujar Yerim tak terbantahkan.

Nenek Kim menghela nafas pasrah. Ia mengerti dengan apa yang dirasakan oleh cucu nya saat ini. Beliau tidak tau kalau ternyata keputusannya untuk menikahkan Yerim dengan Jeon Jungkook mengakibatkan kesalahan terbesar.

"Nenek akan menghubungi salah satu suruhan keluarga Jeon dan menitipkan surat cerai yang sudah kau tandatangani." Ujarnya.

"Jangan khawatir, Yerm-ah. Anakmu akan tetap bahagia walau tak punya ayah sekalipun. Nenek masih cukup sanggup untuk menjagamu dan anakmu. Kau tidak membutuhkan pria brengsek untuk menghidupimu." Ujar nenek Kim sebelum keluar dari kamar cucu nya.

Yerim menarik selimutnya dan memiringkan tubuhnya menghadap jendela kamarnya. Air mata tetap turun walau ia sudah berusaha untuk menahannya. Kilasan-kilasan kejadian semalam membuat hati nya kembali tersengat.

Luka yang ditorehkan Jungkook sebelumnya belum benar-benar sembuh, dan kini pria itu memberikannya luka baru. Luka yang lebih perih dan mungkin tidak akan sembuh dalam waktu cepat.

"Aku salah telah nekat bermain dengan hati, kalau tau akan seperti ini, aku tidak akan bermain dengan melibatkan perasaan. Aku seharusnya sadar kalau Jeon Jungkook bukanlah pria normal yang bisa mencintai wanita tanpa kekerasan." Gumam Yerim.

Wanita itu benar-benar merutuki kemalangan nasibnya. Andaikan saat itu dirinya tidak memergoki Jungkook dan kekasih gay nya sedang melakukan sesuatu, pasti dirinya tidak akan terlibat apapun dengan Jeon Jungkook.

Tapi ini juga kesalahannya, kenapa saat itu ia tergiur dengan iming-iming yang diberikan oleh Jungkook tentang pekerjaan di perusahaannya. Hanya karena dirinya terobsesi ingin menjadi pembuat games, dan kebetulan Jungkook adalah pemilik perusahaan games paling terkenal di Korea.

"Lupakan, Yerim-ah! Sebentar lagi semuanya akan berakhir, setelah ini kau tidak akan memiliki hubungan apapun dengan Jeon Jungkook. Kau tidak kehilangan apapun, ada bayi mu yang akan membahagiakan mu." Ucap Yerim menyemangati dirinya sendiri.




.

.

.


SEBAGIAN PART DI UN-PUB .

JIKA INGIN BACA KESELURUHAN CERITA BISA ORDER E-BOOK NYA.

ORDER E-BOOK : 085319382024 (whatsapp) 

[2] Love A Gay [M]✔Where stories live. Discover now