part 12 : Pe-perasaan

1.8K 85 2
                                    

Bapak Jarwo tersenyum lembut, "anak bapak namanya Dimas, sedikit pendiem sih. Tapi dia anak yang baik."

Tunggu sebentar, rasanya nama itu familier-lebih tepatnya nama itu langsung menjurus satu orang di kepala Alexa, namun benaknya masih tidak yakin siapakah dimas yang dimaksud. Bukankah nama Dimas ada banyak? Dan siapa pula yang mau dijodohkan begitu saja? Alexa sudah berkomitmen tidak akan menikah sebelum lulus kuliah entah itu S berapa. Tetapi Alexa juga penasaran, siapa Dimas yang dimaksud bapak ini-jujur saja ia ingin tau praduganya ini salah ataukah memang dunia ini begitu sempit.

"Namanya mirip nama temen saya pak, hehehe." begitu responnya. Mau bagaimana lagi, Alexa tidak tau harus mengatakan apapun lagi.

Senyuman tulus kembali terukir di wajah pak Jarwo. Iris Hitamnya menilik seragam Alexa-melihat lambang BE yang ditulis besar-besar dalam seragam bagian lengan kanannya, kemudian ia kembali menatap Alexa.

"Kamu sekolah di Bixbite ya? Anak saya juga sekolah di Bixbite."

Deg! Kini ia dihantui rasa penasaran dari sosok "Dimas" yang pak Jarwo maksud. Kini, rasa ingin mencecari pak Jarwo tidak dapat terbendung. Salahkan saja sifat kepo dari lahirnya yang tidak bisa diubah.

"Kalau boleh tahu, nama lengkap anak bapak siapa ya?" tanya Alexa hati-hati, bahkan penajaman telinganya ia buat lebih fokus.

Tatapan bapak Jarwo berubah, bisa dideskripsikan bahwa ia sedikit terkejut mendengar apa yang dikatakan Alexa-bukankah ia tadi hanya becanda menawari bahwa Alexa dijodohkan dengan Dimas atau malah gadis ini serius dengan ucapannya. Aissh, anak muda sekarang selalu terburu-buru, begitulah pikir pria paruh baya itu. Bapak Jarwo mengeluarkan dompetnya, lalu menunjukan foto seorang siswa dengan rambut hitam, kacamata dan tatapan datar khasnya.

"Namanya Dimas Febrian, dia sekolah di Bixbite tahun kedua." setelah mengucapkan itu, Alexa memekik dalam hati. Kebenarannya tidak salah, intuisi-nya sulit sekali salah, dan ia membenci itu.

Ternyata pak Jarwo ini bapak dari si sekretaris misterius yang selalu di samping Leon. Ugh, dari mana tatapan tajam itu berasal. Setidaknya pak Jarwo lebih baik karena bisa menatap seorang gadis lembut, tidak seperti anaknya, yang mempermalukan Alexa hingga ia ge-er sendiri. Dimas menyebalkan, dan itu membuatnya penasaran.

"Bapak, apakah anak bapak itu OSIS? Kalo iya, saya baru ketemu dia, ya ampun, pak! Kebetulan banget yah!" Alexa heboh sendiri. Ia memberi jeda untuk bernafas, lalu Ia kembali membuka mulutnya. "Dia memang pendiam sih orangnya, matanya juga agak 'beda'."

Pak Jarwo terkekeh pelan, hal itu sepertinya memang benar. Bahkan orang yang pertama kali melihatnya pun langsung bisa menilai putranya. Mereka berdua memang mirip seperti pinang dibelah dua. Setelah puas tertawa, pria itu mulai bercerita. Alexa senang bahwa pak Jarwo ingin menceritakan tanpa Alexa suruh. Oke, maafkan sifat keponya yang tidak bisa dibendung.

"Tatapannya emang gitu dari kecil, tapi dia lucu kok waktu kecil. Banyak anak yang nangis karena matanya seram, kacamata yang dia pakai tidak min ataupun plus. Kacamata itu semata-mata buat nutupin matanya yang serem." ada jeda disana sebelum pak Jarwo melanjutkan dengan mata berbinar-binar.

"Saya rasa, mata itu bukan berasal dari saya, atau istri saya. Bisa jadi dari kakeknya," tutur pak Jarwo terkekeh pelan, Alexa ikut terkekeh.

Ia berpamitan untuk mengambil minum lalu menuangkannya pada cangkir kesukaannya, lalu kembali duduk. Bersiap mendengarkan cerita lebih lama lagi. Namun dering dari kantung rok abu-abu Alexa membuat gadis itu berdecak kesal, ia lupa mematikan mode suara menjadi hening. Karena Rey terus saja menyuruh "Jangan silent hape lo, tau sendiri kalo lo budek."

Alexa membuka benda hitam sederhana itu, ia membaca siapa pengirimnya dan terkejut ketika nomor asing tertera disana-sebenarnya tidak terlalu asing karena nomor ini pernah mengirim pesan sekitar empat hari yang lalu. Menyuruhnya pergi ke cafe Rose dekat sekolah, jam sebelas malam.

The Jerk (Yandere)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang